Sissy

274 7 0
                                    

(di part ini, akan muncul karakter  baru.. cowok,ganteng pastinyaa.. daaan dalam bayanganku, dia kayak Immanuel Cesar Hito.. kebayang kan gimana orangnyaa??)

(tetep setia untuk terus baca Kembali Untukmu yaa..)

||||||

"Saat ini aku tak punya rasa takut lagi, karena ketakutan terbesarku adalah kehilangan kamu, dan itu telah terjadi.."

Sudah lebih dari Satu tahun waktu berlalu. Mungkin untuk sebagian orang menganggap satu tahun waktu yang sangat singkat. Namun bagiku, satu tahun ini waktu yang begitu menyakitkan.

Digo yang sama sekali tak pernah memberikan kabar membuatku terpaksa menjalani hari-hariku dengan penuh kepalsuan. Mencoba untuk bahagia diatas perasaan sedihku sendiri.

Hanya Nayla yang terkadang membuatku lupa dengan kesedihan hatiku dan membuat hariku lebih berwarna.

Hampir setiap hari kuhabiskan waktuku untuk homeschooling dan menyambangi butik mamaku yang ditinggalnya ke luar negeri mengikuti papa. Itu semua kulakukan hanya untuk mengalihkan pikiranku terhadap Digo.

Namun semuanya sia-sia, hingga detik ini aku masih tetap memikirkannya. Memikirkan keadaannya, bagaimana kehidupan dia setelah aku pergi. Apakah sama terpuruknya sepertiku atau biasa saja layaknya tak kehilangan siapapun.

Dia bilang dalam pesannya suatu waktu kita akan bertemu, tapi kapan waktu yang ia katakan itu. Kadang aku ingin menyerah tak ingin menunggu dan melupakan sosoknya, namun aku tak sanggup. Justru perasaan tak ingin kehilangan ini semakin dalam.

_ _ _ _ _

Kota Paris kini tengah memasuki musim dingin, namun cuacanya masih bisa bersahabat bagi yang ingin berjalan-jalan di luar.

Aku mengisi liburanku dengan menghibur diri disini menemani Tristan yang sedang sibuk menyelesaikan studinya. Sedangkan aku telah lulus dengan nilai yang begitu memuaskan dan saat ini aku masih menimbang-nimbang akan memutuskan dimana aku akan meneruskan sekolahku.

_ _ _ _ _

Pagi ini aku menikmati secangkir coklat panas di taman belakang rumah dimana Tristan tinggal selama di Paris.

"Pagii.." sapa Tristan.

"Pagi.." jawabku dengan senyum.
"Kakak mau coklat panas?" tanyaku.

"Boleeh.."

"Bentar aku ambilin.."

"Okee.."

"Nihh.." beberapa saat aku kembali membawa secangkir coklat panas untuk Tristan.

"Tanks.."

"Kakak nggak ngampus?"

"Iya, ini juga sebenernya mau ngampus.. Kakak minta maaf ya, belum bisa nemenin kamu jalan-jalan.."

"Nggak pa pa kok.. Kakak gak usah mikirin akuu.."

"Hm, tenang aja..ntar kalo kakak free kakak janji bakalan ngajak kamu jalan-jalan.. Yaa"

"Iyaa..kakak tu gak usah mikirin aku duluu,itu bisa kapan2 kaan.. ya udah sana kakak berangkat.."

"Oke deeeh.. Hati hati yaa dirumah, makasih coklat panasnya.." kata Tristan sambil mengusap usap rambutku.

"Iyaa sama sama.." balasku dengan senyum.

Aku sangat menyayangi Tristan sebagai seorang kakak yang selalu melindungiku, apapun dia lakukan untukku. Bahkan dia pernah rela putus dari pacarnya demi aku.

Kembali UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang