Sissy

289 13 0
                                    

Kembali berhubungan baik dengan Digo membuat hari-hariku kembali berwarna.

Sehari saja tanpa senyuman Digo, membuat hatiku gelisah. Tapi syukurlah, aku senang semua kembali seperti semula karena Digo meminta maaf padaku.

Malam ini akan ada acara besar di sekolah, dan entah kenapa rasanya tidak sabar untuk pergi kesana apalagi bersama Digo.

Sayangnya, aku sedang dirundung kebingungan sekarang. Bagaimana tidak, di acara sebesar itu pastinya semua siswa akan datang dengan gaun dan dandanan terbaiknya. Sedangkan aku, bingung harus berdandan seperti apa. Andaikan saja ada Nayla, pasti aku tidak akan mengeluh seperti saat ini.

"Nay, aku butuh kamuu..." gumamku.

"Bukk.."
Kujatuhkan tubuhku di atas ranjang, dan menengadah ke langit-langit kamar.
Tiba-tiba terlintas di otakku tentan Nayla. Tentang bagaimana cara dia berdandan setiap akan datang ke acara ultah teman sekelas kita.

Aku beranjak dari ranjangku, lalu duduk dimeja rias. Kuambil make up seadanya yang kupunya,yang sangat jarang sekali kupakai. Bisa punya make up ini saja itu karena paksaan Nayla. Dia bilang gerah jika hanya melihatku dengan bedak dan lipbalm saja.

Setelah bersusah payah kini telah ku aplikasikan semua makeup ku, terakhir ku poleskan lipstik di bibir. Tak sia-sia selama ini aku selalu memperhatikan Nayla saat berdandan jika akan mengajaknya pergi.

Terakhir kukeluarkan beberapa gaun simpel milikku dari lemari. Pilihanku jatuh pada gaun warna hitam polos pemberian dari mama. Kupakai heels hitamku, Lalu berputar di depan kaca memandangi diriku sendiri. Baru kali ini aku merasa menjadi Sissy yang berbeda, Sissy yang lumayan anggun.

"Tok tok tok.."suara nyaring pintu kamarku.

"Masuuk.."

"Mbak, sudah ditunggu mas Digo di depan.."kata mbok Sumi sambil masuk ke kamarku.

"Iya mbok, sebentar lagi saya keluar.." aku masih berputar-putat di depan kaca.
Di belakangku mbok Sumi terlihat memperhatikanku.

"Waaah mbak Sissy cantik sekaliii.. Mas Digo pasti pangkling nanti kalo lihat mbak Sissy.."pujinya.

"Simbok bisa aja..saya kan jadi maluu"

"Wong cantik kok maluu.."

"Hmm makasih mbok, ya udah kita keluar yuk.."ajakku sambil tak lupa menyambar tas yang sudah kupersiapkan.

Aku bergegas keluar mencari Digo takut dia marah karena terlslu lama menungguku.

_ _ _ _ _

"Wooow cantik banget kamu Si.." seru Galang yang bersandar di pintu luar rumah.

Mendengar ucapan Galang Digo segera mengarahkan pandangannya padaku.

"Kak Galang jangan bilang gitu doong.. Aku kan jadi maluuu.." kataku sambil menunduk malu.

"Eh beneraaan, kamu beda banget kalo dandan kayak gitu.. cantik,beneran deh gak bohong.. Tuh Digo aja sampe nggak kedip ngelihat kamu.." jawab Galang.

Dan memang benar, Digo tak berekspresi apa-apa. Dia hanya terdiam memandangku dari kaki sampai ujung kepalaku. Aku jadi bertambah malu melihat ekspresi Digo yang seperti itu.

Tak bisa kupungkiri, akupun sempat terpana sesaat melihat penampilan Digo malam ini. Rambutnya yang disisir rapi, dan jas hitam yg kurasa membuatnya terlihat tampan dari Digo yg biasanya acuh dengan penampilan. Ini membuat aku dan dia terdiam saling memandang.

"Woey,,bengong aja loe..kenapaa gak bisa bilang jujur kalo malem ini Sissy cantik..ya kaaan?" goda Galang pada Digo.

"Apaan sih..biasa aja kalii.." jawab Digo.

Kembali UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang