Digo

473 23 0
                                    

Ku urungkan niatku untuk sarapan, dan memutuskan untuk segera pergi menyusul Jordan.Karena ini hari terakhir libur jadi aku akan puaskan hari ini untuk futsal.

"Gak sarapan dulu loe? Udah disiapin simbok tuh" Tanya Galang padaku.

Galang adalah kakak tiriku,anak dari wanita bernama Shinta yang menikah dengan papaku sebelas tahun silam. Aku lebih suka memanggil Galang dengan sebutan abang.

"Nggak bang, mau futsal dulu.. mau ikut gak?"

"Nggak deh, abang mau nyuci mobil aja.." katanya menolak ajakanku.

"Yaudah, ,"

"Eh tunggu2, loe yakin mau futsal?" Galang mencegahku.

"Kenapa?"

"ngaco loe.. futsal pake kostum kaya gini? kaos, kemeja, celana jeans, kacamata, apalagi ini nih kupluk, kayak penjaga filla aja loe" ucap Galang terheran-heran dengan penampilanku pagi ini.

Entahlah mungkin karena aku terus-menerus memikirkan nama Om Fadli,dan bayangan masa laluku yang mondar-mandir di otakku, hingga harus bertingkah aneh dengan kostum seperti ini.

"Bodo amat, cabut dulu yaa.."
Ku starter Ninja merahku dan Tak ku hiraukan lagi kata2 Galang. kutinggalkan saja dia yang masih menahan tawanya.

Aku dan Galang memang berbeda, orang bilang aku lebih dingin tak seperti Galang yang lebih ramah dan murah senyum, tapi terserahlah apa kata mereka.

Bisa menerima keberadaan Galang dan ibunya di tengah-tengah kehidupanku saja butuh waktu bertahun-tahun untukku. Bahkan sampai saat ini aku masih merasa canggung memanggil tante Shinta dengan sebutan mama.

Sekarang aku memang sudah lama akrab dengan Galang tak secanggung dulu, bagaimana tidak jika papa dan mama Shinta terlalu sering meninggalkan kita di rumah yg cukup besar ini hanya berdua bersama mbok Sumi asisten rumah tangga dan pengasuhku sejak kecil, dan secara otomatis mau tidak mau aku dan Galang harus saling melengkapi satu sama lain.

_ _ _ _ _ _

Markas Futsal

"Eh ada Digo tuuuh.."
"Manaaa"
"Ituuu.."
"Kok dia gak ikut main siih?"
Terdengar cewek2 yg sering datang memberi support disini dan para pacar2 temanku itu berbisik-bisik meyebutkan namaku, membuatku malas mendengarnya.

Jordan terlihat sudah sibuk di lapangan sedang mengejar-ngejar bola bersama pemain lain.

Aku hanya memperhatikannya dari kursi penonton, rasanya aku ingin mengomentari cara main Jordan yang menurutku ahh.. sangat payah.

Beberapa saat kemudian Jordan menghampiriku,dan mengajakku ikut bermain tapi kutolak dengan nada malas.

"Nggak ah, gue di sini aja"

Jordan mungkin merasa ada yang aneh denganku sehingga dia ikut duduk disampingku.

"Loe kenapa sih,gue yakin loe pasti ada masalah kan?"

"Gak pa2 udah sana loe main aja.."

"Yakin loe gpp?"

"Iyaa.."

"Jangan2 loe mikirin masalah cewek ya?"

"Ahh sotoy loe"

Jordan pun kembali berlari ke lapangan meninggalkanku.

_ _ _ _ _ _

Kupikir lama-lama bosan juga cuma duduk2 di sini dan melihat cewek2 itu membicarakanku, akhirnya ku putuskan untuk ganti baju dan masuk lapangan.

"Gitu donk, gue kan jadi ada temen maen kalo kayak gini.." ucap Jordan kegirangan.

"Cara maen loe payah sih,gue jadi gedek liatnya.."

"Sialan loe.."
Jordan memukul pelan lenganku seperti biasa, dan hanya kubalas dengan tawa.

Dua jam pun berlalu, sudah cukup untukkkan melupakan masalah semalam. Dan Sekarang baru kurasakan lelah dan kaku pada otot-otot tubuhku.

_ _ _ _ _

"Gue duluan yaa.."

"Oke bro.."

Aku dan Jordan berpisah diparkiran. Tiba-tiba ponselku berdering. Telepon dari Galang rupanya.

"Da apa bang?"

"Bokap semalem gak ngabarin apa2 ya ke loe? Gue coba telfon tapi nomernya mati"

"Oh iya bang sorry gue lupa bilang, semalem katanya bokap pulang 2 ato 3hari lagi" kataku sambil menggaruk-garuk kepalaku yg tak gatal itu.

"Ya udah kalo gitu,jadi gue gak perlu jemput.. Gue langsung ke kampus yaa" Galang langsung saja mematikan telfonnya.

Ku pakai helm dan segera kulajukan motorku, di jalan masih sempat-sempatnya nama om Fadli melintas di pikiranku.

"Ngapain ya papa balik kerja bareng sama om Fadli lagi, bukannya udah lama banget mereka gak saling ketemu, trus darimana papa dapet alamat Barunya" tanyaku dalam hati.

_ _ _ _ _ _

Kamar

Kubuka pintu kamarku, kurasakan hawa sejuk dari pendingin ruangan yang tak kumatikan sejak pagi hingga siang ini membuatku sedikit agak lega.

"Buk,,"

Kuhempaskan tubuhku dengan satu sentakan agak keras di sofa merah dekat jendela dan ku lempar tas ku begitu saja ke lantai.

"Haahh.. Capeeek"

Kupejamkan mataku sebentar, sudah cukup untuk hari ini aku menyibukkan diri

Kudengar getaran ponselku dari dalam tas, aku mencoba mengabaikannya namun ponselku tak berhenti bergetar.

"Astaga..Oke..oke.. Gue angkat"

Akhirnya aku menyerah, kuambil benda berisik itu dengan kesal dan ku tekan tombol hijau tanpa melihat name callnya.

"Hallo..siapa nih ganggu aja?" ucapku dengan lantang.

"Gak tau apa gue lagi gak mau diganggu" gerutuku dalam hati.

"Digo ini aku, Angel.."
"Oh,,Ada apa?"
"Kamu sibuk gak?"
"Lumayan"
"Tadi aku nonton kamu lho main futsal.."
"Makasih"
"Kita makan siang yuk, aku jemput yaa.."
"Sorry gue capek,gak bisa"
"Tapi..."
"Udah yaa,gue capek"
"Tunggu2 Jangan ditutup dulu Digo,Digooo..."

"Dia lagi, dia lagi.." aku menggerutu dalam hati.

Angel adalah teman sekolahku,tapi kita berbeda kelas. Dia sering mengajakku nonton tapi selalu kutolak. Dan terkadang diam2 membayarkan makanan yg kubeli dikantin atau membawakanku bekal yg selalu dimakan Jordan.

Kulempar keras ponselku ke tempat tidur. Aku kembali duduk di sofa sambil mengepal kepalaku yang terasa pusing. Aku kembali mengingat Sissy.

"Sissy..?? Apa gue mesti nginget dia lagi? Kenapa setelah bertahun-tahun menghilang sekarang dia harus muncul lagi di sini??" tanyaku dalam hati sambil menunjuk dahiku sendiri.

"Arrrrgh...!! " teriakku sekencang- kencangnya sambil mengacak-acak rambutku.

Aku beranjak dari sofa, ku ambil handuk yg tersampir ditempatnya. Aku menuju kamar mandi berukuran 4x3m, ku buka kaos hitamku yang sudah lengket karena keringat. Ku hidupkan shower lalu mandi dibawahnya, dingin,segar dan tenang..

"Kau terindah membuatku terpana.. "

Kunyanyikan lagu ciptaanku, biar aku dan dinding2 kamar mandi ini saja yang mendengarnya. Paling tidak hanya suara berisiknya air shower yg terdengar memprotesku. Tak apa, yg penting senangkan diri sendiri itu lebih baik.

Segar dan dingin seperti sore ini yang mendung, hawanya lumayan dingin. Mungkin Jogja akan diguyur hujan sebentar lagi.

Next??? Like nya yaa... Jangan lupaa..

Kembali UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang