Malam ini aku sempat berdansa dengan Digo.
Romantis bukan..?
Jika semua berdansa dengan kekasih mereka aku pun bisa walaupun hanya dengan Digo, sahabatku. Dan ini lebih menyenangkan.
"Dansa sama gue yuk.." ajaKnya.
Aku tersenyum, karena ini terlihat konyol. kuterima ajakan Digo dengan menyambut uluran tangannya.
Kulingkarkan tanganku di pundaknya dan kedua tangan Digo mendarat dipinggangku.
"Si.."
"Ya?"
"Loe cantik malem ini.."pujinya dengan berbisik ditelingaku.
"Cuma hari ini?"tanyaku.
"Yaa sahabat gue yg satu ini sih dari dulu emang cantik, tapi malem iniii agak beda.."jawabnya.
"Bisa aja.. Aku dari dulu emang cantik tau'..kamu aja yg baru nyadar.. Kamu juga ganteng malam ini.."bisikku lagi.
"Wah kalo gue gak perlu diragukan lagi gantengnyaa.."
"Idiiih PD banget..baru dipuji bentar udah ngelunjak.." kataku sambil mencubit pinggangnya karena gemas.
Tiba-tiba Digo memberitahuku jika dia mendengar ponselku berdering.
"Eh HP loe bunyi tuh kayaknya.." katanya.
"Bentar ya aku angkat dulu.."
Kuambil ponsel yang kuletakkan di atas meja.
Digo mengikutiku dan kembali duduk dimeja kami.
"Dari siapa?"tanya Digo.
"Telpon dari Nayla, tapi keburu dimatiin..eh ada SMS juga dari dia.."
"Apa katanya?"
"Nayla,dia kesini Digoo..Nayla disini.. Dia lagi diseberang jalan.." kataku yang bersemangat mendengar kedatangan Nayla.
"Si tungguu.." Digo mencegahku.
Tak kupedulikan lagi ucapan Digo. Aku berlari mencari keberadaan Nayla dan Digo terus mengikutiku sampai ke seberang jalan.
"Naylaaaa...aku kangen banget sama kamu.."
Aku dan Nayla pun berpelukan melepas rindu."Aku juga kangen sama kamu Sii.."
"Kamu kok bisa sampe sini?" tanyaku.
"Ceritanya panjang, tadi tu aku kerumahnya Digo trus kakaknya bilang kalian ada disini..trus aku langsung kesini aja.." jelas Nayla.
"Kenapa nunggu di sini.."tanyaku lagi.
"Tadinya juga aku mau masuk cari kamu, tapi satpamnya gak boleh.. Yaudah aku tunggu kamu disini deh.. Eh itu Digo ya?"
"Iya, itu Digo.." kataku.
Nayla memberikan senyum pada Digo dan mereka pun berkenalan.
"Hey Digo, aku Nayla.." kata Nayla memperkenalkan diri.
"Hey..gue Digo.." jawabnya.
"Kamu sendirian kesini?" tanyaku lagi pada Nayla.
Belum sempat Nayla menjawab pertanyaanku, tiba-tiba aku melihat seorang pria turun muncul dan aku sangat mengenali pria itu.
Tanpa pikir panjang aku berlari menghambur ke pelukan Tristan yang sudah merentangkan lebar-lebar kedua tangannya.
"Tristaaaan.." teriakku.
"Aku kangen banget sama kakak.." kupeluk tubuh Tristan seerat mungkin.
"Kakak juga kangen kamuu.."
"Kakak kok bisa sama Nayla?" tanyaku.
Tiba-tiba aku mendengar Nayla yang menegur Digo. Entah apa yang terjadi pada Digo sehingga dia meninggalkanku begitu saja. Mungkin Digo salah paham, sebab aku belum sempat memperkenalkan Tristan padanya.
"Eh Digo mau kemana.." tanya Nayla pada Digo.
Digo hanya diam dan terus berjalan.
"Digo tungguu.. Digoo.." teriakku memanggilnya.
"Gue mau pulaang.." jawabnya sambil berlari menyeberang jalan.
Dari nada suaranya aku tau persis jika dia pasti sedang marah.
"Tungguu aku jelasiiin.. Digoo.."
"Sissy awaaaas...."
Karena terlalu panik akan Digo, aku tak memperdulikan keadaan sekitar. Bahkan aku menyeberang jalan begitu saja.Dari ujung jalan aku melihat sorotan lampu mobil yang begitu terang dan suara klaksonnya yang keras. Tiba-tiba mobil itu semakin dekat denganku dan semua terjadi begitu saja dan aku tak sempat menghindarinya.
Nayla dan Tristan sempat mencegahku tapi semuanya terlambat.
"Sissyyyyy..........!!!"
Suara Nayla begitu nyaring memanggil namaku. Aku tak bisa bergerak. Yang kurasakan hanya sakit yang amat sangat disekujur tubuhku.
"Toloooong....."
"Si..kakak mohon kamu bertahan yaa.."
Kudengar suara Tristan yang menguatkanku dan Nayla yang terisak menangis di samping Tristan."Sa..kit Tris..tan " hanya itu yang keluar dari mulutku dengan terbata.
"Bertahan Sissy, Aku mohoon.." kata Nayla sambil terisak.
"Kakak tau kamu kuat Sissy.. Kakak mohooon.."
Terakhir masih kurasakan hangat tubuh Tristan yang mendekapku dan juga isakan tangisnya. Aku ingin sekali bertahan demi mereka, tapi ini terlalu sakit.Hingga akhirnya sekelilingku ramai, semua menghambur mengerumuniku. samar-samar kudengar suara ambulan, dan suara-suara yang menyebut namaku secara berganti-gantian.
Aku tak kuat lagi, tubuhku terasa dingin hingga menggigil. pandanganku semakin buram, dan semakin lama semakin gelap hingga aku tak tau lagi apa yang terjadi setelah itu. Yang ku tau pasti hanya Digo yang tak menampakkan diri untukku.
_ _ _ _ _
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Untukmu
RomanceSisy Latuconsina tak pernah menyangka jika kembali ke masa lalu tak semudah membalikkan telapak tangan.. butuh perjuangan hebat.. Karna Ia tak menyangka kenangan masa lalu telah Ia lupakan secepat itu.. Sedangkan Digo Syarief, mulai lelah dengan pen...