Sissy

309 11 0
                                    

Aku mengerjapkan mataku yang rasanya berat sekali untuk dibuka. Aku seperti tidur sangat lama. Badanku juga terasa Sakit semua.

Saat ini aku tengah berada di ruangan asing. Ruangan yang serba putih dan beraroma khas yang sama sekali tak kusukai. Aku terbaring disana dengan infus dan oksigen yang melekat ditubuhku.

Disampingku yang sedang berbaring ada Nayla yang sedang menggenggam tanganku sambil tertidur. Dia pun akhirnya terbangun ketika ku coba menggerakkan tubuhku.

"Sissy..Sii..kamu sadar? Dokteeer.. Tunggu bentar yaa aku panggil dokter dulu.." kata Nayla.

Tak berapa lama Nayla kembali bersama dokter yang menanganiku.

"Gimana dok..?"tanya Nayla sambil memperhatikan dokter yang sedang memeriksa keadaanku.

"Alhamdulillah keadaannya sudah stabil, jauh dari perkiraan kami sebelumnya.." jawab dokter.

"Syukurlah kalo gitu,.."kata Nayla dengan wajah berbinar.

"Tapi ingat jangan banyak pikiran dulu..harus tetap dikontrol istirahatnya yaa.. Saya tinggal dulu.."

"Iya dok, makasih.."

Nayla menghela nafas lalu memelukku dengan erat sambil menangis.

"Nay, sakiiit.."kataku sambil meringis menahan ngilu ditubuhku.

"Oh iya iya, aku lupa kalo kamu masih sakit, maaf..."seru Nayla sambil melepas pelukannya.

"kok kamu nangis siiih..kenapaa?"

"Nggak apa-apa kok Si, aku nangis karena aku bahagia bisa nglihat kamu akhirnya bisa sadar.."

Aku tersenyum dan ikut menangis karena perkataan Nayla.

"Aku hampir aja putus asa waktu dokter bilang kamu kritis lagi kemarin..aku takut kamu tiba-tiba ninggalin aku Si, aku gak mauu.."

"Aku gak mungkin ninggalin kamu Nay.. Buktinya aku sekarang baik-baik aja.." kataku menghibur Nayla.

Aku senang Tuhan masih memberiku kesempatan untuk melanjutkan hidup. Aku belum sanggup meninggalkan semuanya. Mama papa, Tristan, Nayla, juga Digo.

Tiba-tiba nama Digo melesat dipikiranku. Apakah selama aku tak sadarkan diri Digo berada disini.

"Nay.."

"Ya kenapa, kamu mau minum,ato mau aku ambilin sesuatu?"

"Nggak,.."

"Trus?"

"Digo Nay?"

Nayla tak menjawab, dia hanya terdiam seperti ada yang mengganggu pikirannya.

"Nay..?"

"Iyaa, dia kemaren jenguk kamu.." jawab Nayla dengan terbata-bata.

"Apa nanti dia kesini lagi? Aku gak sabar pengen ketemu Digo, aku harus jelasin semuanya Nay..biar dia gak marah lagi sama akuu.."

Nayla terdiam lagi dan semakin gelisah, aku yakin ada yang sedang dia tutupi dariku.

"Nay..?"

"Hm?? Iya-iya.."

"Kamu kenapa sih Nay?"
Tiba-tiba Tristan datang sebelum aku mendapatkan jawaban dari Nayla.

"Sissy?? Akhirnya princesnya kakak sadar jugaa.." seru Tristan sambil memeluk dan mencium keningku.

"Pelan-pelan Tristaan.. Sissy tu belum sembuh bener jangan dipeluk sampe kaya gituu.." kata Nayla.

Kembali UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang