Nora - Beautiful Miss Bubble Bun

11.4K 592 22
                                    

"Hai, Nou. Udah baikan?" tanya Indah pagi itu. Kelas masih agak sepi, baru setengah terisi. Padahal jam pelajaran pertama sudah akan dimulai sekitar 15 menit lagi.

"Yah, lumayan lah." jawab Nora dengan suara serak dan sesekali batuk. Ia sudah sekitar seminggu tidak masuk sekolah karena sakit. Bukan sesuatu yang bagus untuk memulai semester baru. Tapi mau bagaimana lagi? Musim pancaroba ini memang mengganggu. Apalagi bagi Noura yang memang memiliki kekebalan tubuh yang kurang bagus.

Seminggu yang lalu, di akhir libur semester yang seharusnya ia habiskan dengan bermain sepuasnya, menikmati hari-hari terakhir liburan, justru harus ia habiskan dengan menginap di rumah sakit. Tipes dan flu. Sial!! Ia harus dirawat di rumah sakit seminggu penuh, plus bedrest 3 hari penuh setelahnya. Dan disinilah ia, di hari Rabu yang cerah, masuk sekolah dengan tubuh yang hanya 85% sehat.

Seminngu yang lalu, Nora yang memang dari pagi tidak enak badan, perutnya sakit, tubuhnya demam, tenggorokannya sakit. Ia tidak nafsu makan, dan sarapan terakhirnya sudah berakhir di toilet sejak ia selesai mengunyahnya. Nisa, kakaknya menyusulnya ke arah kamar mandi saat mendengarnya memuntahkan seluruh sarapannya dan mengambil keputusan yang tepat untuk membawanya ke UGD, karena ia pingsan tepat di depan pintu masuk UGD.

Seminggu itu di rumah sakit benar-benar menyiksa. Ia hanya berbaring, menonton TV yang acaranya tak ada yang bagus sama sekali, makan makanan lembek yang menjijikkan, belum lagi beberapa kali ia harus merasakan jarum menembus kulitnya saat dokter ingin mengambil sampel darah untuk diuji di laboratorium. Siapa sangka seminggu berbaring di ranjang justru membuatnya kelelahan.

"Eh, ada anak baru lho yang masuk kelas ini." kata Indah. Ia menggeser tubuhnya menghadap Nora dan memberikan raut wajah yang penuh semangat.

"Oh ya?" tapi tidak. Nora hanya berucap sambil lalu. Siapa gerangan yang masuk sekolah di semester genap? Lagipula mereka baru kelas 1. Apa dia ketinggalan daftar ulang? Dikeluarkan dari sekolah karena berkelakuan buruk? Kenapa dia tidak masuk di tahun ajaran baru seperti mereka? Atau masuk tahun depan saja?

"Yup. Dia sangat elegan. Cantik sekali. Dengan rambut yang selalu digelung ke atas menjadi semacam sanggul bulat. Ia juga mengenakan kacamata yang lebar dan berbingkai tebal, seperti nerd. Tapi tentu saja dia nerd yang amat cantik." mendengar penjelasan Indah, Nora merasa tertarik dengan nerd baru ini. Yang masuk di semester genap.

"Siapa namanya?" tanya Nora.

"Valerie Abraham. Itu yang dia katakan saat perkenalan dulu. Ia duduk dengan Siska." Indah menunjuk bangku di samping jendela yang diduduki oleh Siska yang sedang membaca komik. Lagi. Tapi bangku sebelahnya kosong.

"Owh.." Nora mengangguk kecil, ia mengeluarkan buku pelajaran jam pertamanya, karena barusan ia mendengar bel berbunyi. Tak lama bu Padjar, guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas dan mulai mengajar.

Nora melirik bangku kosong di sebelah Siska. Apa Indah hanya menggodanya? Sejak awal memang bangku di sebelah Siska itu kosong karena memang jumlah murid di kelas mereka ganjil. Bukan karena Siska tak punya teman, atau tak ada yang ingin berteman dengannya, tapi ia memang menginginkan duduk sendiri. Ia agak penyendiri, walaupun kalau diajak ngobrol ia asyik juga, tapi selebihnya, ia lebih memilih untuk sendiri.

Nora menyingkirkan tasnya dari meja untuk menyampirkannya ke sandaran bangku kursinya, kemudian menghadap Indah. "Kau bilang ia duduk di sebelah Siska. Mana?" tuntut Nora dengan berbisik, karena bu Padjar sudah mulai menerangkan tentang Majas untuk Puisi.

"Well, dia masuk hari Senin, tapi Selasa ia tidak masuk. Kata bu Tika ia ada keperluan dengan perusahaannya, mungkin acara penting di luar kota." jelas Indah. "Susah memang nya, masih muda, masih sekolah tapi harus mengurusi perusahaan keluarga juga. Aku tak bisa membayangkan bagaimana hidupku jika seperti dia. Pagi sekolah, diselingi urusan kantor, pulang sekolah ke kantor, pulang dari kantor mengerjakan PR, belum lagi jika ada laporan-laporan dari kantor." Indah masih mengoceh tentang bagaiamana hidupnya jika ia menjadi kaya seperti Valerie dengan suara pelan.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang