Val menatap ke luar jendela yang kini menyajikan hamparan persawahan yang luas membentang seakan tak pernah ada ujungnya. Beberapa petak sawah dipenuhi bibit padi kehijauan yang baru saja tumbuh bertunas, sedangkan sisanya menghampar padi yang menguning dan siap untuk dipanen.
Val membayangkan betapa lembutnya jika bisa berbaring di atas hamparan permadani yang lembut itu, dengan angin sepoi-sepoi dan guyuran sinar matahari yang menghangatkan kulitnya yang pucat. Mungkin ia bisa sedikit mencokelatkan kulitnya dengan berjemur disana.
Val, terbangun dari lamunannya saat bunyi kereta terdengar dan juga seseorang yang dari tadi tertidur di dekapannya menggeliat terbangun.
"Hmmmm..." sosok malaikat itu mengerang dan menyurukkan kepalanya makin dalam ke lekukan leher Val, sementara tangannya menarik selimut yang menyelimuti mereka untuk menutupi wajahnya yang jelita.
"Maaf, Angel. Aku pasti membangunkanmu." bisik Val pelan sebelum mendaratkan kecupan singkat di puncak kepala malaikatnya itu, mengirimkan aroma memabukkan dari campuran Freesia dan shampoo bayi yang menggelitik seluruh indera di tubuhnya. Mengirimkan gelenyar nikmat yang penuh damba yang membuat air liurnya menetes deras.
"Mvbnunmnshwuikbbuh." Val bisa mendengar malaikatnya itu bergumam di telinganya dengan bahasa yang begitu asing di telinganya, meski begitu, Val tahu apa artinya. Val menarik tirai jendela yang tadi dibukanya untuk melihat pemandangan di luar jendela keretanya untuk menutupi cahaya matahari yang kini menyirami seluruh ruangan. Karena ternyata sinar matahari yang tengah dinikmati oleh Val, dianggap sedikit mengganggu oleh malaikat itu.
Sirine kereta (Well, aku tak tahu istilah apa yang lebih tepatnya. Umm Klakson? Bell? Lonceng?) berbunyi dan seketika itu juga malaikat yang ada di dekapan Val itu kembali menggeliat dan mengerang.
"Bangun, Angel. Kita sudah hampir sampai." bisik Val.
"Mvbhenmmuiimna." sosok malaikat itu membalas dengan menggumam kesal.
"Kau bisa tidur lagi nanti di mobil."
"Tapi aku tak bisa membuka matakuu...." dia mengerang dan menarik selimut lebih rapat ke tubuhnya --tubuh mereka.
"Bilang saja kau ingin kugendong lagi." dalam hati Val memutar matanya melihat tingkah manja malaikatnya ini jika sedang bersama dengan dirinya. Val menarik selimut yang menutupi kepala malaikatnya itu, dan mengangkat kepalanya sehingga kini mereka saling berhadapan.
"Buka matamu, Nou." bisik Val. Dengan jemarinya yang bebas, ia menyibakkan rambut Nora yang berantakan dan menutupi wajah Nora untuk melihat wajah yang cantik itu lebih jelas.
"Mataku lengket, Val. Aku tak bisa membukanya... mereka telah menyatu, mereka tak akan bisa bertahan jika terpisah satu sama lain.." Nora merengek, sementara Val tersenyum kecil melihat tingkah dan raut wajah Nora yang menggemaskan.
Val mengambil inisiatif dengan membuka kelopak mata Nora dengan jemarinya yang lentik. Saat itu juga teriakan histeris terdengar di telinganya, karena sepertinya Val kurang rapat saat menutup tirai jendela kabin mereka, dan cahaya matahari yang menyilaukan masih dapat masuk menyinari kabin mereka. Kini lebih tepatnya menyinari wajah Nora.
"VAAALLL!!! TOLONG!!! AKU BUTAAAA!!!" Nora segera menutup wajahnya dengan tangannya dan menundukkan kepalanya. Tindakan Nora yang tiba-tiba ini membuat Val terkaget dan tak sempat menghindar saat kepala Nora mendarat di wajahnya. Lebih tepatnya, di hidungnya.
"UGGHHH..." Val menyingkirkan tubuh Nora dari atas tubuhnya dan dengan sekali sentakan, dia duduk dan menunduk menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya.
"Val..." Nora kini 100% bangun, yah karena ia jatuh dari ranjang. Siapa sih yang ngga terbangun karena jatuh dari ranjang?? Ia bangkit dan duduk di sebelah Val dan melihat apa yang telah ia perbuat pada pacarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALERIE
Fiksi UmumNora : "Kepenak rak kepenak Darling, mati urip barengan selawase." (Enak nggak enak Darling, hidup mati bersama selamanya) Val : "Opo tenan mati urip karo aku..?" (Beneran hidup mati sama aku?) Nora : "Wani sumpah seksine langit bumi." (Berani sumpa...