This Is It...

4.3K 373 2
                                    

SURPRISE!!!!! \^0^/

Nggak ngerasa jadi kacang lagi kan? hehehe

Happy Reading all...

---

Val bangun dengan sentakan keras dari tidurnya pagi ini, dan langsung lari ke kamar mandi untuk memuntahkan asam lambungnya. Tubuhnya terus saja mendorong semuanya untuk keluar walaupun lambungnya sudah kosong sejak dorongan pertama. Val akhirnya terduduk terengah-engah kelelahan dan menempelkan pipinya di pinggiran kloset. Ia memejamkan mata untuk menghalau sakit kepala yang juga menyerangnya.

Sudah beberapa hari ini ia merasa tak enak badan. Ia memang merasakan tubuhnya seperti diforsir sejak hari Senin, bagaimana tidak? Ia harus mengikuti rapat-rapat untuk membahas buku laporan pertengahan tahun perusahaan, walaupun pak Edwin yang bertanggungjawab atas sebagian besarnya, tapi Val tetap merasa sudah saatnya ia terjun lebih dalam dan mengerti lebih banyak tentang hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan.

Hal yang membuat Val kawalahan adalah ujian akhir semester yang dilaksanakan bersamaan dengan hal itu. Walaupun ia bukan menganut sistem SKS *Sistem Kebut Semalam, ia tetap harus mereview hal-hal yang sudah ia pelajari selama semester ini, ditambah semester awal yang tidak sempat ia jalani. Belum lagi makalah-makalah yang harus ia selesaikan sebagai tugas akhir semester dan tambahan nilai dari para gurunya.

Juga tekanan tak kasat mata yang mengatakan bahwa seorang Valerie Abraham harusnya memiliki nilai yang membanggakan di sekolah. Semua itu dicampur menjadi satu dan akhirnya membuatnya kewalahan. Ia jadi tidak bisa makan dengan benar. Ia akan merasakan mual pada suapan pertama, yang akhirnya ia hanya makan beberapa suap saja setiap kali makan. Ia sudah berusaha makan lebih banyak, tahu kalau dalam kondisi seperti ini, ia akan membutuhkan lebih banyak energi untuk menyelesaikan semuanya dengan baik, tapi begitu makanan di piring pindah ke perutnya, seketika itu juga makanan itu akan lolos dari mulutnya menuju kloset. Jadi ia menyerah untuk makan lebih banyak. Ia hanya akan menambah vitamin yang ia minum tiap harinya.

Val menekan flush untuk membersihkan kloset dari sisa muntahannya, dan berusaha bangkit. Ia menyikat giginya dengan seksama, berusaha menghilangkan sisa asam lambung di mulutnya. Kemudian ia membilasnya dengan mouthwash 2 kali. Setelah itu, ia melepas piyamanya dan masuk ke bawah pancuran. Ia membiarkan tubuhnya sedikit lebih lama di bawah guyuran air hangat sebelum mulai mengambil sampo dan mencuci rambutnya. Setelah membersihkan kepalanya dari busa, ia mengambil conditioner dan mengusapkan pada rambutnya. Ia membilas rambutnya sekali lahi, kemudian menggulung rambutnya dan menyelipkan gulungan itu diantara rambutnya yang lain dan mulai menyabuni tubuhnya. Ia selesai membersihkan dirinya saat air mulai terasa dingin.

Ia keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuh dan kepalanya. Ia mengusapkan lotion ke seluruh tubuhnya, memakai deodorant, dan mulai mengeringkan rambutnya. Kemudian ia menuju lemari pakaian untuk memakai seragam, mengoleskan pelembab dan sedikit bedak. Ia menambahkan blush on dan memakai lipstik berwarna natural, karena wajahnya terlihat pucat. Begitu semuanya selesai, ia menggulung rambutnya ke atas dan menahannya dengan jepit rambut membentuk messy bun-nya yang biasa.

Val menyambar tas sekolah dan kacamatanya di meja belajar, turun ke dapur dan mengernyit saat menyadari hari masih cukup gelap. Ia melirik timer di microwave dan mengerang saat disadarinya masih jam 5 pagi. Ia membuat kopi dan membawa gelas kopinya menuju teras, dan duduk di salah satu kursi ayunan favoritnya. Dari sini ia bisa memandang kolam renang, dan hamparan rumput yang melandai di seberangnya. Di kejauhan ia bisa melihat rimbunan pohon dan beberapa perbukitan kecil dan siluet kota yang hanya terlihat sebagai kerlip lampu hingga ujung cakrawala. Suasana masih cukup gelap, tapi sudah cukup terang juga hingga ia bisa melihat mereka dengan cukup jelas.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang