Toh Aku Akan Menikahimu Juga Cepat atau Lambat

2.8K 257 40
                                    

Ternyata, sekolah di sekolah umum tidaklah semenarik yang dibayangkan oleh Val sebelumnya.

Kecuali bagian dimana ia mengenal Nora.

Well, ia mengenal Nora ketika ia masuk ke sekolah ini, dan seluruh kehidupan sekolahnya sebagian besar diisi oleh hadirnya Nora disana. Ia tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan sekolahnya tanpa Nora. Mungkin bisa diringkas dalam satu paragraf dan tak membuat cerita ini menjadi sepanjang 43 chapter penuh dengan air mineral.

Tawar.

Tapi tetap ada manis-manisnya, kan?

Air mineral pun punya peran penting bagi tubuh; menjaga tubuhmu dari kekurangan cairan, menjaga kesehatan ginjal, dan mineralnya membantu kinerja tubuh. Jadi bukan semata-mata hanya air mineral yang membuat perutmu kembung.

Karena pada dasarnya unsur utama tubuh kita terdiri dari air.

Begitupun Val yang mana unsur tubuh utama dirinya terdiri dari Nora.

Val tersadar dari lamunannya dan pipinya pegal karena ternyata sejak tadi ia tersenyum sambil menatap Nora. Kini ia terkekeh ketika terpergok tengah memandangi Nora. Val menggeleng pelan dan kembali memusatkan perhatiannya pada pak Edi yang tengah memberikan penjelasan tentang soal ujian yang tengah mereka kerjakan dan bahas bersama.

Tak terasa kini mereka telah memasuki tahun terakhir di Sekolah Menengah, semester akhir tepatnya. Tidak ada lagi pelajaran umum untuk mereka, hanya pembahasan pengerjaan soal ujian tahun-tahun sebelumnya juga trik-trik dari guru bagaimana mengerjakan soal ujian dengan cepat.

Dan rasanya Val sudah mulai muak dengan semua soal itu. Rasanya jika ia melihat suatu bagian kosong, ia akan mulai melihat soal dan pilihan jawabannya. Dan ketika ia melihat angka, maka ia akan mulai melihat bayang-bayang rumusnya. Sangat parah.

Rasanya ia ingin pergi saja. Ke villa miliknya di luar kota Solo, atau membungkus dirinya dengan selimut dan menatap kosong jendela kamarnya. Well, itu terlalu jauh dan sulit terkabul. Bagaimana jika makan mangga saja?

Val melihat keluar jendela kelas, ke arah mangga-mangga ranum yang bergelantungan di pohon seakan mencemoohnya. Val ingat saat Nora bercerita tentang Mading Mingguan saat mereka berada pada tingkat 2 tahun lalu. Ia bisa tersenyum sendiri jika mengingat hal itu, dan Icshan akan cemberut dan mulai memukuli Eko perihal insiden Swallow. Kalian tahu sandal itu masih ada di genteng sekolah sampai sekarang.

"Val." Danang memutar tubuhnya hingga kini ia menghadap Val dan Siska yang duduk di belakang bangkunya.

"Ya?" Val menjawab dengan terlalu antusias. Mungkin akhirnya ia bisa mendapatkan pengalih perhatian dari tumpukan soal yang ada di hadapannya itu.

"Kau tahu aku menyukai seseorang." well, Val tak tahu kemana arah pembicaraan ini. Danang memang sering mengobrol dengannya karena duh! tentu saja karena Val adalah pemilik yayasan sekolah. Obrolan mereka lebih sering berkutat pada topik sekolah dan kegiatan sekolah. Danang tak pernah membicarakan masalah pribadinya sama sekali.

Dan sekarang. Siang yang cerah ini, tanpa angin dan tanpa hujan badai -well sedikit angin sepoi- Danang tiba-tiba saja ingin membicarakan masalah pribadinya dengan Val?

"Mhmm..." Val masih sedikit bingung.

"Orang itu kamu Val." dan petir pun menyambar. "Aku hanya ingin kau tahu saja." lalu angin berhembus kencang dan hujan mulai turun.

Walau pada kenyataannya saat Val melirik keluar jendela kelasnya, matahari masih bersinar cerah dan angin semilir masih menggoyangkan daun-daun mangga dengan malas.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang