"Aku masih bisa tertawa kalau ingat bagaimana muka instrukturmu tadi." ujar Val dari kursi penumpang. Kali ini ia membiarkan Nora mengemudikan Benz, mengingat Nora akhirnya resmi mengantongi ijin mengemudi.
"Aku masih menahan diriku sepanjang sesi ujian, tapi akhirnya aku tak bisa menahan diriku." Nora ikut terbahak, ia mengganti persneling dengan mulus tanpa sentakan sedikitpun. Walau dengan Benz yang rutin menjalani maintenace sekalipun, Val yakin jika kemampuan mengemudimu masih dalam tingkat rata-rata kau akan menunjukkan sedikit sentakan saat ganti persneling.
Val memutuskan untuk mengikuti Nora saat ujian mengemudi dengan duduk di kursi belakang. Ia cukup tercengang saat mengetahui Nora cukup piawai dalam mengemudi, karena seingat Val ia tak pernah melihat Nora mengemudi sebelumnya. Setiap belokan sempurna, pergantian persneling yang mulus, pengaturan kecepatan yang tanpa cela. Val bertaruh pasti Nora bisa mendapatkan nilai yang sempurna.
Dan di akhir sesi ujian, dimana Nora harus memarkirkan kendaraan uji dalam parkir paralel, Nora justru melakukannya dengan sedikit 'gaya'. Nora menambah kecepatan dan membuat Val dan juga sang instruktur menatapnya kaget. Tak mungkin ia bisa parkir jika ia tetap dalam kecepatan seperti itu. Dan di beberapa meter terakhir, Nora membanting stir dan menarik rem tanganya. Dengan sigap ia melakukan drift dan memarkirkan kendaraan ujinya dengan sempurna.
Butuh beberapa saat bagi sang instruktur dan juga Val untuk sadar dari kekagetan. Setelah mereka kembali sadar, sang instruktur berdeham. Ia menuliskan sesuatu di kertas yang menempel pada papan scanner di tangannya, membubuhkan coretan akhir yang terlihat seperti tandatangan di sudut bawah dan menyerahkan kertas itu pada Nora untuk diteruskan ke petugas lain guna mengambil Kartu Ijin Mengemudi.
"Bagaimana kau bisa mengemudi seperti itu?" tanya Val, ia masih belum bisa menyembunyikan senyuman dari suaranya.
"Dicky." jawab Nora singkat.
Tentu saja! Seharusnya Val tahu.
Dicky adalah pembalap jalanan. Pembalap nomor satu dan yang paling berkuasa di sirkuit sebelum akhirnya Gemma muncul, membawa Bugatti-nya menuruni jalur lembah itu pada suatu malam saat balapan sedang berlangsung dan mengalahkan Dicky dan juga lawan tandingnya malam itu.
Dan semenjak malam itu, akan selalu ada banyak sekali orang yang memotret Gemma dan berbisik di belakangnya. Sesekali seorang pemuda akan mendekatinya dan mencoba mengobrol, ada pula yang langsung menantangnya untuk bertanding. Tapi ia selalu menolaknya.
Suatu malam lain saat keadaan Gemma kembali kacau, ia akan turun ke jalanan. Semenjak itu ia sering ikut balapan liar. Orang-orang yang dulu mencari Gemma untuk menjadikannya lawan tanding, kini merupakan rekan satu timnya. Mereka tak lagi menganggap Gemma sebagai lawan, melainkan sebagai kawan. Walau sebenarnya anggapan Gemma tak pernah seirama dengan mereka.
Dan ketika Val mengingatnya, hal itu membuatnya kembali tersenyum geli.
"Aku ingin berkendara denganmu sesekali." ujar Val. Tapi ia tak benar-benar bermaksud untuk balapan melawan Nora. Hanya ingin berkendara bersama. Tak ada kompetisi.
"Aku akan dengan senang hati mencoba mobil baruku bersamamu." Nora melambaikan kertas tanda terima di hadapan Val dengan semangat.
Yah, mereka juga telah memilih mobil hadiah ulang tahun Nora dari Val, pak Darmawan, dan juga mbak Nisa. Mobil itu akan dikirim esok hari setelah semua administrasi diselesaikan oleh pihak perantara.
"Kau ingin kemana sore ini, Angel?" Val mengalihkan pandangan pada Nora yang tetap menatap lurus ke jalanan di depannya, walau alisnya kini berkerut tanda ia sedang berpikir keras.
"Aku tak tahu."
"Kau lapar?"
"Tidak terlalu. Tapi mungkin kita perlu membawa sesuatu untuk dimakan jika kita ingin ke suatu tempat."
KAMU SEDANG MEMBACA
VALERIE
Fiksi UmumNora : "Kepenak rak kepenak Darling, mati urip barengan selawase." (Enak nggak enak Darling, hidup mati bersama selamanya) Val : "Opo tenan mati urip karo aku..?" (Beneran hidup mati sama aku?) Nora : "Wani sumpah seksine langit bumi." (Berani sumpa...