Nope, Don't Wanna Go Without You!!

3.7K 316 52
                                    

Nora bisa merasakan kepalanya ringan dan melayang, pandangannya kabur, dan tubuhnya tak bisa berdiri tegak. Apa yang terjadi dengan dirinya? Ia tak bisa merasakan tanah yang ada di bawah kakinya, kakinya terasa seperti jelly dan tanah itu terasa seperti lumpur yang siap menghisap dirinya hingga sampai ke dasar kapan saja. Akan tetapi, tepat sebelum ia tenggelam ke dalam tanah yang lembek itu, sesuatu menangkapnya dan menahannya.

"Oohhh Val..." ia mendongak dan bergumam. Sesaat kemudian ia terkikik geli saat tatapan mereka bertemu. "Wajahmu terlihat lucuuu...." Nora meracau.

"Ya, aku tahu. Ayo, kita perlu berangkat sekarang." ujar Val, ia mengangkat Nora ke depan tubuhnya. Langsung saja Nora melingkarkan lengannya ke sekeliling leher Val dan kakinya melingkar ke pinggang Val. Ia seperti anak monyet yang melekat pada induknya. Wangi khas Val yang seperti bunga Krisan dan madu yang manis menggoda inderanya membuatnya ingin selamanya tenggelam dalam kehangatan dan harumnya tubuh Val.

Val bisa mendengar Nora bergumam pelan di telinganya, "Memangnya...kita mau kemana..?"

"Berlibur. Kita harus mengejar waktu lepas landas, jet nya sudah siap." Val menuruni tangga executive lounge menuju ruang tunggu di bawahnya dengan tenang, seakan berat tubuh Nora yang menempel padanya tidak terasa sama sekali.

"Hmmm... aku takut naik pesawat. Aku tak mau naik pesawat... Aku naik kereta saja ke sana." Nora meracau, rangkulan lengan Nora di lehernya terasa sedikit mengencang, hingga ia harus mengusap punggung Nora pelan untuk menenangkannya dan berdoa dalam hati agar lengan Nora tak semakin rapat memeluk lehernya atau ia akan tercekik.

"Shhh. It's okay. Tak apa-apa. Tak akan terjadi apa-apa. Percaya padaku. Aku akan menjagamu." Val membisikkannya ke telinga Nora untuk menenangkannya. "Kau tak akan merasakan apapun karena kau akau tertidur sepanjang jalan."

Tak sampai sedetik Val selesai mengatakan hal ini, cengkeraman Nora di lehernya mengendur dan ia bisa mendengar dengkuran halus Nora di telinganya. Val tersenyum kecil, "Kita masih belum keluar dari ruang tunggu bandara, dan kau bahkan sudah tertidur..." Val mengusap-usap punggung Nora dan mereka bersama menuju pintu keberangkatan 1 yang digunakan khusus untuk penerbangan pribadi.

Yang mengesalkan, tangga turun executive lounge itu tepat berada di tengah-tengah ruang tunggu yang panjang, diantara pintu 5 dan 6. Ini mengakibatkan mereka jadi bahan tontonan para penumpang lainnya yang ada di ruang tunggu bandara.

Bagaimana mungkin mereka tidak menjadi bahan tontonan dan omongan kalau Val berjalan dengan Nora yang bergelayut di depan tubuhnya, sementara Maya, Tina, Al, dan Reyansh yang masih ribut tentang suatu hal mengekor di belakang mereka. Ia bisa mendengar penumpang lain berbisik tentang artis, orang penting dan sebangsanya. Beberapa yang sepertinya mengikuti alur bisnis bahkan memekikkan nama Val dengan terkejut. Ada juga yang dengan sengaja mengambil gambar mereka dengan ponsel mereka.

Sialnya mereka harus berangkat dari terminal ini, dan juga dalam masa libur sekolah yang tentu saja membuat bandara ini sangat padat oleh penumpang yang ingin menikmati liburan mereka di luar kota, atau bahkan luar negeri. Hal ini agak mengganggu bagi Val. Bukan, bukan tentang mereka yang berbisik dan memotret mereka, melainkan perjalanan mereka jadi kurang lancar karena harus menghindari orang-orang yang sedang lalu-lalang di sekeliling mereka.

Akhirnya mereka sampai di Apron dimana pesawat pribadi milik keluarga Abraham terparkir. Val menaiki tangga kecil menuju kabin pesawat dan disambut oleh Andrea, pilot penerbangan mereka dan kopilotnya Mac.

"Siang, Valerie." sapa Mac.

"Siang Mac." jawab Val singkat. Ia berjalan di lorong kabin dan mendudukkan Nora di salah satu kursi pesawat. Val memasangkan sabuk pengaman Nora sebelum bangkit dan mengamati Nora yang tengah tertidur pulas, wajahnya terlihat begitu damai, dengkuran halus terdengar dari bibir mungilnya yang sedikit terbuka. Val menyelipkan bantal yang diulurkan Christy diantara kepala Nora dan sandaran kursi agar ia merasa lebih nyaman. Val memandang sekali lagi wajah Nora cantik dan terlihat damai dalam tidurnya, tanpa sadar tangannya tergerak untuk menyingkirkan anak rambut ikal yang menutupi dahinya.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang