What Should I Do?

4.8K 400 18
                                    

"Damn!!!" Val memekik saat mendapati Al dan Maya berdiri tepat di depan wajahnya saat ia memasuki rumahnya. "You're scared the fucking hell of shit out of me!" Val mencengkeram dadanya kuat-kuat saat merasa seakan jantungnya hendak melompat keluar dari rongganya.

"You're welcome." ucap Maya. "Jadi kau tak perlu enema lagi, kan?" Maya memutar mata dan berlalu begitu saja.

"Sooooo, how's the date?" Al menaik-turunkan alisnya dengan jenaka untuk menggoda Val, dan hal itu berhasil. Muka Val seketika memerah dibuatnya.

"Kenapa kalian belum tidur?" Val mencoba mengalihkan topik, tapi Al sepertinya tidak terpengaruh.

"Kita bukan lagi anak SD, Val. Jadi bagaimana kencanmu?" Al menggiringnya ke ruang keluarga, alih-alih membiarkannya pergi ke kamar dengan tenang. Dimana disana ia mendapati Maya yang tenggelam dalam buku-buku yang berserakan di sekitarnya. Disana juga ada Reyansh yang tampaknya sangat serius mengetikkan sesuatu, karena suara keyboard laptop yang diketikkannya lebih terdengar rentetan bunyi acak yang membaur dan mengabur, bukan seperti ketukan jari pada keyboard. Ia bisa saja menyelesaikan essay 2000 kata hanya dalam waktu beberapa menit saja.

"Well, it went good." Val melepaskan sepatunya dan melemparkannya sembarangan di sekitar kaki sofa tempat mereka duduk, sementara ia melesakkan tubuhnya ke beanbag kesayangannya.

"I want every tiny detail." Al mendekati Val penuh harap, ia juga mengacungkan telunjuknya ke muka Val penuh ancaman agar Val segera menuruti kemauannya.

"Kupikir kalian seharusnya sudah mulai tidur sekarang. Ini sudah terlalu larut malam." Val pura-pura menguap, ia mengeluarkan ponselnya untuk mengirimkan pesan 'selamat malam' untuk Nora.

"Val, ceritakan padaku..." Al mulai merengek.

"Al, sejak kapan kau jadi anggota Gossip Girl?" Val membelalakkan matanya pada Al. "Sebaiknya kalian meniru Reyansh yang benar-benar serius mengerjakan tugasnya, bukannya malah ngobrol dan melakukan sesuatu yang tak berguna."

"Ini tugas kelompok sebenarnya." ucap Reyansh tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya.

"Dan kenapa hanya kau yang bekerja?" Val menaikkan alisnya dan memandang kedua adiknya tak habis pikir. Maya sekarang hanya duduk di sofa dan memencet remote TV untuk mengganti-ngganti channel dengan pandangan tanpa minat, sedangkan Al merecokinya dengan rengekan meminta detail kencan.

"Ia sebagai sekretaris dalam kelompok ini, Val. Kami sudah melakukan bagian kami. Kini ia hanya perlu menyusun semuanya dengan urutan yang seharusnya dan voila! tugas kita sudah selesai. Dan aku yakin Reyansh akan selesai dalam beberapa menit lagi." ucap Maya panjang lebar. Dan benar saja, 5 menit kemudian Reyansh menghela nafas panjang dan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk meregangkan otot-ototnya. Val bisa mendengar derak tulang Reyansh dari tempatnya duduk.

"Detail, Bitch!!!" Al mengulang lagi, kali ini dengan intonasi yang lebih tajam.

"Okay, okay." Val mengangkat tangannya tanda menyerah. Al akan selalu mendapatkan apa yang dimaunya, ia akan melakukan apapun agar segala kehendaknya terpenuhi. Termasuk memaki kakaknya sendiri. "Actualy, nothing special. Kita makan, nonton, ikut lomba bodoh karena Nou pengen Teddy Bear yang diberikan panitia pada juara ketiga. Kita berhasil mendapatkannya walaupun kita sebenarnya juara pertama. Nou bersikeras ingin Teddy Bear itu. Jadi kita meminta MCnya untuk menukar hadiah kita." jelas Val, yang mendapatkan awe dari Al dan Reyansh, sementara Maya hanya tersenyum kecil.

"Kau tahu, aku bertemu dengan paman Anthony dan paman Andre di sana. Mereka sedang berkeliling mall dengan pak Edwin dan beberapa orang, untuk selanjutnya merayakan hari jadi mereka."

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang