Yeah, They Were All Yellow.

2.9K 265 9
                                    

Nora menatap hamparan angkasa di hadapannya tanpa berkedip dengan mulut yang masih saja menganga lebar membisikkan kata-kata yang menggambarkan ketakjubannya. Angkasa yang gelap dan misterius, malam ini terlihat penuh dengan gemerlap kehidupan.

Planet-planet terang dan bintang yang terbakar. Rasi-rasi yang terhubung oleh benang merah imajinasi yang dibuat oleh manusia. Kumpulan galaksi yang mengalir bak sungai cahaya yang membelah gelapnya angkasa.

"Val, bagaimana..." Nora berbisik, ia takut jika ia bersuara sedikit saja lebih keras, akan membuyarkan aliran sungai galaksi di atasnya. Ia mengulurkan tangannya ke atas, angkasa terlihat begitu dekat dengannya, seakan ia bisa menggapai salah satu dari jutaan bintang di atas sana dan meraihnya dalam genggaman.

"Well, tadi pagi aku mendapat email pemberitahuan. Lalu aku mengecek Stellarium untuk memastikannya." Val menggeser lengannya hingga kini Nora bisa menggunakannya sebagai bantalan kepalanya. Nora mendekatkan dirinya ke tubuh Val untuk mencari kehangatan dan membuat posisinya lebih nyaman lagi.

"Kupikir ini mungkin saat yang tepat untuk begadang." jelas Val. "Kau beruntung. Ketika aku liburan, aku tak pernah bisa mendapatkan kesempatan ini. Milkyway kali ini yang paling indah."

"Aku pun merasa sangat beruntung." bisik Nora. "Terimakasih, Val." Nora mengecup pipi Val sekilas sebelum kembali mengalihkan perhatiannya ke hamparan angkasa di hadapannya.

"Makanan sudah siap!!" seru Al dengan mulut penuh, hingga kata-katanya terdengar sedikit tidak jelas.

"Ayo Nou, aku tahu kau belum makan malam." Val membimbing Nora yang bangun dengan berat hati. Ia bisa saja tidur di atap sampai pagi dan melihat hamparan langit itu tanpa bosan. Nora menarik lengan sweater yang dipakainya dan merapatkan lengannya untuk menjaga tubuhnya tetap hangat.

Nora duduk di gazebo menghadap ke pemanggang yang dipenuhi oleh berbagai macam makanan yang sedang dipanggang. Nora menerima piring kecil dan penjepit yang disodorkan oleh Maya dan mengambil jagung bakar yang tampak mengundang di bagian tengah panggangan. Nora meletakkan kembali jepitan pada kait di samping pemanggang.

Nora memegang jagung pada tangkai dan mulai memakannya. Jagung itu berukuran lebih kecil dari yang biasa ia temui, meski begitu biji jagungnya terasa segar, manis dan meletup-letup di mulutnya ketika di kunyah. Ukurannya yang kecil juga sesuai dengan porsi makan mereka yang tak terlalu banyak. Jika saja jagung itu berukuran normal, Nora mungkin tak akan sanggup menghabiskannya.

Nora terlalu asyik makan, hingga baru menyadari Val memandanginya lekat-lekat sambil minum soda di tangannya. Nora mengambil sepotong sosis dan mendekatkannya ke wajah Val, "Makan." ujarnya. Lebih tepat jika disebut perintah sebenarnya.

Val tersenyum dan membuka mulutnya, menerima suapan dari Nora dan segera mengunyah makanan di mulutnya sebelum kembali meminum sodanya. Nora tersenyum puas melihat hal itu dan kali ini menyasar kerang yang cangkangnya terbuka di hadapannya. Ia mengambil garpu untuk mengambil daging kerang dari cangkangnya. Ia mencelupkannya ke dalam saus sebelum memasukkannya ke dalam mulutnya.

Nora makan dengan lahap, sesekali menyuapkan makanan untuk Val dan setelah hampir sebagian makanan di atas panggangan habis, Nora merebahkan dirinya di lantai Gazebo yang hangat sambil memegang perutnya puas.

"Kau kenyang?" tanya Val.

"Tentu, makanannya enak. Terimakasih Yansh." ia menoleh ke arah Reyansh yang menggumamkan 'sama-sama, Nou.' sebelum kembali mengobrol dengan Al dan Maya sesuatu tentang air terjun dan sebagainya.

"Yansh, berikan gitar itu." Val menunjuk gitar yang disandarkan Reyansh di tiang gazebo yang ada di belakangnya yang segera diangsurkan Reyansh pada Val.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang