Aku tahu sebagian besar dari kalian pasti sudah tidur. Aku juga ingin tidur beberapa jam yang lalu. Kemudian aku sadar, mataku tak mau terpejam (insomnia yg nyebelin >_< ).
Si temen Insomnia ku udah tidur, karena disana lagi hujan, jadi suasananya syahdu dan kondusif banget untuk tidur nyaman dibawah tumpukan selimut dan bantal.
Dan disinilah aku. Nulis chapter baru di cerita ini.
So, happy reading all.
Anyway, samar aku denger suara air di rumah sebelah. Tetangga satu ini memang rajin ya. Pagi-pagi udah mandi (#baca : dini hari). Atau terlalu rajin? Hehe
Okay. So, here you go.
C out.
---
Nora berlari ke arah Time Crisis, menggesekkan kartunya ke slot dan menekan beberapa panel untuk memulai permainan. Nora memutar matanya saat ia melihat Dicky dari sudut matanya tengah berlari ke Street Basketball. Bodoh. Menurut Nora, Dicky kurang menggunakan strateginya dengan benar.
Di dalam perang kali ini, Nora akan menggunakan strategi yang telah disusunnya sejak terakhir kali mereka berduel. Ia akan menyelesaikan arcade single sebanyak mungkin dengan menyelesaikan terlebih dahulu arcade yang membutuhkan lebih banyak konsentrasi dan lebih sedikit tenaga. Ia akan menyimpan tenaga untuk duel dengan Dicky di arcade yang membutuhkan pasangan untuk bermain nantinya.
Nora baru saja menyelesaikan dua arcade sebagai top scorer dan akan mulai arcade selanjutnya, tepat saat ia mendengar siulan nyaring Dicky yang mengajaknya berduel di hockey meja. Nora segera saja berlari ke arena itu dan menggesekkan juga kartunya. Mereka membuat pengaturan untuk permainan untuk 2 pemain, dan mereka langsung saja bermain dengan seru.
Dicky berusaha sekuat tenaga untuk menembakkan bola ke arah Nora, tapi Nora dengan gesit berhasil menggagalkan upaya Dicky. Nora yang masih belum menggunakan kekuatan tangannya dengan maksimal di beberapa permainan tadi, mendapatkan keuntungan dari hal itu. Tembakannya lebih bertenaga dan lebih fokus dibandingkan Dicky. Alhasil baru beberapa detik saja bermain, Nora sudah mencetak 5 angka lebih banyak dibandingkan dengan Dicky.
Dicky terus saja mengerang, dan berteriak heboh berusaha mencetak skor dari Nora yang terus saja digagalkan oleh Nora dengan mudah. Nora hanya terbahak melihat bagaimana keras usaha Dicky.
Kehebohan mereka ternyata menarik perhatian beberapa orang di sekitar mereka. Sekarang mereka dikerumuni oleh pengunjung arena bermain yang tampak tertarik dengan hebohnya permainan mereka.
Akhirnya waktu permainan habis, dengan Nora sebagai pemenangnya. Selisih nilai mereka cukup tinggi yaitu 12 point. Nora tertawa dan menepuk punggung Dicky dengan simpati seraya nyengir lebar.
Nora akan berjalan ke arah Street Basketball, saat Dicky lagi-lagi menarik tangannya dan membawanya ke Laser Maze. Kali ini Nora agak gugup. Karena satu yang pasti, tubuh Dikcy yang bugar akan membuatnya bisa bertahan dalam satu posisi yang lebih lama. Tapi tubuh Nora lebih lentur, dan ia bisa bergerak lebih gesit. Mungkin ia bisa memanfaatkan kelebihannya itu dengan lebih baik agar ia bisa memenangkan permainan ini.
"Ladies first." goda Dicky di pintu masuk. Ia membungkuk dan mengulurkan tangannya untuk mempersilakan Nora untuk masuk terlebih dahulu. Nora melakukan peregangan singkat sebelum masuk ke dalam arena, dan dengan satu helaan nafas yang kuat ia memulainya. Ia melompati laser yang rendah, berhati-hati agar tidak menginjak atau mengenai laser lain yang berdekatan. Ia merunduk dan melenggok menghindari laser yang bergerak di sekitarnya.
Nora melewati arena ini dengan lambat. Saat sampai di pertengahan arena, dilihatnya Dicky sudah menjajarinya. Dicky bahkan sempat-sempatnya menowel bahunya. "Duluan ya..." sapanya. Sial!!
![](https://img.wattpad.com/cover/47377223-288-k719234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VALERIE
General FictionNora : "Kepenak rak kepenak Darling, mati urip barengan selawase." (Enak nggak enak Darling, hidup mati bersama selamanya) Val : "Opo tenan mati urip karo aku..?" (Beneran hidup mati sama aku?) Nora : "Wani sumpah seksine langit bumi." (Berani sumpa...