Seseorang Tolong Jelaskan Padaku-

4K 383 20
                                    

To : Rangga,

Nih, aku update niiihhhh.....

Sekian.

---

Tinggal 2 soal lagi! Nora membaca 2 soal terakhirnya dengan cermat, mencoba mengerti apa sebenarnya yang diinginkan oleh soal itu. Ia membacanya untuk yang ketiga kalinya, dan akhirnya ia mengerti apa yang dimaksud oleh soal itu. Ia mencoba menulis secepat yang tangannya bisa lakukan karena ia tak ingin jawaban dikepalanya tiba-tiba hilang karena ia menulis terlalu lambat.

Ia baru saja menulis 5 kata pertamanya, saat ia mendengar sebuah kursi bergeser dengan suara keras, membuat tak hanya dirinya, tapi hampir seluruh murid di kelas menoleh ke asal suara. Dilihatnya Val berdiri dari bangkunya, sedetik kemudian, ia menghambur ke meja guru untuk menyerahkan lembar ujiannya, dan berlari tertatih keluar kelas sambil membekap mulutnya sendiri.

Apa yang terjadi? Tanya Nora dalam hati. Apa ia terburu-buru untuk mengikuti rapat penting? Jika iya, kenapa ia tak membawa serta tasnya. Lagipula, ia tadi sekilas melihat Val pergi ke arah kanan, bukannya ke arah kiri dimana pintu keluar berada. Kemudian ia ingat Val sedang sakit, dan sekilas tadi ia melihat wajah Val yang pucat dan mengkilap akibat keringat dingin yang membasahi wajahnya. Nora segera saja menyelesaikan ujiannya, dan menyusul Val keluar kelas.

Ia melihat sekeliling, mencari keberadaan Val. Nora membelok ke kanan di ujung lorong dan mendapati Val kepayahan, menyandarkan tubuhnya ke dinding lorong.

"Val!!" panggilnya. Ia melihat Val mendongak, menatapnya tapi pandangan Val seperti tidak fokus, wajahnya sepucat mayat, dengan kantung hitam di bawah matanya, tubuhnya gemetar bersandar ke dinding lorong, tapi tak sehebat gemetar di kakinya, yang seakan bisa ambruk sewaktu-waktu.

Dan benar saja, baru selangkah Nora mendekati Val, sepertinya kaki Val sudah menyerah untuk menopang tubuh kurus itu. Val terjatuh ke lantai, tak sadarkan diri.

"VAL!!!" Nora menjerit dan menghambur ke arah Valerie. Ia menyibak rambut yang menutupi wajah Val, tangannya membara seketika bersama suhu tubuh Val yang meninggi. Ia mengangkat kepala Val dan meletakkannya pangkuannya, dan mencoba menyadarkannya dengan menepuk-nepuk pelan pipi Val.

"Val, bangun. . ." tapi tak ada respon. Ia melihat sekeliling, mencoba mencari pertolongan untuk membawa Val ke UKS, tapi lorong sepi. Ia berteriak, "Tolong!!! Siapapun, tolong!!" Tapi tak ada seorangpun yang mendekati mereka. Air mata mulai menuruni pipinya, tapi ia tak mau repot-repot untuk mengusap atau bahkan menghalaunya. Ada yang lebih penting dari sekadar riasan yang luntur ataupun mata yang bengkak.

"TOLONG!!! KUMOHON!!! SIAPAPUN!!!" Nora berteriak sekuat tenaga, suaranya bergema di sepanjang lorong. Tak lama terdengar suara langkah kaki dari arah belakangnya. Nora menoleh untuk melihat siapa gerangan yang berhasil mendengar suaranya dan mendapati ayahnya mendekatinya dengan terengah-engah.

"Ayah... tolong..." Nora mulai terisak, ia mendekap kepala Val ke tubuhnya sendiri, sementara ayahnya masih terlihat kebingungan dengan apa yang terjadi.

Yang terlihat di hadapan beliau adalah, Val yang tergeletak di lantai, dan putrinya yang bersimpuh di sampingnya, mendekap erat kepala Val ke tubuhnya dan menangis tersedu-sedu. "Ayah, kumohon. Tolong Val. Aku tahu kau benci dia, tapi kumohon. Tolong Val, yah." isak putrinya. Baru sedetik kemudian beliau sadar.

Pak Wawan, ayah Nora ikut bersimpuh di sisi anaknya dan langsung merebut kepala Val yang sedari tadi didekap oleh Nora dan menyelipkan tangan satunya lagi ke bawah paha Val. Beliau langsung berlari ke arah UKS bersama Nora yang mengekor di belakangnya.

Nora berlari mendahului ayahnya untuk membukakan pintu UKS dan langsung menuju salah satu ranjang yang tersedia. Mbak Dwi, perawat yang berjaga di sana tampak terkejut, tapi langsung dapat menguasai dirinya dan ikut menghambur ke arah Val yang terbaring pucat dan tak bergerak di ranjang UKS.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang