Gimana Caranya Putus Sama Pacar

2.6K 237 45
                                    

-Not edited-

Happy Valentines day and Happy Lunar New Year 🎇🎆🎇🎆

Well, judulnya sama sekali nggak ada hubungannya sama cerita ini.

Eh, ada ding.

Jadi gini,

Aku bingung gimana mengakhiri semua ini. Semuanya harus berjalan mulus, tanpa ada paksaan bukan? Yang namanya dipaksa kan nggak enak to? Sakit...

Juga agar akhirnya nggak bikin ngakak garing dan bingung 'kok jadinya gini?'

Rasanya tuh kaya mau mutusin pacar. (Kaya lu punya aja)

But I'll do my best.

Don't hate me.

C out.

nb : ini bukan akhir.

——

"Val, aku dan Bagas akan ke rumahmu. Kita harus bicara." suara Nora terdengar tegang dan serius.

"Ada apa, Nou? Aku masih di kantor. Ada rapat direksi yang entah kapan akan selesai." aku melirik Pak Edwin dan memutar bola mataku. Ia menundukkan wajahnya tampak malu. Mungkin ia merasa tak berdaya sekaligus merasa bersalah karena harus menahanku di dalam rapat membosankan yang entah sampai kapan akan berlangsung.

"Aku akan dirumah menunggumu." suaranya masih terdengar tegang dan serius.

Demi apa ia harus bertingkah seperti itu?

Apakah terjadi sesuatu?

Oh tidak. Tiba-tiba ia merasakan hal yang kurang mengenakkan.

Tidak.

"Aku akan pulang. Apapun ini, ini harus menunggu." Val membereskan dokumennya. Menatanya serapi yang ia bisa dan menjejalkannya ke dalam tas kantornya.

"Tidak." tambahnya tepat sebelum meninggalkan ruang rapat. "Aku hanya akan menyetujui apa yang telah kita bicarakan tadi. Kita telah sepakat tentang hal itu. Jika mereka tak mau merubah pendirian mereka, kita tinggalkan mereka. Memangnya mereka pikir mereka siapa. Merekalah yang membutuhkan kita. Bukan sebaliknya."

Val meninggalkan gedung dengan tatapan ganas dan langkah cepat. Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya tampak mengurungkan niatan mereka untuk menyapa begitu melihat raut wajah Val yang terlihat kurang menyenangkan.

Val memacu Benz secepat yang ia bisa menuju rumahnya. Sudah cukup lama sejak terakhir kali ia tinggal disana, meengunjunginya beberapa kali, menginap selama semalam atau dua malam. Selebihnya ia lebih sering menghabiskan waktu di unit apartemen miliknya, lebih dekat dengan Nora karena Nora sudah menetap tinggal di unit apartemen milik Rachmawati.

Val memarkirkan Benz di depan pintu garasi rumahnya yang masih setengah terbuka, ia tak sanggup jika harus menunggu pintu itu terbuka dan memarkirkan mobilnya dengan benar disana. Ia bergegas masuk ke dalam rumah dan tak mendapati siapapun disana.

Hari ini adalah hari libur para pengurus rumah, wajar memang jika rumah sepi. Tapi absennya suara Al dan Maya juga Reyansh membuat kening Val sedikit berkerut.

"AL?!" panggil Val. Tapi tak ada yang menyahut.

"AL!!" panggil Val lagi seraya menapaki anak tangga menuju lantai atas. Di puncak teratas tangga ia mendengar suara-suara dari sisi lorong tempat kamar Maya dan Al berada.

Kamar mereka tepat berada di seberang satu sama lain dengan pintu yang terbuka. Suara-suara yang tadi didengar oleh Val berasal dari kamar mereka berdua.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang