Chapter 2

1.6K 117 0
                                    

Maddie's POV

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Dan itu berarti, tak lama lagi Shawn akan datang.

Well, let's get ready then.

Mengingat udara yang mulai mendingin, pilihanku jatuh pada celana jeans panjang dan sweater putih tulang dengan gambar peace di tengahnya. Aku juga mengenakan flat shoes dan menguncir kuda rambutku yang mulai panjang.

Tepat setelah aku menyelesaikan kunciran rambutku, bel rumahku berbunyi. Aku segera mengambil tas kecilku—you know, perempuan selalu membawa barang-barang pribadi kemana-mana—lalu keluar dari kamarku dan menuruni tangga.

Melihat Shawn yang sudah duduk manis bersama Jacob dan Nick di ruang keluarga, aku segera menghampiri mereka.

"Jac, we're going to the park" kataku.

"Shawn already told me. Just remember one thing" ujar Jacob.

"What? If you're going to tell me—"

"Be careful! Don't run when you're holding an ice cream! Well, ecpecially chocolate ice-cream" potong Nick, lalu tertawa. Lalu diikuti dengan tawa Jacob dan Shawn.

Aku memutar bola mataku malas. Baru saja aku mau bilang bahwa aku akan membunuhnya jika ia berkata seperti itu, Nick sudah memotong ucapanku duluan.

I mean, come on!

That was 8 years ago!

Aku hanya berumur 5 tahun saat itu. Dan aku akui, itu adalah salah satu kejadian paling memalukan dalam hidupku.

Dan sialnya, kejadian itu adalah salah satu bahan ejekan terbesar mereka untukku.

Jengah dengan suara tawa mereka, aku segera menarik tangan Shawn, "Whatever, Bye!" kataku lalu berjalan ke luar rumah.

Aku segera mengambil sepedaku, begitu juga dengan Shawn. Lalu, kami mengendarai sepeda kami berdampingan ke arah taman. Tak memakan waktu lama untuk sama ke sana, mengingat memang taman ini sangat dekat dari rumah kami.

Ketika memasuki taman, aku langsung dapat melihat pemandangan anak-anak kecil yang sedang bermain. Jika sudah siang menjelang sore, apalagi hari Minggu, tempat ini sangat ramai oleh anak-anak kecil.

Kami ke tempat yang biasa kami duduki kalau ke taman. Di bawah pohon yang bisa dibilang besar dan rindang ini. Di bawah pohon ini juga ada satu bangku taman.

Well, for your information, ini adalah tempat favorit kami.

Biasanya kami duduk di bawah persis pohon ini, atau di bangkunya. Sekarang, kami lebih memilih duduk di bangku. Kami meletakkan sepeda kami di samping bangku dan duduk bersama.

Aku dan Shawn hanya menikmati suasana sore di taman sambil sesekali mengobrol. Sampai akhirnya, seorang anak kecil yang sedang membawa ice cream bersama ibunya tertangkap pengelihatanku.

Aku segera berdiri dan hendak pergi sebelum akhirnya aku merasakan genggaman di tanganku, yang membuatku berhenti.

"Where are you going?"

"Uhh, ice cream?" ucapku singkat.

Shawn menangguk-angguk dan melepas genggamannya, "Belikan untukku juga, rasanya samakan saja dengan punyamu"

Aku menangguk pelan lalu melenggang pergi, menuju kedai eice cream langgananku.
...

Aku menyodorkan sebuah ice cream di depan wajah Shawn, ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih sebelum mengambil ice-creamnya dari tanganku.

Kami berdua memakan ice cream di tangan kami dalam diam.

Maksudku, ice-cream chocolate adalah makanan terenak di dunia. Selagi bisa, nikmatilah.

Waiting U To Be Mine [S.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang