Maddie's POV
Aku dan Lily akhirnya sampai di depan Starbucks. Kami berdua masuk ke dalam dan duduk di dekat kaca. Lalu Lily memesan, dan tentu saja dia yang membayar semuanya. Setelah itu dia kembali dengan 2 minuman di tangannya.
"Ini" katanya menyodorkan pesananku.
"Thank you"
"Hmmm"
Kami mengobrol random sampai akhirnya ponsel Lily berbunyi.
"Hallo? Ada apa Craw? Haruskah? Okay, okay.. bye! Love you too"
"Crawford?" tanyaku dan dia mengangguk sambil memasukkan kembali ponselnya.
"Ada apa?" tanyaku.
"Tidak apa-apa, hanya saja dia menyuruhku pulang segera karena.. entahlah aku tidak tau tetapi sepertinya penting. Tak apa apa kan jika aku pulang duluan?" katanya.
"Tak apa apa. Kau pulang duluan saja" jawabku lalu tersenyum.
"Okay aku pulang duluan ya" katanya lalu berdiri dan membereskan barang-barangnya.
"Kau pulang naik apa?" tanyaku.
"Chris sudah menjemputku di depan. Byee!!" jawabnya dan pergi.
"Bye"
Well, aku sendirian disini.
Aku memainkan ponselku sebentar dan lama-lama bosan. Akhirnya aku berniat untuk pulang. Aku meraih seluruh barang-barangku dan keluar dari sini.
Aku tidak berniat menaiki penny boardku. Aku berjalan di pinggir sisi trotoar yang di dekat jalan raya. Aku berjalan sangat dipinggir seakan akan melatih keseimbangan karena trotoar ini lebih tinggi dari jalanan.
[A/N: Check mulmed kalo gangerti hehe]
DUGH.
"Awww!!"
Great. Ini sudah kedua kalinya aku terjatuh hari ini karena ditabrak orang.
Aku melihat lututku yang sekarang berdarah, pasti karena aku memakai rok diatas lutut dan akhirnya lututku mencium ujung trotoar. Dan parahnya, sikutku juga berdarah karena sikutku jatuh tepat di besi penyangga roda penny boardku.
Sial.
Benar-benar sial.
"Oh God I'm so sorry! Let me help you"
Bertepatan dengan berakhirnya suara laki-laki itu, sebuah tangan terulur tepat di depanku.
Aku mendongakkan kepalaku dan melihat laki-laki dengan rambut coklat dan well, kalau boleh jujur ia sangat cute. Aku juga melihat ada 4 orang lelaki yang sepertinya teman-temannya di belakangnya.
And shit. They are so fine.
Aku segera tersadar dari lamunanku dan memaksakan senyum, "Thank you" kataku pelan.
Aku menerima uluran tangan lelaki di depanku dan 2 orang temannya merapihkan barang-barangku. Setelah itu aku berdiri dan sayangnya tidak bisa tegak karena lututku terlalu sakit untuk diluruskan.
Aku akhirnya menatap 5 wajah di depanku dan mengerutkan keningku.
Mereka terlihat familiar...
"Arghh" kataku pelan sambil memegang kepalaku yang tiba-tiba sakit.
Kenapa kepalaku selalu sakit disaat yang tidak tepat? Dan kenapa harus di depan hot guys?
"Are you okay?" tanya laki-laki yang menabrakku tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting U To Be Mine [S.M]
Fanfiction[WARNING!!!] I wrote this story when I was just a kid, there are so many cringe parts that will make you want to puke. Read at your own risk. DONE editing, but still cringe. I'M WARNING YOU. Bagaimana perasaanmu jika persahabatan yang telah kau jal...