[A/N : WARNING!!!! PREPARE YOURSELF FOR THIS CHAPTER!!!]
Maddie's POV
Brooklyn ternyata hanya membutuhkan waktu 10 hari untuk berbaur dengan teman-temanku. Berbeda jauh dari yang aku prediksikan—yaitu sebulan.
Atas dasar ingin belajar bersama di perpustakaan—yang aku yakini pada akhinya kami akan mengobrol, bukannya belajar—aku dan teman-temanku berjalan bersama ke arah perpustakaan.
Kami semua—well, minus Chloe dan Cam—rencananya akan belajar bersama, menyadari nilai kami yang mungkin saja akan turun di ujian nanti kalau tidak belajar dari sekarang.
Sayangnya, Cam tidak bisa ikut karna ia bilang ia punya urusan penting. Sementara Chloe, kami semua pun tidak tahu dimana Chloe sekarang. Mungkin aku akan menghubunginya di perpustakaan nanti.
Karena sebuah panggilan alam dan kebetulan jalan ke perpustakaan melewati toilet, aku memutuskan untuk bersinggah ke toilet lebih dahulu.
"I need to go to the toilet" ujarku.
Lily menangguk, "Kami akan menunggu di depan toilet"
Aku berdiri di depan pintu toilet lalu mengulurkan tanganku ke gagang pintu untuk membuka pintunya, namun Lily menahan tanganku dan mengacungkan jari telunjuk di depan bibirnya.
"Aku mendengar suara dari dalam" bisik Lily.
Kamu semua terdiam. Sedetik kemudian, terdengar suara seruan dari dalam. Akhirnya, kami menempelkan telinga kami di pintu toilet dan sekitarnya.
"I already did it!"
"Yeah, tapi kau bisa lihat sendiri ia masih menempel seperti lem dengan Cam. Kau harus melakukan yang lebih dari itu"
Pandangan kami bertemu satu sama lain, sama-sama kebingungan kenapa nama Cam di sebut di dalam.
"I don't want to!"
"Ah, jadi kau mau aku menyebar semuanya? Tidak apa apa, lagipula bukan aku yang akan rugi—"
"No, please! Kumohon, aku tidak bermaksud mengatakan hal seperti itu dan kau tidak merekam sampai akhir. Kau menjebakku!"
Sedetik kemudian, suara tangisan pun terdengar dari perempuan yang baru saja berbicara.
"Oh and now you're crying? You know what? Your tears are not going to change anything. You still need to do it"
"No, I am not going to hurt my friend"
"Okay then. Kalau begitu aku akan menunjukkan semuanya pada jalang itu dan kembarannnya. Ah, jangan lupakan teman-teman bodohmu juga"
"You are a devil, Madison. Her name is Maddie and she is not a bitch. You are a bitch. And my friends aren't stupid, but you are!"
Lagi-lagi, kami kaget dan saling menatap satu sama lain saat mendengar namaku dan nama Madison. Tapi kami lebih kaget lagi saat pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka, menampakkan seseorang dari dalam.
Chloe.
Dengan matanya yang merah dan berair.
"A-Apa yang kalian semua lakukan di sini?" tanya Chloe sambil menghapus air matanya.
Belum sempat salah satu dari kami menjawab, kami lagi-lagi dikejutkan oleh Madison yang tiba-tiba keluar dari dalam kamar mandi.
"Woah, perfect timing. Kalian semua ada di sini ternyata. Ah, tapi dimana Cam?" tanyanya santai, disertai senyuman miring.
"Chloe, apa yang terjadi?" tanya Nick, mengabaikan pertanyaan Madison.
"Kebetulan sekali kau bertanya, Nick. Aku punya sesuatu untuk kalian, terutama untuk kau, Maddie dan kau, Nick" ujar Madison sambil mengeluarkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting U To Be Mine [S.M]
Fanfiction[WARNING!!!] I wrote this story when I was just a kid, there are so many cringe parts that will make you want to puke. Read at your own risk. DONE editing, but still cringe. I'M WARNING YOU. Bagaimana perasaanmu jika persahabatan yang telah kau jal...