Maddie's POV
kriiinggg kriiinggg
Semua murid langsung memasukkan buku dan barang-barang mereka ke tas saat mendengar suara malaikat yang berbunyi, menandakan sekarang adalah waktu istirahat.
Tiba-tiba, dua orang yang duduk di depanku menengok ke belakang, ke arahku dan Nick.
"Kenapa kalian bisa diantar Mr. Christ? Kepala sekolah tidak pernah mengantar nurid baru, Mrs. Sally yang selalu melakukannya. Dan kenapa tadi ia ramah sekali? Kepala sekolah di sini terkenal tegas dan galak"
"Uh, kami juga tidak tahu kenapa" kata Nick singkat lalu berdiri sambil menarik tanganku.
Aku menarik tangan Lily dan kami bertiga akhirnya keluar kelas.
Lily terus bertanya hal yang sama dengan dua orang di kelas tadi, tapi aku hanya bilang bahwa aku akan menjelaskannya nanti. Kami ke kantin dan aku tidak menemukan Uncle Josh. Aku dan Nick mengedarkan pandangan kami ke seluruh kantin dan tetap tidak ada Uncle Josh. Akhirnya kami keluar kantin dan hendak kembali ke kelas.
"Maddie! Nick!"
Aku mendengar suara bisikan seseorang dari belakang. Aku segera menengok dan membulatkan mataku.
"Uncle Josh!"
Aku berlari dan memeluknya.
Ah, aku sangat rindu dengan pamanku yang satu ini.
"Yo Uncle Josh"
Nick berlari pelan dan memeluk Uncle Josh juga. Dia hanya tertawa kecil melihat kami berdua.
"Mr. Josh? What? Uncle Josh??"
Aku membalikkan badanku dan sadar bahwa Lily masih di sini, menatap kami bertiga dengan tatapan bingung.
"Ayo kita ke ruangan Christ. Lebih baik kita mengobrol di sana" ajak Uncle Josh.
"Lily tidak apa-apa kan kalau ikut?" tanyaku pada Uncle Josh.
"Selama itu tidak menganggumu, tidak apa-apa sweetie" jawabnya.
"Ayo Lily" ajakku. Lily mengangguk dengan wajah bingungnya.
Akhirnya kami berempat berjalan ke ruangan Mr. Christ. Finally, kami semua sekarang duduk di sofa yang ada di ruangan kepala sekolah.
"Bagaimana hari pertama kalian?" tanya Uncle Josh padaku dan Nick.
"Sejauh ini biasa saja. Kami belum sanpai sehari disini, jadi belum ada yang mengesankan" kata Nick.
"Apanya yang biasa saja? Jelas-jelas aku mendapat tatapan super sinis dari anak perempuan di sekolah ini. Well, mereka bahkan menatapku dengan tatapan menilai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sementara mereka senyum manis padamu! Apa itu biasa saja?" jawabku tidak terima.
"Apa perlu aku bilang ke semua murid disini bahwa kalian cucu dari pendiri sekolah, keponakan dari pemilik sekaligus ketua yayasan sekolah, dan juga anak dari seorang Mr. John? Agar mereka tidak seperti itu lagi?" ujar Uncle Josh.
"Wait what?!"
Respond Lily sama saja denganku tadi pagi. Maksudku, siapa yang tidak kaget bila diberi pernyataan seperti itu tiba-tiba?
"Eh? Jangan-jangan! Lebih baik aku ditatap sinis daripada mereka bersikap manis hanya karna kami keponakan Uncle Josh" jawabku cepat.
"Sebelumnya, maafkan aku karena tidak sopan Mr. Josh" kata Lily tiba-tiba.
"Bisakah salah satu dari kalian jelaskan padaku? Kenapa kalian memanggil Mr. Josh dengan sebutan 'uncle'? Kenapa Mr. Josh tadi bilang seperti itu? Kenapa tadi Mr. Christ sampai mengantarkan kalian ke kelas? Apa itu semua—Oh astaga! Dugaanku pasti benar! Tapi tidak tidak, tidak mungkin. Kalian harus menjelaskannya padaku sekarang" lanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting U To Be Mine [S.M]
أدب الهواة[WARNING!!!] I wrote this story when I was just a kid, there are so many cringe parts that will make you want to puke. Read at your own risk. DONE editing, but still cringe. I'M WARNING YOU. Bagaimana perasaanmu jika persahabatan yang telah kau jal...