Maddie's POV
kriinggg kriiingggg
Aku membuka mataku perlahan dan mengumpulkan semua tenagaku. Tanganku terulur untuk mematikan alarm yang sekarang menunjukkan pukul 8:00AM..
Ah, aku masih punya waktu 2 jam.
Aku bergegas ke kamar mandi dan melakukan runtinitas pagiku. Setelah itu, aku memakai croptee berwarna biru dan celana jeans panjang hitam. Lalu aku memakai converse biru ku
Tiba-tiba pintu kamarku terbuka, menampakkan sosok Nick yang sudah rapih.
"Sudah siap?" tanyanya dan aku mengangguk.
"Ayo, sarapan dulu" katanya dan aku mengikutinya turun tangga dan ke ruang makan. Kami duduk dan sarapan bersama.
Aunt Claire—adik dari Dad—dan suaminya juga ada disini, mereka akan mengantarkan kami ke bandara bersama dengan Jacob.
Selesai sarapan, semua barang-barang di angkat dan di letakkan di mobil. Aku membawa kedua barang yang ingin kuberikan kepada Shawn dan meletakannya di ruang keluarga.
Keluarga Shawn sudah ada di depan rumahnya, dan kami melakukan salam perpisahan.
"Aku tak percaya kau akan pindah" ujar Shawn padaku.
"Aku juga. Oh, aku punya sesuatu untukmu. Tunggu disini" kataku.
Aku masuk kedalam rumah, mengambil barang itu dan kembali ke depan.
"Ini untukmu" kataku memberikan keduanya untuknya.
Shawn membulatkan matanya saat melihat gitar dan box yang kuberikan kepadanya. Lalu dia membuka box itu.
"Wow. It's so, oh God—thank you"
Shawn memelukku selama beberapa saat, sebelum akhirnya mepelas pelukan kami dan tersenyum lebar.
"I have something for you too"
Shawn mengambil sesuatu dari kantung celananya lalu mengambil tanganku dan meletakkannya di atas telapak tanganku.
Sebuah kotak berwarna biru.
Aku membukanya dan ternyata isinya, gelang?
Gelang bertuliskan 'Shaddie'.
Aku tersenyum lebar dan beralih menatap Shawn, "Thank you so much"
Shawn menangguk dan memakaikannya di pergelangan tanganku.
"Maddie, come on!"
Aku menengok ke arah Mom yang memanggilku dan menangguk, "Yes Mom" balasku.
Aku memeluk Aaliyah, Aunt Karen, dan Uncle Manuel. Dan sekali lagi, aku memeluk Shawn dengan erat.
"I will come back"
"Don't you ever dare to forget me. And remember, I maybe far but I never gone. Just remember that we lay under the same stars" lanjutku.
"I wont. And I'll be waiting for you" ujar Shawn.
"Oh, and when you miss me just close your eyes. Aku menuangkan sedikit jiwaku pada gitar itu, jadi kau bisa menanggapnya adalah diriku" kataku sambil menunjuk gitar yang kuberikan pada Shawn.
"Kurasa aku harus benar-benar pergi sekarang. Selama apapun aku pergi, aku berjanji akan kembali" kataku.
"Promise?" jawabnya menunjukan jari kelingkingnya
"Promise!" kataku dan menautkan jari kelingkingku padanya.
"Good bye Shawn, aku akan merindukanmu" kataku memeluknya, lagi, sambil menahan air matakh.
"Me too, bestie." jawabnya dan akhirnya kami melepaskan pelukan kami.
Aku masuk kedalam mobil, kami semua melambaikan tangan. Aku menghapus air mataku yang akhirnya jatuh juga. Sampai akhirnya, mobil kami menjauh.
Aku tahu aku tak akan sebentar di New York. Dad adalah pemimpin perusahaan. Jadi pasti kami akan lama disana. Bisa 1 atau 2 tahun, bahkan lebih.
Aku akan sangat merindukan semua yang ada di Los Angeles.
...'Flight to New York at 11:30am on Gate C, 10 minutes from now is boarding'
[A/N : Serius, gue gatau pengumuman kalo pesawat mau flight gimana, gue honestly gapernah merhatiin pengumuman kek gitu kalo ke bandaran lol]
Pengumuman tentang penerbangan kami sudah diumumkan. Kami semua berpelukan hingga akhirnya bersiap masuk ke dalam
Jacob, Aunt Claire dan suaminya a.k.a Uncle Albert melambaikan tangan kearah kami saat kami berjalan ke Gate C5.
Finally, kami duduk di pesawat dan bersiap untuk penerbangan.
...Akhirnya kami sampai di New York.
Kami mengambil barang kami dan menemui taxi yang sudah dipesan Dad untuk menjemput kami disini.
Dad bilang, kami disini akan tinggal di salah satu Apartement. Kami masuk kedalam Taxi dan meletakkan barang-barang di bagasi.
Setelah itu taxi ini melaju ke apartement yang akan menjadi tempat tinggal kami. Tak butuh waktu lama karena jalanan cukup sepi dan akhirnya kami pun sampai.
Setelah Dad dan Mom mengurus semuanya, kami bisa masuk ke apartement besar yang sudah di pesan oleh Dad.
Dad memberi tahu bahwa kamarku dan Nick di lantai atas, kamar kami tidak bersebelahan tapi dekat. Sementara kamar Mom dan Dad di lantai bawah.
Aku dan Nick diberi kunci kamar, lalu kami disuruh membereskan barang-barang kami.
Kami berdua berjalan ke tangga lalu keatas dan masuk ke kamar kami.
Well, okay.
Kamar ini tak kalah besar dengan kamar ku di LA. Kasurnya juga sama sama besar alias king size bed. Ada balkon juga, sesuai keinginanku.
Aku mulai merapikan pakaianku ke lemari dan semua barang lain.
Bahkan sekarang saja aku sudah rindu dengan Shawn, padahal baru beberapa jam saja kami berpisah.
Aku keluar ke balkonku dan melihat di sebelah kananku ada balkon juga. Pasti kamar dari apartement sebelah.
Aku mendengar Dad memanggil namaku dan Nick dari bawah. Aku langsung keluar kamar dan turun kebawah dengan Nick dibelakangku.
"Jadi, lusa kalian sudah sekolah di sekolah baru kalian, okay? Tadi asisten Dad sudah mendaftar kalian ke sekolah baru kalian. Lusa, asisten Dad akan menjemput kalian disini, namanya Mr. Daston. Dia akan menunjukan kartu namanya pada kalian saat kalian menunggunya di Lobby" Jelas Dad pada kami saat kami sudah duduk di ruang tamu.
Dad akhirnya menjelaskan semuanya. Sekolah baru kami bernama Huston School, disana ada Huston Elementary School, Huston Middle School, dan Huston High School. Seragam sekolah baru kami besok akan diantar dari Laundry, ternyata seragamnya sudah disiapkan juga oleh Dad.
Mom tidak akan bekerja di sini. Mom akan menjadi housewife. Besok, aku dan Nick boleh melihat lihat ke sekeliling apartement, asal ingat jalan kembali. Mr. Daston juga bisa mengantar kami kemanapun kami pergi.
Sebenarnya Dad mendapat mobil dari kantornya yang ada di sini, tapi Dad menggunakannya untuk bekerja. Jadi, Mr. Daston yang akan mengantar jemput sekolah dan sebagainya.
Dad juga sudah menyewa Maid untuk bekerja disini, ada 2 Maid perempuan untuk bersih-bersih apartement ini, dan Maid itu akan datang besok pagi.
Dad benar benar sudah mempersiapkan semuanya, kurasa.
Setelah Dad memberi tahu semuanya, kami makan malam dan langsung tidur karena lelah.
Aku berjalan ke kamarku, lalu ke balkon. Aku memegang pergelangan tangan kananku dengan tangan kiriku, karena gelang dari Shawn ada di tangan kanan, lalu aku aku melihat langit malam.
"I'm going to miss you, Shawn..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting U To Be Mine [S.M]
Fanfiction[WARNING!!!] I wrote this story when I was just a kid, there are so many cringe parts that will make you want to puke. Read at your own risk. DONE editing, but still cringe. I'M WARNING YOU. Bagaimana perasaanmu jika persahabatan yang telah kau jal...