Maddie's POV
Aku, Nick dan Jacob memakan pizza kami. Sedangkan teman-teman Jacob, mereka makan pizza mereka sendiri.
"Kenapa kau datang lebih awal? Bukannya seharusnya 2 minggu lagi?" tanya Nick.
"Well, Ayahnya Lily menyuruh mereka lebih cepat datang ke LA karena rumah mereka yang baru sudah siap ditempati" jelasku.
"Ah sayang sekali. Padahal, sebenarnya kita mau membuat kejutan kembalinya kau kerumah 2 minggu lagi, dan tidak jadi karena kau sudah datang sekarang" kata Jacob.
"Tidak apa-apa, aku tidak terlalu membutuhkan kejutan. Aku hanya mau kembali bersama kalian lagi" kataku sambil memakan pizzaku kembali.
'Cause all I know is we said hello. And your eyes look like coming home. All I know is a simple name, everything has changed'
Aku mendengar nada dering pertanda telfon masuk dari ponselku. Aku melihat caller id nya, unknown number. Dengan penasaran, aku segera mengangkatnya.
'Hello?'
'Maddie!'
'Who are you?'
'Ah, aku lupa memberitahumu. Ini aku, Lily. Aku baru saja mengganti kartu operatorku. Kurasa kau juga harus mengganti punyamu'
'Oh, hey Ly. Yeah, aku akan menggantinya nanti. Jadi, ada apa?'
'Aku hanya mau bertanya dimana kau akan sekolah? Aku ingin memberi tahu Dad
agar kita satu sekolah'"Sekolah, ya? Kalau tidak salah namanya Fairfax High School'
'Okay. Bagaimana kalau besok kau menemaniku ke Mall? Aku ingin membeli sesuatu'
'Uhmm..'
'Aku traktir Starbucks saat pulang'
'Setuju!'
'Besok aku akan ke rumahmu. Siapkan pennyboardmu! Jangan lupa kirimkan aku alamat rumahmu'
'Okay bye Lily!'
'Bye'
Aku mematikan sambungan telepon dan meletakkan ponselku di meja.
"Siapa itu?" tanya Nick, sementara Jacob sudah bermain PS dengan temannya yang kalau tidak salah bernama Calum, Calum Hood.
"Lily" jawabku singkat.
"Tapi caller idnya Uknown number?" tanyanya.
"dia sudah mengganti nomornya ke kartu operator Los Angeles, dan dia menyuruhku mengganti nomorku juga, jadi kurasa aku akan menyalin seluruh nomor orang-orang di kartu lamaku ke kartu baruku nanti"
Dia mengagguk lalu tiba-tiba berhenti.
"Ada apa?" tanyaku.
"Tunggu disini sebentar" jawabnya lalu naik keatas.
Sekitar 10 menit kemudian, Nick turun lalu menghampiriku dan menyerahkan sesuatu, kartu operator?
"Ini untuk apa?" tanyaku.
"Dulu kau pernah menyerahkan kartu ini padaku saat kau mengganti ke operator New York. katamu kalau kau yang menyimpan nanti hilang. Jadi kau pakai kartu ini lagi saja" katanya.
"Memangnya aku pernah bilang seperti itu ya?" kataku sambil mengingat-ingat.
"No, no. Tidak usah diingat-ingat" ujar Nick.
Mengerti maksudnya, aku hanya menangguk angguk dan mulai mengganti kartu operatorku dan menyalin nomor-nomor di dalamnya.
...Suara dentingan sendok, garpu dan piring menghiasi keheningan di ruang makan. Ini adalah malam pertama kami kembali makan malam bersana sebagai keluarga lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting U To Be Mine [S.M]
Fanfiction[WARNING!!!] I wrote this story when I was just a kid, there are so many cringe parts that will make you want to puke. Read at your own risk. DONE editing, but still cringe. I'M WARNING YOU. Bagaimana perasaanmu jika persahabatan yang telah kau jal...