Chapter 33

497 60 1
                                    

Nick's POV

"Apa kau lihat matanya? Aku khawatir kalau tiba-tiba matanya jatuh karena pelototannya terlalu besar"

"Dia ingin terlihat menakutkan, tapi tebak siapa yang takut? Tidak ada. Yang ada semua orang khawatir dengan matanya"

"Iya juga, tidak lucu kalau seminggu kemudian ia kembali beraksi tanpa mata. Rasanya kurang seru"

Suara gelak tawa langsung menghiasi ruangan setelah kalimat itu terucap.

Ini sudah menjadi kebiasaan kami ber-sebelas, berkumpul di rumah salah satu dari kami—lebih tepatnya rumah Matt untuk kali ini—lalu melakukan apapun yang kami mau. Well, kebetulan, sekarang kami sedang ingin membicarakan salah satu guru killer di sekolah kami.

Kenapa hanya sebelas? Well, Maddie dan Lily tidak dihitung. Karna tentu saja sebagian besar topic pembicaraan kami adalah 'guys talk'. Tidak mungkin aku membiarkan mereka berdua bergabung dalam 'pembicaraan' kami yang sebenarnya kurang mendidik.

"By the way, Cam, Maddie told me something yesterday" ujar Shawn tiba-tiba, berhasil membuat kami semua berhenti tertawa dan fokus padanya.

"What?" tanya Cam bingung.

"She told me what you did to her yesterday"

Aku menaikkan alisku heran, "What did you do to my sister?"

"I... I kissed her? Is that a big deal?"

"WHAT?!"

Semua orang di dalam ruangan—well, kamar Matt—meneriakkan hal yang sama dengan apa yang baru saja kuteriakkan. Hanya Shawn yang tetap diam dengan ekspresi sulit ditebak dan Cam yang menampakkan ekspressi bingung.

"I didn't kiss her on lips tho, don't look at me like that" kata Cam sambil menatap kami kikuk.

Aku terkaku, menatap Cam dengan tatapan tidak percaya.

Maksudku, kupikir kami semua sudah mengetahui fakta bahwa Shawn jelas-jelas menyimpan hati pada adikku. Lalu tiba-tiba, salah satu dari kami mencium adikku?

Apa dia tidak tahu kalau sahabatnya sendiri mencintai gadis yang sama?

Walaupun Shawn tidak pernah mengakuinya, tapi bukankah semuanya sudah jelas telrihat?

Aku pikir semuanya hanya sampai di sana, tapi ternyata ucapan Shawn belum selesai.

"She told me you said you like her" lanjutnya.

"WHAT?!"

Lagi-lagi, kami semua berteriak.

"Seriously, what's up with me liking Maddie? Why are you guys so surprised?" tanya Cam heran.

Dia benar-benar tidak mengetahui kalau Shawn juga mencintai Maddie.

Great, adikku sekarang diperebutkan.

"Do you really like her?" tanya Shawn dengan serius.

Cam menangguk, "Hell, I'm starting to love her"

Kali ini, memang tidak ada yang berteriak, namun mata kami membelalak dan mulut kami terbuka. Sankin kagetnya, tak ada satupun kata yang keluar dari mulut kami.

Bahkan Shawn pun membulatkan matanya.

"Uh, what is happening here?" tanya Cam dengan alis terangkat.

Satu-satunya orang yang merespon Cam adalah Nash yang duduk di sebelahnya. Ia menghela nafas berat dan membisikkan sesuatu di telinga Cam.

"Aku berani bertaruh 50 dollar, Nash memberi tahu Cam tentang perasaan Shawn" bisikku pada Jack Johnson di sebelahku.

Waiting U To Be Mine [S.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang