Sorry for typo(s)
**
Author's pov"Aku pusing, Lou. Aku harus pulang." Ujar Ashleigh.
Louis menatap Ashleigh.
"Akan ku antar. Kau terlihat pucat, Ash." Balas Louis.
"Aku bisa pulang sendiri, Lou. Aku tak ingin merepotkanmu."
"Siapa bilang kau merepotkanku?"
"Ugh, bagaimana jika the boys membutuhkanmu? Atau paling tidak mereka ingin membicarakan project kalian?" Tanya Ashleigh.
"Mengantarmu tidak akan memakan waktu yang lama, Ash. Ayolah."
Ashleigh takut merepotkan Louis. Tentu saja. Mereka baru saja kenal. Dan Ashleigh sudah sering merepotkannya.
Sedangkan Louis, ia hanya khawatir dengan Ashleigh. Ashleigh terlihat sangat pucat.
"Ternyata kau di sini, Lou!" Seru seseorang tiba tiba.
Louis dan Ashleigh pun berbalik dan melihat ke sumber suara. Terlihat Niall berjalan menghampiri mereka.
"Simon menunggu kita." Ujarnya.
Ashleigh tersenyum pada Louis. Sedangkan Louis menghela nafas panjang.
"Baiklah, apa kau sungguh tak apa, Ash?" Tanya Louis.
"Ya, Lou."
"Maafkan aku tidak bisa mengantarmu."
"Tak apa, Lou. Aku memang ingin pulang sendiri saja. Omong omong, terimakasih untuk tadi pagi."
"Urwell. Kita akan pergi lagi lain waktu." Balas Louis.
"Ugh, guys. Are you dating?" Celetuk Niall tiba tiba.
"What? No. Of course no, Ni." Balas Ashleigh cepat.
Sedangkan Louis hanya mengangkan kedua bahunya.
"Ku antar kau sampai depan."
Kemudian ia menarik tangan Ashleigh pelan dan membawanya pergi.
Niall mengikuti mereka dari belakang. Terkesan seperti obat nyamuk memang. Tetapi, kalau sudah penasaran apa boleh buat?
"Ugh, Ash. Bagaimana jika kau pulang naik taksi saja? Atau kau di antar oleh supir kami. Aku khawatir akan terjadi sesuatu." Ujar Louis.
Ashleigh menghela nafasnya.
"Lou.."
Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Lelaki ini. Begitu keras kepala. Ashleigh tau niatnya baik. Tetapi, ia tak ingin merepotkan Louis.
"Kali ini tidak merepotkan, sungguh." Lanjut Louis.
"Ugh, baiklah."
Louis menelpon supir mereka yang kebetulan tidak ada kerjaan. Sesekali ia mencuri pandang melihat Ashleigh terus memijat pelipisnya.
Setelah menutup teleponnya, Louis memijat bahu Ashleigh pelan.
"Apa kau begitu pusing? Sebenarnya kau sakit apa, Ash? Sejak pertama bertemu aku sudah melihat ada yang tidak beres denganmu." Ujar Louis.
"Aku tak tahu, Lou. Aku baik baik saja. Mungkin hanya kecapekan."
"Kau belum makan! Itu dia alasannya." Seru Louis tiba tiba.
Ashleigh sedikit terlonjak. Dan juga Niall. Ah ya, mereka melupakan keberadaan Niall yang diam mematung di sana.
"Kenapa kau tak makan bersama kami tadi, Ash?" Tanya Louis.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Several Years ※ Z.M
Fanfiction[COMPLETED] Semua berawal dari sebuah rindu. Rindu yang tak pernah terbalaskan perlahan menyadari keberadaannya, hingga akhirnya ia bisa terbalas. Namun siapa sangka, rindu itu menimbulkan luka pada hati kedua orang yang saling mencintai, luka itu t...