Sorry for typo(s)
**
Author's pov—
Zayn mendorong kursi roda Ashleigh kembali memasuki kamarnya. Lelaki itu menggendongnya dan menidurkannya di ranjang rawatnya. Mata gadis itu sudah sayup sayup, mungkin ia kelelahan, karena memang kemarin ia baru menjalani kemoterapi. Ia harus menunggu sekitar 3 minggu untuk menjalani kemoterapi selanjutnya. Ashleigh memang harus sabar menunggunya dan menjalani segala perintah dokter.
Zayn mengelus elus lembut pipi Ashleigh, menepuk nepuknya, hingga Zayn juga ikut tertidur di sampingnya.
Sesaat setelahnya, Ammy masuk ke ruangan Ashleigh. Menatap dua orang dengan tangan saling bertautan tertidur di ranjang rumah sakit yang ada. Ammy mendekat, memperhatikan kondisi sahabat kecilnya itu. Rambut pirang yang dimilikinya mulai menipis, akibat bahan kimia dari kemoterapi yang dijalaninya. Senyum Ammy memudar saat teringat kejadian beberapa hari yang lalu.
**
"Dia tidak akan bertahan,"
Kalimat singkat yang keluar mulus dari bibir dokter kala itu, berhasil membuat Achly dan Ammy yang menjadi lawan bicaranya lemas seketika. Bahkan kaki Achly tak mampu menopang berat badannya. Ia terjatuh. Ammy dengan sigap menahan beban tubuh lelaki pirang itu.
"Dia pasti bisa." Achly menegaskan. Bulir bulir air mata perlahan jatuh dari bol mata abu bening itu, membasahi pipinya. Ammy menggeleng menatap kedua bola mata itu, mencoba menenangkan. Kemudian ia membantu lelaki itu bangkit dan membawanya keluar dari ruangan dokter.
"Bagaimana bisa ia berkata semudah itu, bahwa Ashleigh tidak akan bisa bertahan? Dokter macam apa itu?"
Ammy menarik nafas dalam, "kau hanya tidak tau, Ach, dokter sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kau tau kan apa yang biasa terjadi pada penderita leukimia stadium 4?"
Achly menggeleng, "Ashleigh akan bertahan."
Ammy menggenggam tangan Achly erat, "kalau memang perkataan dokter itu benar, kita harus membuat hari hari terakhirnya menjadi sangat spesial untuknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Several Years ※ Z.M
Fanfic[COMPLETED] Semua berawal dari sebuah rindu. Rindu yang tak pernah terbalaskan perlahan menyadari keberadaannya, hingga akhirnya ia bisa terbalas. Namun siapa sangka, rindu itu menimbulkan luka pada hati kedua orang yang saling mencintai, luka itu t...
