Chapter 40

1.8K 237 48
                                    

Sorry for typo(s)

**
Author's pov-

"Baiklah, tak apa. Aku hanya ingin mengisi waktu denganmu, akhir akhir ini kau sibuk," ujar Ashleigh pada seseorang di sebrang telepon.

"Tak apa, sungguh. Lain kali saja, ya?" Balas Ashleigh lagi.

"Ok, sampai jumpa,"

Ashleigh menutup panggilan telponnya. Kemudian menghempaskan badannya di atas tempat tidurnya.

Untuk kesekian kalinya, Calum menolak ajakan Ashleigh untuk pergi atau sekedar bertemu. Gadis itu merasa Calum menjauh, entah mengapa. Apa hanya karena hari itu? Hari Calum menyatakan semuanya, dan Ashleigh tidak bisa berbuat apa apa.

Tidak mungkin.

Pikir Ashleigh. Calum mungkin saja benar benar sibuk. Dan itu juga bukan hak nya untuk memaksakan Calum meninggalkan pekerjaannya hanya untuk bertemu dengannya.

Tiba tiba ponselnya berdering dan nama Louis terpampang di layar ponselnya.

"Halo?"

'Hey, Ash. Apa kabar?' Tanya Louis dengan suaranya yang khas itu.

"Aku baik baik saja, bagaimana denganmu?"

'Well, seperti biasanya,'

"Oh-"

'Apa kau sedang sibuk, Ash?'

Ashleigh mendudukkan tubuhnya dan menatap jam. Pukul 11 pagi tepat.

"Tidak, ada apa?"

'Temani aku, yuk,' ajak Louis.

"Kemana?"

'Kau sudah sarapan? Kita cari makan saja, aku lapar,'

"Oh, ok. Baiklah,"

'Tunggu aku, aku akan segera kesana, tut-'

Ashleigh mematikan ponselnya, kemudian ia mengambil jaketnya. Berhubung ia sudah memakai celana jeans, sehingga ia hanya perlu memakai jaket untuk luarannya.

Ashleigh menunggu Louis di kamar. Ia duduk di meja riasnya, walaupun sebenarnya ia tidak pandai memakai make up dan ia memang tidak suka memakainya.

Beberapa barang pemberian Zayn ia letakkan di atasnya. Memori indah itu terputar kembali. Zayn -nya, Zayn yang perhatian, lembut, Zayn yang mencintainya. Semua itu berlangsung singkat. Sekarang Zayn sudah sukses dan mendapatkan penggantinya. Ia di sini tidak bisa berbuat apa apa, hanya mendoakan Zayn agar ia mendapatkan yang terbaik.

Tanpa sadar, Ashleigh telah melamun kurang lebih 20 menit. Hingga sebuah suara khas di telinganya menyadarkannya.

"Oh, hei, Louis. Maaf aku tadi melamun," ujar Ashleigh.

"Untung saja aku tahu password apartment mu, kalau tidak aku akan menunggu di depan sampai ketampananku berkurang," balas Louis dengan nada bercandanya.

Ashleigh masih menatap pada semua kotak merah kecil di depan cermin meja riasnya itu. Itu tempat cincin pertunangan nya dengan Zayn. Ia tak pernah memakainya selain di hari pertunangannya itu. Sekarang sudah sekitar 4 bulan mereka bertunangan. Nothing special. Semua seperti tidak ada artinya.

"Ashleigh? Kau baik baik saja, kan?" Tanya Louis sambil mengelus pundak kanan gadis itu. Louis mengikuti arah pandangan Ashleigh. Pandangan gadis itu sudah berpindah pada sebuah kalung di atas tempat pink berbantalan love tanpa tutup. Pada kalung itu terdapat 2 huruf yang menempel, ZA.

After Several Years ※ Z.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang