Chapter 28

2.2K 310 38
                                    

Sorry for typo(s)

**
Author's pov--

Ashleigh pulang dari rumah Zayn dengan perasaan campur aduk. Tak habis pikir kenapa semua bisa secepat ini. Dan soal Zayn, ada apa dengannya? Kenapa ia bersikap sangat aneh?

Saat Ashleigh baru saja mendaratkan bokongnya pada kursi taman yang tak jauh dari apartementnya itu, ponselnya berdering. Segera ia melihat ponselnya. Ada panggilan.

Ammy❤ is calling

"Hey!" Ujar Ashleigh seceria mungkin.

"Kau di mana, Ash? Sudah pukul 6 sore. Aku menunggumu sejak pukul 3 tadi,"

"Maafkan aku, Am. Tadi ada sedikit urusan dengan Zayn,"

"Zayn? Di mana kau sekarang? Aku ingin mendengar ceritamu,"

"Taman dekat apartement. Lebih baik aku kembali. Oke, Tunggu aku,"

"Okay, baiklah, tut---"

Ashleigh menghela nafas panjang kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Baru saja ia tiba di tempat ini.

Ia bangkit dan berjalan menuju apartementnya. Ponselnya bergetar beberapa kali saat ia baru saja berjalan 20 meter dari taman. Notifikasi dari twitter.

Ia membukanya satu persatu. Banyak foto dirinya beredar entah dari mana. Saat ia membuka foto foto terakhir, ia mendapati dirinya dengan Zayn di sana. Ketika mereka sampai di rumah Zayn tadi siang.

Ia menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa?

Memejamkan matanya dan berpikir, apa ini akan terus berlanjut? Tentu saja ia akan kehilangan privasinya, orang orang akan mencari tau segalanya tentang dirinya apabila perjodohan ini tetap berlangsung.

Ashleigh tidak ingin itu terjadi. Tentu saja, ia masih ingin hidup normal. Ia tau betul bagaimana kehidupan para artis.

Tetapi di sisi lain, ia mendapatkannya. Lelaki yang ia cintai, lelaki yang ia tunggu bertahun tahun lamanya. Ia belum bisa menghilangkan rasa itu. Melupakan cintanya yang sudah jelas tidak mungkin kembali padanya.

Ashleigh tersenyum miris menatap ponselnya, memasukkannya dalam saku.

'Tiiin!'

**
Ashleigh's pov--

Aku tidak bisa berdiri. Aku memejamkan mataku sesaat. Mencoba mengangkat kepalaku, argh. Ini sakit.

Sebisa mungkin aku berusaha mengangkat tubuhku, mendirikan tubuhku. Tetapi tidak bisa. Sesuatu mengalir melewati batang hidungku. Aku dapat melihatnya.

Ingin mengetahui apa itu, aku meraba-nya. Aku menatap tanganku, merah. Ini darah.

Aku meringis kesakitan ketika aku mencoba berdiri untuk kesekian kalinya. Ini sakit. Aku kembali terjatuh. Kepalaku berputar, dan seketika dunia menjadi gelap.

**

"Syukurlah untuk kepalanya, tidak apa apa. Padahal menurut para saksi, mobil tersebut melaju sangat cepat. Berhuntung ia bisa bertahan. Hanya saja, kaki kanannya.."

After Several Years ※ Z.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang