Follow ig dong, @shaista31 wkwkw. Makasih!
Sorry for typo(s)
**
Author's pov—"Katakan jika kau bercanda, Zayn." Perintah Ashleigh tegas. Gadis itu berkata dengan nada yang meninggi. Biar begitu, suaranya terdengar bergetar. Gadis itu lemah. Ashleigh lemah. Ia terlalu lemah untuk menghadapi masalah masalah ini sekaligus, dengan kondisinya yang seperti ini.
Zayn tersenyum singkat, ia menghapus air mata Ashleigh dengan ibu jarinya. Zayn menggeleng, menatap mata Ashleigh dalam, "aku tidak berbohong, Ash. Aku mengatakan yang sejujurnya."
Ashleigh terkekeh, ia menghapus air matanya asal. Ia menatap Zayn, "kau pasti bercanda. Ini bukan waktunya untuk bersandiwara, Zayn."
"Menurutmu, aku masih bisa bersandiwara dalam kondisi seperti ini?"
Pertanyaan Zayn berhasil mwmbuat Ashleigh diam seribu bahasa. Kalimat itu benar benar menusuk Ashleigh. Gadis itu menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, berusaha untuk tidak terisak. Namun kenyataannya, Ashleigh menjadi benar benar kehilangan tujuan. Isakan itu, tak bisa ditahannya.
Zayn menarik kedua tangan Ashleigh yang menutupi wajahnya perlahan. Ia mengelus lembut kedua tangannya dengan ibu jarinya, "Ash, listen."
Ashleigh mengangkat kepalanya, menatap Zayn. Matanya sembab, merah. Hidungnya juga ikut memerah. Kulitnya pucat, tulang pipinya lebih menonjol dari biasanya. Ashleigh benar benar terlihat kacau.
"This isn't the last, right?" Tanya Zayn lembut. Lelaki itu menatap kedua bola mata bulat itu dalam.
Ashleigh menggeleng. Gadis itu tak menjawab. Ia menggigit bibir bawahnya, agar isak tangisnya mereda.
"Kau akan terus di sini, kan? Bersamaku?" Ujar Zayn lagi.
Lagi lagi, gadis itu diam. Seolah mengacuhkan Zayn. Padahal gadis itu berharap Zayn berbicara lagi. Ashleigh merindukan suara lembut Zayn.
"Bagaimana bisa, Zayn?"
Akhirnya Ashleigh membuka suara, ketika mereka bertahan dalam diam beberapa saat.
"Kanker itu. Bagaimana bisa ada di tubuhku?" Tanya Ashleigh.
"Kanker turunan, Ash. Ditambah dengan pola makan dan kegiatan keseharianmu yang tidak teratur,"
"Wait— keturunan? Maksudmu orang tuaku—"
"—ya. Menurur dokter, kau mengidap kanker karena ada bakat dari ibumu."
Ashleigh membulatkan matanya. Mom?
"Zayn. Detail, please." Ashleigh tak percaya. Bagaimana bisa? Mengapa ia tidak mengetahuinya? Sejak kapan dan sudah berapa lama kedua orang tuanya itu menyembunyikannya. Bisa jadi, Mom -nya itu menyembunyikannya juga dari Dad -nya.
"Ash, Mom -mu mengidap kanker. Entah sejak kapan. Leukimia. Menurun padamu. Sebenarnya kau tidak berpotensi tinggi terkena kanker, tetapi karena pola keseharianmu tidak teratur, sehingga— ya begitulah." Jelas Zayn berusaha untuk tidak membahasnya lebih dalam.
"Tapi kenapa harus aku, Zayn?" Tanya Ashleigh lirih.
Zayn bingung. Lelaki itu menatap Ashleigh heran, "maksudmu?"
Ashleigh berdehem, "kenapa harus aku yang terkena kanker?"
"Wait—" Zayn memutar otaknya, Ashleigh benar benar putus asa. Layaknya ia akan meninggal besok.
Ia tidak berlebihan. Bayangkan, ia telah melalui masa masa susahnya sendirian. Melawan sebuah penyakit yang berada dalam tubuhnya, yang ia sendiri tidak tahu apa. Hingga ia drop dan berakhir koma di rumah sakit. Sehari setelah ia sadar, lelaki yang dicintainya mengatakan bahwa ia mengidap kanker. Kanker darah. Manusia mana yang tidak shock dan merasa losing hope jika berada di situasi Ashleigh?
Sepertinya tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Several Years ※ Z.M
Fanfic[COMPLETED] Semua berawal dari sebuah rindu. Rindu yang tak pernah terbalaskan perlahan menyadari keberadaannya, hingga akhirnya ia bisa terbalas. Namun siapa sangka, rindu itu menimbulkan luka pada hati kedua orang yang saling mencintai, luka itu t...