Chapter 35

1.8K 266 35
                                    

Sorry for typo(s)

**
Author's pov-

Ashleigh sedang sibuk dengan tugas tugas kuliahnya di apartment nya. Ammy sedang kuliah siang sekarang, sehingga Ashleigh sendiri.

Ashleigh merasa ada yang kurang. Ia beranjak dari sofa tamu menuju kamarnya. Ia mengambil sebuah gunting dan kuas di meja belajarnya. Sekilas matanya melihat ke arah kalender. Hari ini jadwal ia kontrol. Bagaimana bisa ia lupa?

Ia mencoba menelpon Ammy dua kali, tetapi tidak di angkat. Mungkin ia sedang sibuk.

Akhirnya Ashleigh memutuskan untuk berangkat ke dokter sekarang juga dengan bus kota. Ia tidak ingin mengganggu Ammy dan ia tidak mau menundanya, karena banyak sekali tugas yang harus ia selesaikan. Lebih baik ia ke dokter secepatnya.

Ashleigh beranjak menuju lemarinya dan memakai kemeja merah maroon nya dan juga tas kecilnya. Membawa beberapa barang yang ia perlukan dan berjalan perlahan keluar apartment nya.

Dengan dua tongkat di lengannya, Ashleigh turun menggunakan lift dan segera menuju halte bus terdekat.

Ia duduk di kursi halte sendirian. Sekarang pukul 2 siang, mungkin orang - orang belum selesai dengan aktivitas mereka. Sehingga halte ini sepi.

10 menit berlalu, belum ada bus yang datang. Apa ia harus memesan taksi? Kenapa ia tidak memesan taksi saja dari awal?

Ashleigh akhirnya memutuskan untuk menelpon taksi. Baru saja ia mengeluarkan ponselnya, klakson mobil terdengar. Sebuah mobil berhenti di depannya.

Ashleigh mengabaikan mobil tersebut dan mencari kontak taksi di ponselnya. Karena ia tak mungkin men-stop taksi di sana. Jarang ada taksi lewat di sekitar tempat itu.

"Hey, bagaimana kabarmu?" Ujar seseorang tiba tiba dan duduk di samping Ashleigh.

Ashleigh menoleh, "astaga, kau lagi. Aku bosan melihat wajahmu."

"Aku tampan, kau tau kan itu. Banyak remaja yang-"

"Ya, aku tau. Kau superstar. Tetapi, apa London begitu sempit sehingga aku harus bertemu denganmu setiap hari?"

"Mungkin saja." Balasnya santai

"Apa yang sedang kau lakukan di sini? Sendirian, dengan dua tongkat konyol itu," tanya lelaki itu.

"Aku harus kontrol, Calum. Tolonglah, kau seperti menguntitku,"

"Aku tidak menguntitmu. Kebetulan aku lewat sini dan melihat gadis familiar,"

"Ok, terserahmu saja. Aku harus menelpon taksi," balas Ashleigh, kemudian ia meletakkan ponselnya di telinganya.

Dengan cepat Calum merebut ponsel Ashleigh dari tangannya dan menutup panggilannya.

"What?"

"Biar aku yang antar, oke? Ayo!" Ujar Calum.

Ashleigh hanya diam menatap Calum yang beranjak memasuki mobilnya.

"Kau akan duduk di situ terus sampai ada orang yang memberi tumpangan lagi? Ayolah, Ash."

Ashleigh hanya menghela nafasnya, meraih tongkatnya dan masuk ke dalam mobil Calum.

**

"Jadi, kau ingin lepas gips?" Tanya Calum basa basi.

"Entahlah, jika memungkinkan, ya."

"Setelah dari rumah sakit, apa kau ada urusan? Tanya Calum.

Calum berniat untuk mengajak gadis itu jalan jalan. Entahlah, hanya sekedar menyejukkan pikirannya. Sepertinya hari kemarin belum cukup untuk Calum melupakan sejenak masalahnya.

After Several Years ※ Z.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang