Chapter 20

2.1K 293 20
                                    

Sorry for typo(s)

**
Ashleigh's pov--

Zayn pergi. Dia pergi tanpa rasa bersalah, seperti tanpa beban. Astaga, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Aku tak mengerti.

Aku menatap kotak musik di depanku yang kini sudah hancur. Aku memasukkannya kembali ke dalam kotaknya.

Aku menangis.

Sebut aku lemah. Tetapi bagaimana rasanya jika orang yang kalian sayangi berubah seperti Zayn. Jika kalian ingin tahu apa alasanku mengirimkannya kotak musik tersebut, jawabannya adalah karena aku ingin dia ingat.

Aku ingin dia ingat kalau aku pernah mengisi harinya. Aku ingin dia ingat kalau ia pernah memberiku banyak kejutan romantis. Aku ingin dia ingat betapa dekatnya kita dulu.

Aku melihat Louis dari kejauhan yang masih asik dengan es krimnya. Aku harus pulang. Kalau Louis melihatku, masalahnya menjadi bertambah besar. Lebih baik aku pulang sendiri.

Maafkan aku Louis.

Aku berlari kecil sambil berusaha menahan air mataku yang masih saja turun. Astaga, kau lemah sekali Ash.

Aku memberhentikan taksi yang lewat dan segera melaju pulang.

**

'Ashleigh!! Ash!'

Aku terbangun dari tidurku, seseorang menggedor pintu apartementku.

Astaga, aku ketiduran. Bagaimana dengan Louis? Aku belum memberinya kabar.

'Ash? Apa kau di dalam? Kau baik baik saja kan?'

Aku menatap pantulan wajahku di cermin. Astaga, wajahku buruk sekali. Mataku membengkak. Pipiku sembab. Aku segera berlari menuju kamar mandi, membasuh wajahku dan berlari ke pintu depan.

Clek.

"Oh my gosh! Ashleigh. Kau sudah pulang. Kau kenapa? Kau baik baik saja kan?"

Aku menatap lelaki di depanku ini. Andai saja Zayn yang di sini.

"Astaga, matamu kenapa. Pasti ada sesuatu yang terjadi kan? Apa yang Zayn katakan padamu? Cerita padaku, Ash." Ujar Louis dengan nada paniknya.

Aku tersenyum menatapnya.

"Kenapa hanya tersenyum? Ceritakan padaku, nona ice cream." Ujar nya lagi.

"Lebih baik kita masuk, Lou."

Aku berjalan beriringan dengan Louis kemudian duduk di sofa.

"Soo?"

"Maafkan aku, Louis. Aku pulang duluan tanpa memberitahukanmu."

"Okay, lupakan itu. Karena kau sudah sampai di sini dengan selamat. Sekarang, ceritakan apa yang terjadi tadi."

"Tak ada apa apa, Lou."

"Bohong. Kenapa kau suka sekali berbohong, Ash?"

Aku menggelengkan kepalaku. "I can't, Lou."

Louis menggenggam tanganku lembut. "Aku bisa membantumu, Ash. Aku hanya perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Aku menggelengkan kepalaku lagi. Air mataku kembali menetes. Aku menundukkan kepalaku.

Beberapa saat kemudian, aku merasakan lengan Louis memelukku. Sangat hangat dan damai.

"Aku tak tau apa yang terjadi denganmu, namun aku tau kau butuh ini." Ujarnya.

After Several Years ※ Z.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang