Chapter 10

2.4K 353 17
                                    

Sorry for typo(s)

**
Author pov--

"Ash, lebih baik kita ke rumah sakit." Ujar Achly saat mereka baru saja memasuki apartement.

"Aku lelah, Ach. Besok saja bagaimana?" Tawar Ashleigh.

Ia menghempaskan badannya di sofa dan memijat pelipisnya pelan.

"Aku hanya khawatir padamu, Ash. 2 hari lagi aku harus kembali ke Amerika. Aku tak ingin kau kenapa napa nantinya." Ujar Achly yang duduk di sebelahnya.

"Astaga, aku tak tahu apa yang terjadi padaku sekarang." Balas Ashleigh kemudian bangkit dan berjalan menuju dapur.

Achly mengikutinya dari belakang. Ashleigh meminum segelas air putih dan duduk di kursi dapur.

Ia menundukkan kepalanya sembari memijatnya pelan. Achly ikut duduk di sebelahnya. Menatap adik satu satunya dengan cemas.

"Ayolah, Ash. Kau haru--"

"Astaga, kau mimisan lagi. Jarang jarang kau mimisan, Ash. Lebih baik kita ke rumah sakit." Ujar Achly.

Spontan Ashleigh memegang hidungnya.

"Jangan di pegang. Biar ku bersihkan." Ujar Achly cepat kemudian pergi mengambil peralatan yang di butuhkan.

"Kali ini tidak ada penolakan. Kau harus ke rumah sakit sekarang." Ujar Achly saat membersihkan darah mimisan Ashleigh.

"Ugh, baiklah."

**

"Jadi, bagaimana dok?" Tanya Achly pada dokter setelah Ashleigh selesai di periksa.

"Bisa ikut ke ruangan saya?" Ujar dokter tersebut.

Achly mengangguk mantap dan berjalan mengikuti dokter tersebut menuju ruangannya.

"Jadi, bagaimana, dok?" Ujar Achly mengulangi pertanyaannya saat baru saja mereka duduk di kursi masing masing.

"To the point saja, Setelah saya periksa, Ashleigh mengidap kanker darah. Tapi berhuntung, masih sangat kecil sekali. Dengan pengobatan yang rutin, dan mengatur aktivitas sehari hari, kanker itu akan sembuh." Balas dokter tersebut.

"W-what? Kanker? Bagaimana bisa?"

Achly membulatkan matanya. Tak percaya. Tentu saja. Adiknya itu memang tidak ada riwayat apapun selain asma.

"Kalau di lihat lihat, Ashleigh mengidap kanker karena keturunan. Mungkin dari keluarga kalian ada yang mengidap kanker?" Ujar dokter.

Achly menggelengkan kepalanya. Ia mengusap wajahnya pelan.

"Setauku tidak ada." Balas Achly.

"Mungkin saja dari nenek kalian atau--"

"Ehm, baiklah. Jadi, bagaimana dok?" Potong Achly. Ia tidak sabar.

"Okay, saya akan memberikannya obat yang harus ia minum secara rutin. Tidak boleh terlambat minum obat dan tidak boleh terlambat makan. Usahakan makan makanan yang mengandung zat besi tinggi. Dan, jangan sampai kecapekan." Ujar dokter.

Achly menatap dokter sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, dok. Terimakasih."

"Saya akan siapkan obatnya, kalian bisa menunggu di ruang tunggu. Yang jelas, jika keadaan Ashleigh drop ataupun memburuk. Segera bawa kemari, agar menutup kemungkinan bagi kankernya akan bertambah ganas." Pesan dokter tersebut.

Lagi lagi, Achly hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kemudian pergi meninggalkan ruangan dokter tersebut.

Achly mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Di mana Ashleigh?

After Several Years ※ Z.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang