HEY I'M BACK!
First of all, I'd like to apologize to all of you guys that might have been waiting for this story to be completed.
Maaf saya buat cerita ini completed di settingnya karena emang tinggal epilog. Kemudian saya lupa kalau epilognya belum dibuat. Berhubung ada beberapa yang komen akhir2 ini untuk lanjut, jadiii aku coba buat epilog nya ya!
HAPPY READING! ENJOY IT!
.
Sorry for typo(s)
June 17th, 2018
**
"Aku ingin anak kembar!" Seru Zayn sambil mengejar kekasihnya, Ashleigh.
Ashleigh terus berlari mengabaikan ucapan Zayn barusan. Gadis itu sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan Zayn masih di sana mengejarnya. Tapi terakhir ia menoleh, matanya tidak menemukan lelaki iu di sana.
"Gotcha!"
Dalam sedetik Ashleigh jatuh dalam pelukan Zayn yang sudah berada di depannya. Mereka terjatuh dengan posisi Ashleigh di atasnya. Pandangan mereka terkunci beberapa detik, sampai Ashleigh kembali sadar dengan posisi mereka. Gadis itu langsung beranjak, kemudian duduk di sebelah Zayn. Zayn ikut mendudukkan badannya, menarik Ashleigh untuk lebih dekat dengannya.
Lelaki itu mengelus pipi Ashleigh lembut. Tangan kirinya menarik rambut Ashleigh ke belakang telinga dan meletakkan sebuah bunga di sela telinga gadis itu. Membuatnya tersenyum manis. Zayn membalasnya, tentu saja.
"Aku tidak ingin menjanjikan banyak untukmu, aku hanya ingin kamu."
Zayn mengucapkannya dengan tulus, mengecup pucuk kepala gadis itu kemudian menariknya ke dalam dekapannya.
Ashleigh menjadi gadis paling bahagia hari itu.
**
Zayn belum beranjak dari duduknya. Ia masih di sebelah Ashleigh dengan sebuah monitor EKG yang tetap menunjukkan garis lurus di hadapannya. Zayn menatap buku dengan sampul kulit di tangannya, buku yang baru saja Zayn bacakan untuk Ashleigh. Buku yang tinggal 1/4 bagian lagi akan penuh dan akan ia berikan pada istrinya itu. Namun naas, takdir tidak mengizinkan Ashleigh memilikinya.
Para perawat terpaksa menarik Zayn keluar dari ruangan. Otak lelaki itu seakan berhenti bekerja. Ia tidak bisa berpikir. Bahkan untuk menopang beban tubuhnya, kakinya terasa lemas. Apa yang baru saja terjadi? Apa ia bermimpi lagi?
Ammy yang baru saja datang langsung memeluk Zayn. Wajah gadis itu telah memerah. Buliran air mata tidak berhenti mengalir dari matanya. Zayn tidak membalas pelukan hangat Ammy, tanganya terlalu lemas untuk melakukannya. Bahkan otaknya sudah tidak bisa berpikir untuk menyuruh tangannya bergerak.
Ammy menuntun Zayn duduk di kursi tunggu depan ruangan Ashleigh. Gadis itu menenangkannya. Pasti ini berat. Tentu saja. Ammy memberi lelaki itu sebotol air mineral dan memintanya untuk meneguknya. Tanpa berpikir Zayn melakukannya. Bak suplemen yang membangkitkan otaknya, Zayn merasa seperti bangun dari koma. Ia mulai mengenali situasi yang terjadi. Sayangnya, semua ini nyata. Bukan mimpi buruk yang paling ia takuti.
"Zayn, kita berdoa yang terbaik untuk Ash.." Tutur Achly yang ikut bergabung dengan mereka.
"Dad sedang dalam perjalanan," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Several Years ※ Z.M
Fanfic[COMPLETED] Semua berawal dari sebuah rindu. Rindu yang tak pernah terbalaskan perlahan menyadari keberadaannya, hingga akhirnya ia bisa terbalas. Namun siapa sangka, rindu itu menimbulkan luka pada hati kedua orang yang saling mencintai, luka itu t...