1

11.1K 320 11
                                    


HAI GUYS ada banyakk perubahan nihh dari cerita kemarin-kemarin jadiii bbacaaa ulang dari awal lagii yaaa semoga suka😘😘


Matahari bersinar cukup cerah menandakan sudah cukup siang. Seorang gadis terburu buru melangkahkan kakinya dengan wajah panik karena hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru. Andai ia mempunyai kekuatan super mungkin ia tidak akan tergesa- gesa seperti sekarang jni

"Anjir dah jam 7 gue bisa telat!!!!" Sontaknya terkejut, ia lari mengambil baju dan tas nya tanpa terlebih dahulu mandi. Bagaimana bisa mandi, sekarang saja Dira sudah telat 30 menit belum lagi kalau dia mandi dan perjalanan di jakarta, tau sendiri kan jakarta hanya ga macet saat lebaran.

"mang ujo cepetan saya udah telat nih!!!" Ujar nya dengan napas terengah-engah sehabis berlarian. Mang ujo yang di sebut nama nya pun langsung mengangkat jempolnya dan melajukan mobil menuju jalan kecil untuk menghindari kemacetan.

Pukul 07.30
Dira menuruni mobilnya dengan cepat menuju gerbang sekolah yang sudah di tutup sejak 1 jam yang lalu.
Ya sekolahnya selalu mengunci gerbang tepat pukul 6.30 dan memberikan sangsi kepada murid telat

"Mampus deh gue!!!" Cewek itu menepuk jidatnya saat melihat gerbang sekolah sudah tertutup, kemudian diliriknya jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia sudah terlambat 1 jam.

"pakk satpam bukain pak! Saya kan cuman telat 1 jam " ucap Dira sambil ter engah-engah memanggil pak satpam. Andai Dira pemilik sekolah ini pasti pak satpam akan menuruti kemauannya. Dan menurutnya ini juga bukan kesalahannya karena datang telat, ini kesalahan ibunya yang tidak membangunkannya untuk berangkat sekolah

Pak satpam pun membuka pagar "Cuman? Aduh neng itu bukan cuman lagi neng" bagaimana bisa Dira bilang cuman 1 jam sedangkan telat 1 menit aja tetap harus di hukum lari mengelilingi lapangan 10 kali apalagi ini yang telatnya 1 jam.

Seorang cowo berpostur badan tegap tinggi, berkulit putih, hidung mancung, alis tebal keturunan turki bernama Natha Prasetya Arrasyid masuk ke sekolah dengan santainya melewati Dira dan pak satpam yang sedang beradu argumen tanpa merasa bersalah. Jelas-jelas Natha terlambat 1 jam 5 menit tapi dengan santainya ia jalan.

"Ehh mass mass... Main masuk aja, sini anda tuh udah telat 1 jam 5 menit main nyelonong aja lagi!! Sini berdiri sini!" Teriak pak satpam melihat Natha dengan santai melewati nya di depan pagar tanpa merasa bersalah.

"Ehh mas tas hitam! Sini kamu" teriak pak satpam karena perintahnya itu tidak di gubris dengan Natha. Ya memang seperti itu Natha suka tidak perduli dengan peraturan yang ada di sekolah, karena ia sekolah hanya untuk formalitas kepada orang tua nya saja.

Dira yang melihat sikap Natha pun sontak mengikutinya, ia menerobos pak satpam yang sedang lengang melihat Natha. Dira pun lari menerobos masuk.

Di depan sekolah ada Bu Iyam yang merupakan guru killer pelajaran matematika yang sedang piket di depan meja tata usaha, melihat Natha masuk dengan santainnya bu Iyam pun memberhentikan Natha dan Dira yang berada beberapa langkah di belakang Natha.

"Kalian tau masuk sekolah jam berapa??" ucap Bu Iyam dengan tatapan mautnya. Ya memang begitu siapa yang tidak sebal dengan bu Iyam guru killer nyebelin dan gendut yang sama sekali tidak pernah ramah pantas saja di umurnya yang genap 46 tahun bu Iyam belum memiliki suami alias perawan tua. Lelaki mana yang mau dengan bu Iyam? Natha rasa lebih baik jadi bujanggan dari pada harus memiliki istri seperti bu Iyam. Bahkan jomblo seumur hidup pun lebih baik baginya.

"jam 6.30 Bu" jawab Dira dengan kepalanya menunduk berbeda dengan Natha yang tak acuh.

"Kalian tau tapi masih datang telat! Ngapain aja semalam, heh? Begadang? Sms an? Pacaran? Sekolah punya aturan kalian se-enaknya aja datang jam segini" nada nya yang sinis.

"Maaf bu " Dira merasa bersalah, sunggu ia merupakan murid yang jarang melakukan masalah, ia menaati segala peraturan, dan ini merupakan kali pertamanya masuk terlambat.

Bu Iyam pun menatap sinis Dira dan Natha kembali. "Tunggu sini"

Bu Iyam pun pergi meninggalkan mereka berdua mengambil buku agenda point yang merupakan agenda wajib bagi siswa yang melanggar aturan.

Natha dan Dira berdiri di lapangan, Dira pun panik karena ia tidak memakai gesper yang merupakan pengecekan peralatan sekolah wajib saat terkena hukuman.

"Mampus gue, gak pake gesper " ucap Dira perlahan dengan panik wajahnya memikirkan alasan yang harus dia buat. Bagaimana tidak panik sudah terbayang di otaknya betapa marahnya Bu iyam dan ia harus lari keliling lapangan saat panas nya seperti ini. tidak, ia tidak mau harus lari panas-panas begini dan itu akan menguras banyak tenaga apalagi ia belum sempat sarapan jangankan sarapan ia saja belum mandi ia hanya menggunakan parfum dan apabila ia lari bau parfumnya akan di gantikan dengan bau keringat, bisa-bisa anak kelas tidak mau duduk dengannya apabila ia bau.

Natha terus melihat Dira yang begitu gelisah seperti anak baru yang kena point. Dira kan anak baik baik jelas ia panik apabila mendapatkan point berbeda dengannya yang sudah keluar masuk ruang Bk dan sudah berjejer namanya di buku agenda point.

Natha yang mendengar ucapan Dira pun membuka tas nya dan memberika gesper tersebut kepada Dira. Sebenarnya Natha tidak menggunakan gesper juga, ia sangat malas menggunakan atribut sekolah. Bisa dilihat dari tampilannya yang sangat tak pantas disebut anak sekolah. Namun ia selalu membawa gesper bukan untuk dipakai namun buat tawuran dengan sekolah lain.

"hah?? Gausah " Matanya memperhatikan cowo itu dari atas sampai bawah. Rambutnya berantakan seperti tidak disisir, 2 kancing teratas seragamnya terbuka sehingga kaos dalam putihnya terlihat, menggunakan sepatu bebas berwarna merah dan celana sekolah pensil, tanpa berdasi tipikal anak yang sering melanggar peraturan.

"Yaudah kalau mau lari" ujar nya dengan santai dan kembali membuang muka.

Dira hanya diam menengok ke arah Natha. Sungguh ia sangat bingung apa yang harus ia lakukan, tapi ia tak ingin lari keliling lapangan.

"pake aja keburu gue berubah pikiran nih, tapi terserah sih gue cuman mau nolongin aja, kasihan cewe kalau lari" balas Natha dengan santainya.

"gak perlu"

"3....2....."

" ehh... yaudah deh" ia pun mengambil gesper ditangan Natha dan memakainya.

Bu Iyam pun datang membawa daftar buku point dan pelanggaran siswa menuju Natha dan Dira yang sedang berdiri di lapangan sekolah.

" catat nama dan kelas kalian dibuku ini" Bu Iyam memberikan buku kepada Natha dan Dira dengan tatapan tajamnya.

Dira pun mencatat namanya dibuku pelanggaran dan ketika itu, Bu Iyam melihat Natha tanpa ikat pinggang yang melekat di tubuhnya.

"mana ikat pinggang mu? Kamu tuh udah datang terlambat gak pakai ikat pinggang gak pakai dasi baju di keluarin. SUBHANALLAAH KAMU PAKE SEPATU MERAH?? INI SEKOLAH BUKAN TEMPAT JALAN JALAN!! Ini juga celana di kecilin gini kaya anak berandalan aja, malu maluin sekolah!!"

"kamu mbak, langsung ke atas! dan kamu karena kamu udah telat dan ga pake ikat pinggang pake sepatu merah lagi!! mana celana dikecilin, gak pake dasi lagi, kamu lari ngitarin lapangan 50 kali!! " ucap Bu Iyam sambil tangannya menunjuk ke kanan mengisyaratkan Natha agar segera berlari.

"Makasih ya" teriak Dira ke Natha yang sedang lari keliling lapangan.

Natha mengacungkan jempolnya ke Dira sambil berlari mengitari lapangan.

A/n : HAI HAI!!! Ini cerita pertama yang bakal jadi projek gue !! Projek besar gue yang udah gue impi-impikan sejak gue mulai mencintai membaca dan SEBELUM KALIAN MEN-JUDGE BACA DULU SAMPAI HABIS BIAR TAU JALAN CERITANYA. Semoga kalian suka dengan ceritanya and nulis cerita ga gampang lohh!! Serius dah!! Makanya mohon apresiasi dukungan sangat di perlukan, vote gampang banget tinggal pencet bintang dan jangan lupa comment kalian sangat amat membantu gue untuk melanjutkan cerita gue so please guys dont be silent readers ok 😉😉 kalau mau kasih saran maupun kritik sangatttt amattt boleh !!!! Bahkan gue malah senang:) sent aja ke message ya 😉. Enjoy reading👏

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang