Kemarin malam aku sudah harus kembali ke Indonesia. Sungguh langkah ku terasa sangat berat. aku masih ingin disana, menemani Natha dan menunggu keajaiban datang. Mengingat perkataan Tante Mira membuat langkah ku makin enggan untuk kembali kerumah. Namun aku juga tak bisa membiarkan semua berantakan. Aku tak ingin membuat Bunda kecewa, bunda sangat ingin melihat aku masuk UI. Bagaimana pun juga kehidupan akan terus berjalan. Aku yakin Natha akan sadar.
Tiba-tiba lampu listrik di kamar ku mati. Ah, pasti sedang ada pemadaman bergilir. Aku pun membuka pintu kamar, hendak berjalan menuju ruang tamu mengambil lilin. Hingga akhirnya suara tembakan kertas mengagetkan ku.
Happy birthday Dira... Happy birthday Dira.... happy birthday,happy birthday, happy birthday Dira.....
Ku lihat Bunda memegang Kue dengan lilin bertuliskan "happy birthday" dengan Bang Ray yang memegang tembakan kertas di tangan kanannya serta Tari, Mawadah, Khansa memegang balon dan memakai topi khas ulang tahun di masing-masing mereka. Ah, aku sampai lupa hari ini hari ulang tahun ku. Hari ini 30 Mei aku genap berumur 18 tahun. Terlalu lama bersedih meratapi keadaan Natha membuat aku lupa segalanya. Aku hanya memikirkan keadaan Natha.
"Ah, kalian. Aku sampai lupa hari ini ulang tahun ku" aku mengelap air mata yang jatuh. air mata bahagia.
"elo sih Dir, kebanyakan sedih mulu sampai ga inget kan" balas Tari.
"ayo, make a wish terus tiup lilin. Lilinnya keburu mati nih" Timpa Bunda yang yang sedang memegang kue ultah rainbow cake ku. Aku pun menganguk dan menunduk membuat harapan.
Ya Allah terimakasih masih memberikan aku kesempatan untuk merasakan kehidupan hingga saat ini. Di ulang tahun ku ini, aku berharap semoga kau sadar kan Natha dari komanya. Kau beri kesehatan kepada Keluarga ku, kepada teman-teman ku, kepada Natha. sadarkan lah Natha ya Allah. Aamiin.
aku segera meniup lilin ulang tahun ku, di sambut dengan tepuk tangan meriah. entah sudah berapa lama aku tidak tersenyum seperti hari ini?
Aku pun mencoba melupakan segala beban pikiran ku, aku tidak ingin mengecewakan mereka di hari bahagia ku. kini, aku membuka berbagai macam kado dari bunda, bang Ray, serta genk ku bahkan kado dari ayah!. aku bersyukur aku di kelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangi ku dan keluarga yang sangat sempurna.
***************
Hari yang cukup melelahkan. Aku kembali menutup pintu dan menaiki tangga menuju kamar.
"Misi paket" suara bapak-bapak bersamaan bunyi lonceng pagar rumah ku.
Aku lihat bunda sedang asik memasak di dapur, mbok iyem juga sedang pergi ke pasar. Aku kembali menuruni anak tangga dan berjalan keluar.
"Misi mba, Ini rumah mbak Adira Ilyasa bukan ya?"
"Iya benar pak, saya sendiri." Jawab ku sambil menangguk.
"ini ada paket buat mbak Adira" bapak tersebut pun memberikan sebuah kotak dengan bungkus kertas kado berwarna pink dihiasi pita di ujung kanannya dan sebuah buket bunga mawar merah dan pink kesukaan ku.
Aku pun menerima kotak kado dan bunga tersebut, ku lihat tidak ada nama pengirimnya disana. "Dari siapa ya pak?"
"Wah saya kurang tau tuh mbak, soalnya sudah lama sekali di pesannya jadi saya gak inget namanya dan mukanya" balas si bapak dengan mukanya mencoba mengingat. "oiya mbak, mohon di tanda tanganin di sini" sambil memberikan kertas bukti penerimaan.
Setelah itu aku kembali menutup pagar dan berjalan menuju kamar ku. sesampainya di kamar, aku terus menatap dan menghirup aroma segar bungga mawar.
ah, sungguh aku suka sekali wangi dari bunga mawar, belum lagi ini merupakan warna kesukaan ku. mata ku terfokus dengan kotak kado yang cukup besar dengan bungkus pita merah. Aku buka kardus tersebut dan ku lihat terdapat sebuah boneka jerapah yang cukup besar, cardigan hitam, kacamata dengan pinggiran frame berwarna emas dan yang terakhir sebuah amplop berwarna merah di dalamnya. di ujung kanan amplop terdapat tulisan "for birthday girl" ku buka amplop berwarna merah maroon tersebut.
Jakarta, 20 desember 2016
Katamu, kamu tak suka boneka karena umurmu kini sudah dewasa
Katamu, kamu kamu butuh kehangatan di waktu dingin melanda
Katamu, kamu ingin masa depan mu cerah secerah masa depan ku bukan??
Katamu, kamu ingin menjadi mawar yang tidak sembarang orang memetik
Katamu, kamu selalu mempersiapkan segala hal dari jauh hari
Katamu, kamu tak suka hadiah makanya aku beri kamu kado
Katamu, kamu malas melihat ku, makanya aku tak datang hehe. Semoga elo suka.
-pria tampan yang tak suka sombong-
Air mata ku jatuh terus menerus membasahi kertas putih dengan tinta hitam, bahkan beberapa tulisan nya kini sudah tidak jelas melebur dengan air mata ku. Aku ga menyangka ternyata Natha sudah lama menyiapkan kado ini, bahkan dari tahun lalu!. Tubuhku mematung. Rasanya Nano-nano. Sedih senang pahit manis asin bercampur jadi satu. Bahkan untuk berucap satu katapun aku tak mampu.
LINE.
Sebuah notifikasi pesan muncul di layar wallpaper ku. tertera nama Dilla disana. Kalau kamu lupa, Dilla itu adiknya Natha. tanpa banyak fikir aku tarik jempol ku keatas membuka lock screen.
DILLA
Kak Dir, abang kritis sekarang sekarang lagi di tanganin dokter
Ah cobaan apalagi ini Ya Allah, kenapa rasanya beban ku makin berat. Beberapa puluh detik yang lalu baru saja aku merasa senang dan kini kau kembalikan rasa sedih itu lagi. Rasanya jika aku bisa menukar posisi ku dengan Natha dengan senang hati aku mau. Aku ga sanggup terus menerus merasakan pahitnya seperti ini.
Jika Allah beri aku satu permintaan di ulang tahun ku ini, aku mohon Ya Allah sadarkan Natha.
Aku kembali membenamkan wajah ku pada boneka jerapah dari Natha. perih. Sangat perih. Baru kali ini aku merasa luka yang sangat amat dalam. Rasanya hampir seluruh tubuh ku menolak untuk bertahan melawan perih yang luar biasa hebatnya. Aku belum sanggup jika ada lagi kabar yang membuat jantung ku berhenti. Bahkan aku makin tenggelam dalam tanggisan hingga akhirnya suara notifikasi handphone kembali menghentikan tundukan ku. ku raih handphone ku yang terletak di samping.
Dilla.
Abang udah ga ada ka. Semua peralatan di tubuh abang udah di lepas sama dokter
Dunia ku serasa berhenti seketika, dadaku terasa sesak, nafas ku terasa sulit bahkan kurasa jantungku berhenti berdetak. Tubuh ku gemetar, tangan ku ku lemas, kaki ku lemas, tubuh ku lemas. Kini handphone di tangan ku sudah meluncur bebas dan mendarat mulus di kasur yang empuk.
Aku rasanya ingin marah. Aku rasanya ingin memberontak, rasanya tidak adil. Kamu tahu sakitnya kehilangan orang yang kamu cinta di hari bahagia mu? Hari ini aku minta satu harapan pada Tuhan untuk mengembalikan kekasih ku namun sekarang kenyataan yang memilukan Tuhan lebih menyayangi nya dari pada ku. Di hari kebahagian ku aku kehilangan orang yang ikut adil dalam menyumbangkan senyum dihidupku.
************BAGAIMANA GENG:( SEDIH GA:( AKU SEDIH:(:(:(:( btw next part adalah part terakhir yaaaaa. jangan lupa comment sama vote okee

KAMU SEDANG MEMBACA
Adira [ COMPLETED]
Teen FictionSebagian cerita di PRIVATE jadi di saran kan untuk memfollow dulu agar tidak ter skip, enjoy reading😊 [awalnta berjudul "adira" pernah saya ganti menjadi "why me?! " dan sekarang kembali lg menjadi "adira"] Aku pernah merasakan indahnya jatuh cinta...