"selamat pagi" Bu Diyah masuk ke dalam kelas bersama yuyun adik kelas 10 memegang setumpuk kertas. Bu Diyah merupakan guru termuda di sekolah, umur Bu Diyah baru 22 tahun membuat anak lelaki senang saat pelajaran bahasa indonesia selain bu Diyah yang asik dalam mengajar ia juga cantik di balut make up tipis membuatnya makin mempesona. " Ibu ada projek bagi kelas-kelas terpilih, nah setelah ibu pertimbangkan kelas kalian lah yang ibu pilih dalam projek ini" sontak anak kelas bersorak riuh gembira berarti kelasnya merupakan kelas terbaik.
"jadi ibu berikan kalian project drama remaja dan apabila kalian berhasil membuatnya memukau ibu akan berikan nilai tambahan di rapot kalian. Ibu berikan waktu 2 minggu untuk kalian latihan. Dan kalian akan tampil saat pentas di TMII jadi ibu harap berlatih dengan serius"
"sekarang silahkan kalian diskusikan siapa yang menjadi peran utama dan naskahnya, ini ada contoh naskah tahun lalu. Ibu ada tamu jadi silahkan diskusikan sendiri. Tama tolong nanti serahkan hasil diskusi kalian ke meja Ibu."
Bu Diyah pun pergi meninggalkan kelas. Diskusi pun di mulai di pimpin oleh ketua kelas. Kelas nya mengambil tema princess dan pangeran. Deny ketua kelas pun berdiri ke arah kelas membuka diskusi pemilihan peran.
"gini aja gue pengen biar adil masing-masing kalian kasih saran 2 nama satu untuk pangeran dan satunya untuk princess. Nanti yang menang vote mau gak mau harus terima ya, ini kan biar adil." Ujar Deny. Vote pun di mulai siswa-siswa pun bergiliran menyebutkan nama pemeran untuk pentas teater 2minggu kedepan. Rama dan Dira pun terpilih menjadi pemeran utama pentas drama teater mewakili sekolahnya. Anak-anak kelas pun memilih Rama karena mukanya yang tampan begitu pula dengan Dira. Dahulu saat SMP Dira merupakan anggota teater sekolahnya dan anak kelas pun mengetahui itu.
Rasa bahagia pun dirasakan oleh Rama bukan karena ia terpilih menjadi pemeran pangeran melankan ini merupakan kesempatan emas untuknya kembali menjalin hubungan baik bersama mantan yang ia sayangi. Senyum tampannnya pun terukir manis di wajahnya.
Berbeda dengan Rama, raut muka kesal tidak terima pun tampak sangat jelas terukir di wajah Adira Ilyasa. Bukan karena ia tidak ingin berpartisipasi untuk kelasnya melainkan ia tak bisa beradegan dengan Rama. Beradu acting dengan Rama dimana ia merupakan pangerannya berarti ia akan menjadi dekat dengan Rama. intensitasbertemunya dengan Rama akan meningkat belum lagi harus pura-pura acting dengan orang yang ia benci saat ini, apakah ia bisa?? Sungguh tidak adakah yang bisa menggantikan posisinya saat ini.
"aduhhh jangan gue dong, ganti sama Rara aja tuh dia kan cantik pantes tuh buat jadi princess, gue mah gak pantes" alesannya untuk menghindar.
"yaampun Dir, lo tuh juga cantik dan jago acting lagi" Renita pun menepis pernyataan Dira.
"Nah bener tuh Renita lo tuh cantik tau Dir, kalau gak cuek sama gue hehehehe" goda Reza anak kelas yang sering mendapatkan kejutekan dan kesinisan Dira karena kelemotannya.
"cantik, memang aku akuiii..." nyanyi Jajang lagu dangdut milik Rita sugiarto. Belum sempat ia melanjukan liriknya ia pun sudah mendapat isyarat untuknya berhenti menyanyi oleh Rena. "ssstttt Jajang berisikkk ini kita lagi diskusi" Rena memang sangat tidak suka saat Jajang menyanyi katanya membuat kepalanya pusing. Padahal kalau boleh jujur emang bener sih, seperti yang sudah di jelaskan Jajang sangat suka mengaitkan apapun dengan lagu-lagu.
"Kan udah kesepakatan Dir siapapun yang kepilih harus terima ya, kan ini juga buat nama baik sekolah dan kelas kita" Deny pun mencoba membuat suasana menjadi tenang kembali.
"yaudah..iya-iya" jawabnya dengan malas-malasan. Dira kini pasrah ia tidak boleh egois hanya karena keinginannya semata, inikan untuk nama sekolahnya dan kalau ia menang juga bukan hanya teman-teman dan anak sekolah yang senang, ia pun akan senang.
"yaudah besok sepulang sekolah kita latihan dibelakang ya, dimohon partisipasi dan waktunya ya kawan jangan sampai gak dateng" ujar Deny.
"siappp Den" anak kelas pun membalas dengan semangat.
KRINGG!!
Bel istirahat pun berbunyi menandakan waktu istirahat tiba. Dira pun memilih untuk ke taman belakang membawa bekal dan novel barunya, sedangkan Mawadah, Tari, dan Khansa pun memilih untuk pergi ke kantin membeli makanan. Ya Dira kan selalu mambawa bekal karena ia sangat membenci mengantri di kantin, namun sekarang ini ia sudah tidak seperti dahulu. Sekarang ini setidaknya ia mau di ajak ke kantin meskipun tidak terlalu sering.
Dira pun pergi duduk membawa novel dan bekal roti yang bundanya buat, ia pun duduk bersander di bawah pohon sambil membaca novel. Dira sering kesini sekedar makan bekal maupun membaca novel disini. Tidak jarang sahabatnya pun kesini memang pemandangan disini cukup bagus tatanan pohon yang indah tapi sayang banyak rumor yang beredar taman disini memiliki penunggu wanita. Sejujurnya ia takut tapi ia sangkal perasaan itu, ya masa setan mau muncul siang-siang bolong gini meskipun itu sangat mungkin.
Berkali-kali ia merasakan sebuah benda kecil seakan menimpuknya, Dira pun menengok ke kanan dan kiri memastikan apakah ada orang di sekitarnya. Tidak ada orang lain di taman ini yang membuatnya mengerutkan keningnya. Tak lama Dira pun melanjutkan membaca novelnya lagi. Lagi dan lagi saat dirinya sudah terlarut dalam novel miliknya sebuah timpukan datang lagi dan kini mendarat di kepalanya.
"issshhhh siapa sihh!!!"teriaknya sambil meletakan novel miliknya di rerumputan. Dira pun menengok ke arah atas, tepat sekali ia melihat Natha duduk dengan santainya di atas pohon sambil makan kacang kulit sukro. Kini Natha puntersenyum lebar kepadanya.
"apaansih Nath gak lucu tau gak"
"Ayo dong marah Dir!! trus benci gue trus nanti lo cinta gue deh. Kan kata orang-orang benci nanti jadi cinta hahaha yesss" ujarnya dengan senang.
Dira menatap Natha dengan senyuman terpaksa, dan Natha pun membalas senyuman Dira tersebut. "hehehe gimana Dir ide bagus kan?"
"Dear Natha Arrasyid, You wish!!" balasnya dengan senyum manis.
"hehehe Yeahh I wish" katanya sambil menaikan alisnya dan terus menatap Dira.
"sana berharap sendirian" Dira kembali menatap novelnya. Sejujurnya hatinya sangat deg-deg an Natha sering kali membuatnya seperti ini. Entah Natha membuatnya berharap sejujurnya ia senang melainkan disatu sisi dirinya bertanya-tanya apa Natha sedang menggodanya atau memang itu yang Natha harapkan?? Mungkin hanya Natha yang tau.
"ganggu lo ah!!" Ucap Dira sambil menutup novel sambil terpaksa. Ketika Dira hendak melangkah tiba-tiba saja tubuhnya berhenti terdiam. Natha loncat turun dari pohon dan kini ia berada di depan dirinya dengan jarak 1 jengkal. Mata mereka saling bertatapan, terlihat jelas mata Natha yang berwana coklat terang dan alisnya yang tebal.
Kini Natha mendekatkan wajahnya ke Dira, mungkin kalau ada orang yang meliha,t orang tersebut akan mengiri Natha akan mencium Dira. Dira pun menutup matanya, nafasnya tercekat badannya pun terasa membeku ia tak bisa berkutik.
Nath kenapa sih sering banget bikin jantung deg-degan kini
"jangan di tekuk gitu dong mukanya udah kaya duit lecek masa cantik-cantik cemberut, ayo gue anter ke kelas" bisik Natha di kuping Dira.Dira pun membuka matanya sambil berdengus. Kini Natha meletakan tangannya di pundak Dira, ia pun berjalan mengantar Dira kekelas.
Hahaa aku kasih nama yuyun karena lagi hebohnya beritaaa itu:( hua kasian yuyun:( jangan lupa vote dan comment ya temann dimohon partisipasinya😊
![](https://img.wattpad.com/cover/61141446-288-k606579.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira [ COMPLETED]
Подростковая литератураSebagian cerita di PRIVATE jadi di saran kan untuk memfollow dulu agar tidak ter skip, enjoy reading😊 [awalnta berjudul "adira" pernah saya ganti menjadi "why me?! " dan sekarang kembali lg menjadi "adira"] Aku pernah merasakan indahnya jatuh cinta...