36

1.4K 57 0
                                    

Kringgg!! Kringg!!

Entah sudah berapa lama handphone Dira berdering namun Dira masih asik dengan kasur kesayangannya. Semalam dirinya sulit tidur akibat terlalu lama menangis. Dira membuka matanya yang terasa berat, matanya sembab akibat menangis semalaman. Butuh kekuatan extra untuk diamembangunkan tubuhnya. Dia beberapa kali memejamkan matanya untuk memfokuskan pandangannya dan mengurut pelipisnya. Dira bankit dari tempat tidurnya. Setelah berdiri ia mencoba menyeimbangkan tubuhnya dan melangkah ke arah handphone nya yang terletak di meja belajar.

"hallo Dir, kemana aja sih ? lagi sibuk ya?" tak lama suara Rama muncul.

"sorry baru bangun Ram. Enggak, kenapa?"

"temenin gue yuk, please"

"hm.. tapi Ram. Yaudah deh "

"Cantik dah. Yaudah 20 menit lagi gue jemput lo, see you"

****************************

"kita mau kemana sih Ram, kok gak sampe-sampe"

"bentar lagi sampe kok"

Mobil Rama terus melaju dengan kecepatan sedang. Dira lebih memilih melihat ke arah luar mobil. Matanya menatap kaca luar dengan pandangan kosong. Rama yakin sejak awal ia menjemput Dira ada yang salah dari Dira. Ada kesedihan yang terukir di wajah cantiknya.

"kita udah sampai"

Mobil Rama berhenti di lapangan luas dan sepi yang di kelilingi oleh pohon pinus di sekitarnya. Dira hanya memandang sekitaran dengan jidatnya yang mengkerut.

"bukan ini yang aku mau tunjukin, tempatnya disana" tunjuk Rama. " kita harus jalan bentar kok 200 meter aja. Liat aja pasti nanti suka. Yuk"

tak butuh waktu lama, Dira dan Rama sampai di bibir pantai disambut dengan matahari yang akan menghilang. Baru saja Dira menginjak kakinya di bibir pantai, kumpulan

anak-anak yang sedang bermain pun berlari menghampirinya. Dira menyambut hangat kumpulan anak-anak kecil tersebut dengan kedua tangannya. Ia tak menyangka Rama membawa anak-anak yayasan ke pantai bertemu dengannya. Dira pun hilang diseret menuju pinggir pantai.

Ini yang Rama cari. Senyum merekah dari wanita yang masih ia cintai. Wanita yang tinggal menetap di hatinya 4 tahun ini. Disini di tempatnya sekarang berdiri, tempat dimana ia sering menghabiskan waktu bersama anak-anak yayasan cinta bumi. 3 tahun lalu tepat di sekitaran pantai, ia dan Dira membantu yayasan bumi membangun sekolah membaca untuk warga sekitar. Tempat yang jauh dari kota membuat daerah ini jauh dari akses sekolah. Membutuh kan waktu cukup lama menuju sekolah. Sebab dari itu Dira dan Rama sempat ikut partisipasi 3 bulan mengajar membaca. Itulah sebabnya anak-anak yayasan sangat dekat dengan Dira. Sudah 2 tahun Rama dan Dira tidak berkunjung ke sini. Sudah mulai banyak perubahan.

Rama datang membawa berbagai macam makanan untuk anak-anak yayasan. Anak-anak yayasan berlari menuju Rama dan berebut mengambil berbagai makanan yang Rama bawa. Sungguh pemandangan yang sudah sangat lama tidak mereka lihat. Senyum indah lepas anak yayasan pun terukir jelas.

Angin sepai-sepoi menerbangkan rambut Dira, ia duduk di pinggir pantai bersama Rama di sebalahnya.

"makasi ya Ram, makasi telah bawa ketempat ini lagi makasih udah bua gue kembali senyum" ujar Dira dengan senyum indah di wajahnya.

"sama-sama Dir, jangan sedih lagi, karena setiap lo sedih tanpa lo sadari ada hati orang lain yang ikut terluka " Rama menatap Dira dengan senyum

Dira hanya bisa membalas senyum dan kembali menatap matahar yang mulai tenggelam.

*************************

 Terlihat pantulan bayangan seorang lelaki tampan yang sedang berdiri di depan cermin merapihkan rambut hitam lebat nya dengan gel rambut. Hari ini Natha akan pergi mentraktir Dea jalan-jalan. Sebulan lalu Dea sudah di izinkan keluar dari Rumah Sakit dan kabar baiknya lagi polisi telah menemukan keluarga Dea. Ternyata Dea adalah anak dari seorang pengusaha tekstil sukses di Indonesia. Natha ikut senang akhirnya Dea bisa kembali bersama keluarganya. Ayah Dea cukup shock mengetahui putri semata wayangnya sedang terbaring di tempat tidur rumah sakit. Awalnya Dea belum ingat mengenai anggota keluargannya namun lambat laun ingatnya kembali pulih. Sebagai tanda terima kasih keluarga Dea kepada Natha, keluarga Dea membantu ayah Natha keluar dari penjara. Sungguh Natha merawat Dea ikhlas tanpa harapan balas budi dari siapapun namun mengetahui niat baik keluarga Dea yang memaksanya untuk tidak menolak penawaran tersebut membuatnya tersenyum. Seminggu sudah Ayah nya kembali kerumah dan menghabiskan waktu bersama. Seminggu sudah mawar yang selama ini layu kembali hidup. Seminggu sudah ia bahagia menikmati keluarganya yang kembali lengkap. Kembali melihat senyum indah Bunda dan Dilla. Namun masih ada yang mengganjal di hati Natha, sudah sebulan lebih ia merasa Dira menjauhinya. Mencoba memutuskan segala macam komunikasi dan kontak temu. Berkali-kali Natha berusaha menghubungi Dira namun tiada balasan, mencoba kerumahnya namun yang ditemui tidak ada dirumah. Terakhir kali Natha berusaha menunggu Dira di depan kelasnya untuk mengajaknya pulang bersama namun Dira menolaknya dan lebih memilih pulang bersama Kevin. Waktu telah menunjukan pukul 04.00 sore Natha buru-buru keluar mengendarai ninja kesayangannya menjemput Dea. Ia sudah berjanji akan mentraktirnya jalan-jalan sebagai tanda terima kasih kepada keluarganya.

Motor Natha berhenti di salah satu restauran pizza tempat favoritenya bersama Dira . Kini ia duduk manis bersama Dea.

"gue seneng banget akhirnya bokap bisa keluar penjara juga. Apalagi melihat kondisi Dilla makin baik. Gue ga tau lagi kalau ga ada bokap lo harus bagaimana" ujar Natha tulus memandang lawan bicara di depannya.

"Haha.. santai aja lah Nat, gue yang aturan berterimakasih sama lo, kalau ga ada lo entah apa kabar hidup gue sekarang. Mungkin gue udah di jual ke luar negeri kali."

"Haha tetep aja gue ngerasa lebih berhutang budi sama lo De, lo tau kan betapa inginya bokap keluar penjara. Okeh sebagai tanda terima kasih gue kasih lo satu permintaan. Gue janji bakal kabulin" balas Natha dengan senang. Iya hanya berniat membalas budi dengan apa yang ayah Dea telah lakukan.

"hmm.. bener? Ga boong? Nanti bohong lagi. Yakin apa aja ?" tanya Dea dengan muka meledek tak percaya.

"iya apa aja. Sebut aja mau apa? Rumah? Mobil? Nanti gue beliin di tempat mainan. Santai"

"Hahaha emangnya anak kecil. Gue gak suka penolakan. Jadi apapun yang gue mau lo harus turutin oke. Apapun itu" tampak muka Dea meledek senang.

"Wah bener-bener mau bikin gue bangkut kayaknya nih orang"

"Hahaha siapa suruhmasuk ke kandang singa yang lapar. Ingat ya Nat APAPUN yang gue minta" balas Deadengan memberikan sedikit penekanan di kata apapun sambil memandang Nathadengan mengedipkan matanya. Menurutnya pasti kali ini Natha menyesal telahmemberikannya satu kesempatan tersebut     

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang