Dira memutuskan membawa Natha ke taman komplek rumahnya. Dira beranjak jalan menuju dua ayunan gantung yang tersedia di taman. Dira sejak tadi mengayunkan ayunan nya secara pelan. Menetralisir rasa gugup yang datang menghampit di tubuhnya. Sementara Natha memilih diam memperhatikan wanita yang berada di sebelahnya."mata lo sembab, lo habis nangis?"
Sedangkan wanita di sebelahnya tak menjawab. Terus menatap rerumputan di bawah, sambil mengayunkan pelan ayunannya. Berkali-kali Natha mendengar helaan nafas dari wanita di sampingnya.
"gimana kabarnya Dea?"
"baik, dia udah pulih dan kembali sama orang tua nya sekarang."
Diam. Lagi-lagi suasana kembali sunyi.
"gue suka sama lo Nat" Dira sedikit mengigit bibir bawahnya untuk menekan setiap getaran yang terucap. Bukannya ia tak tahu malu, namun ia lelah memendam perasaan ini sendiri.ia perlu memastikan perasaan lelaki yang ia cinta untuk memudahkan untuk menetralisir perasaanya.
"gue cuman mau lo tau perasaan gue. Gue lelah harus acting seakan biasa aja. Gue butuh tau perasaan lo ke gue. Sikap lo buat gue bingung nat. Selama ini gue diam, karena gue benci berdebat."
Bukannya memang harus begitu? Ia harus memastikan perasaan lelaki di sampingnya tersebut. Sebelum ia menyesali keputusan yag akan ia buat. Dira memang perempuan, namun bukan berarti ia di larang menyatakan perasaannya lebih dulu kan?
Sejujurnya ia benci harus menyatakan terlebih dahulu. Ia malu, ia harus melupakan harga dirinya. Namun perasaan itu bagaikan cuaca, tak bisa di tebak.
Berkali kali Natha mendengar helaan nafas dari wanita di sebelahnya. Dadanya terasa sesak seakan terhimpit sesuatu yang begitu besar. Setiap kata yang ingin ia ucapkan terasa berat.
"gue udah jadian sama Dea Dir"
Sebuah kalimat yang tepat menusuk di jantung Dira. Seketika tubuhnya terasa lemas.. Dadanya berubah sesak. Rasanya angin menghempaskan seluruh oksigen yang berada di tubuhnya dan itu membuatnya sulit bernafas. Dira memejamkan matanya, air matanya tak dapat di bendung lagi. Pertahanan yang ia bangun kini telah hancur berkeping-keping.
"maafin gue Dir, lo ga seharusnya suka sama gue" Natha meletakan tangannya di pundak Dira dan menatapnya.
Dira tertegun. Ini di luar bayangannya. Dengan segala sikap dan tingkah laku Natha kepadanya, ia pikir Natha memiiki perasaan yang sama, tapi mengapa ini tidak?
" semudah itu ? setelah semua sikap yang lo kasih ke gue?" terdengar isakan pilu meluncur dari bibir pucatnya. Tubuhnya sedikit bergetar tak kuasa menahan tangis.
Why make me believe that i am ?
Menumbuhkan perasaan yang gak pernah gue tanam. Membiarkan gue jatuh cinta namun lo sendiri ga berniat buat nangkap.
Nat, sunguh bercanda ga selucu itu!
It's shit like this. That really fucks a girls head up"
"maafin gue Dir, gue tau gue brengsek" dadanya begitu sesak seakan terhimpit sesuatu yang begitu besar sehingga setiap kata yang terucap terasa berat.
"gue mohon. Tolong jalanin kehidupan lo kayak biasanya. Kehidupan lo sebelum ada gue. Karena semakin lo deket gue semakin gue menghancurkan hati lo. Gue cuman pengecut yang buat lo jatuh cinta trus ninggalin gitu aja. Maafin gue Dir. Gue yakin diluar sana banyak yang bisa bikin lo bahagia, ga kaya gue "
Kini Dada Dira makin terasa sesak. Rasanya tubuhnya baru saja terjun ke jurang. Penuh luka dimana-mana. Baru saja ia malu karena harus menyatakan perasaannya dan kini Natha baru saja menolaknya. Kepalanya menunduk dan terkekeh pahit. Bibirnya terkatup rapat-rapat dan seolah terkunci dari dalam.
" gue baru tau lo sebrengsek ini " jantungnya seolah berhenti memompa darah dan paru-parunya kehabisan oksigen untuk di hirup. Rasanya semuanya berubah menjadi gelap. Tiada warna selain hitam yang mengisi pikirannya. Seisi dunia telah mati dan tiada yang bisa di pertahankan lagi.
Entah ia mendapatkan kekuatan dari mana, ia sadar menunggu ada batasnya dan kamu harus tau kapan harus berhenti. Dira mengangkat wajahnya. Menarik napasnya dan menghembuskan. Mencoba menerima takdir yang telah terjadi. Sebuah senyum terpampang di wajahnya. Senyuman yang sebisa mungkin ia mencoba tulus.
"langgeng ya "
Dan kini Dira sadar. Ia kembali sampai di titik kecewa dan kembali tak percaya dengan lelaki manapun kecuali ayahnya dan bang ray.
************************
HMMMMMMMMMMM.... bagaimana rasanya jika kalian di posisi adira :( kalian #teamNatha atau #teamAdira nih????
![](https://img.wattpad.com/cover/61141446-288-k606579.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira [ COMPLETED]
Teen FictionSebagian cerita di PRIVATE jadi di saran kan untuk memfollow dulu agar tidak ter skip, enjoy reading😊 [awalnta berjudul "adira" pernah saya ganti menjadi "why me?! " dan sekarang kembali lg menjadi "adira"] Aku pernah merasakan indahnya jatuh cinta...