13

1.8K 82 1
                                    

Hari ini sangat cerah sinar matahari masuk ke segala sisi celah tetapi tidak dengan Dira, menurutnya pagi ini gelap dan buruk karena ia akan bertemu dengan Rama. Ingin sekali ia mengajukan surat pindah tetapi ia tidak ingin menjadi wanita egois, mengurus surat pindah tidaklah mudah membutuhkan waktu dan tenaga pastinya. Ia tidak ingin hanya karena kebenciannya pada Rama mengakibatkan susah pada banyak orang, terutama ibunya mengurus surat pindah kan tidak seperti mengembalikan telapak tangan, belum lagi ia harus mencari sekolah baru dan beradaptasi baru dan belum tentu ia langsung akrab dengan teman baru karena Ia pribadi yang sedikit tertutup maka dari itu Dira urungkan hasrat nya untuk pindah sekolah. Ya mungkin sudah takdir sang kuasa mempertemukannya kembali dengan lelaki yang ia benci.

Jam pelajaran pak gatot pun sudah di mulai sejak 10 menit yang lalu tapi pikirannya pun tak bisa fokus, bagaimana ia bisa fokus duduk bersama orang yang sangat ingin ia jauhi dan lupakan sekarang ini. Ia lebih memilih membaca novel diam-diam, itu jauh lebih baik dari pada harus belajar dengan fikiran yang melayang kemana mana belum lagi dengan Rama yang terus mencoba mengajak ngobrol dirinya. Sesekali ia menjawab pertanyaan Rama itupun ia jawab sangat singkat hanya sepatah kata bahkan ia lebih sering men-cuekan orang yang berada di sampingnya kini, ia tak perduli dengan apa yang ingin Rama bicarakan padanya toh ia juga sedang asyik membaca novel.

Bel pulang pun berbunyi, Adira segera membereskan peralatannya yang tergeletak di meja ia segera memasukannya kedalam tas jansport merah kesayangannya.

"Dir please kita butuh bicara " ujar Rama dengan mukanya memelas meyakinkan Adira yang tetap sibuk men-cuek an dirinya.

Dira yang tampak tak perduli dengan Rama, kakinya terus melangkah pergi. Ia berjalan sangat cepat. Dua orang wanita menyapanya, namun bukan karena ia famous di sekolahan hingga disapa adik kelas mereka itu Desi dan Dinda anak osn matematika yang pernah ia ajarkan. "Hai kadir " sapa kedua cewe tersebut, ya mereka memanggil Dira dengan sebutan KaDir singkatan dari dari ka Dira, katanya sih biar lebih akrab tapi nyatanya biasa saja mereka tidak akrab banget dengan Dira.

Dira memamerkan senyum ramahnya sambil tetap berjalan cepat hingga punggung kedua orang tersebut menghilang di balik keramaian siswa yang ingin cepat pulang seperti dirinya. Ia lantas berjalan menuju gerbang sekolah. Seketika sebuah tangan mendarat di pundaknya mendorong kepalanya kepada sebuah ketiak lantas membuat Dira teriak sambil mencuit punggung lelaki tersebut "Natha lepasinn bauuu" Natha yang merasakan sakitnya cubitan kepiting dari Dira akhirnya melepaskan tangannya yang membekap kepala Dira dan mengelus-elus punggungnya "aww sakitt tauu" jawabnya sambil terus meringis kesakitan.

"Biarinn aja rasainn" jawabnya dengan muka cemberut, ya moodnya sedang tidak baik saat ini.

Tampa mereka sadari Rama yang melihat mereka menendang pohon yang berada di depannya. Dua hal yang membuatnya kesal saat ini yaitu melihat keakraban Natha dengan Dira dan tangan Natha yang kini berada di pundak Dira yang membuat jarak mereka sangat dekat.

Mata Rama terus memperhatikan gerak-gerik Natha dan Dira hingga akhirnya mereka hilang dari pandangan Rama. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, apa hubungan antara Natha dan Dira hingga mereka sebegitu dekat. Tangan Rama pun mengepal dan menonjok tangan kanan nya sendiri. Ia pun melesat meninggalkan ke parkiran sekolah.

***********

Jangann lupa di vote dan comment yaaa biar makin semangadhh aku nyaa😘😘

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang