Seperti biasa mereka berkumpul untuk latihan drama di taman belakang pukul 15.30. hari ini merupakan hari terakhir mereka latihan dan esok merupakan gladi bersih mereka jadi hari ini Dira harus sungguh-sungguh tidak boleh mengecewakan teman-temannya. Deny pun sudah disana mengecek peralatan untuk esok Sabtu sambil menunggu anggota kumpul lengkap.
"Nah mumpung dah lengkap semua kita mulai sekarang aja ya, waktu kita udah ga banyak dan pentas h-2 guys jadi gue mohon keseriusannya ya. Sekarang ke posisi masing-masingg"
"and action" ujar Deny sebagai sutradara kelasnya.
"wahai tuan putri mau kah anda berdansa bersama ku sebentar saja" Rama setengah jongkok dan mengulurkan satu tangannya kepada Dira.
Dira pun menyambut uluran tangan Rama, ia pun berdansa dengan Rama dengan alunan musik romantis. Lagu pun berhenti Rama pun mengeluarkan bunga dan kotak birisi cincin dan memakaikan cincin tersebut di jari manis Dira. Dira pun tampak bahagia, Dira dan Rama pun berpelukan dan Rama mengecup kening Dira.
"yeahh GOOD BROTHER. Gitu dong dari kemarin!! Gue yakin besok kita menang. Good job Dir! Yaudah guys sampe sini dulu latihannya istirahat jangan lupa besok gladi bersih oke" ujar Denny.
"siap pak bos" celoteh Nayla dan anak kelas lainnya.
Rama pun menghampiri Dira yang sedang membereskan tasnya. Ia ingin menawarkan tumpangan kepada Dira itu juga kalau Dira tak menolaknya. "Dir lo pulang sendirikan?" tanya Rama. Dira pun melihat ke Rama dan ia baru sadar ia harus pulang sendiri karena abangnya sedang diluar kota dan ibunya ada arisan di rumah sahabat SMAnya. "hmm iya gue pulang sendiri" balas Dira.
"gue anter pulang ya? Please kali ini jangan tolak anggep aja sebagai tebusan permintaan maaf gue" balasnya sambil memohon. "hmm oke" balas Dira singkat. Rama pun tersenyum lebar membuatnya tampak makin ganteng dan Dira sadar itu namun tetap Rama di hatinya kini.
Waktu menunjukan pukul 6.30 motor Rama pun berhenti di halaman depan rumah Dira. Dira pun segera turun dari motor kawasaki Rama. ia pun tak lupa mengucapkan terimaksi. Rama pun membalas dengan senyuman tulus dan tak lama motor Rama pun pergi meninggalkan Dira. Dira pun hendak membuka pagar rumahnya namun sebuah tangan membekap mulutnya dan membawa masuk kedalam sebuah mobil sedan. Mobil tersebut pun langsung melaju jalan ke arah utara. Ia mencoba membuka pintu mobil tersebut dan mencoba untuk melarikan diri namun pintunya terkunci dan kini mobil melaju kencang. Ia melirik orang tersebut wajahnya di tutupi oleh topi sehingga ia tak bisa melihat jelas wajah yang menculiknya kini. Dira kembali berusaha mencari pertolongan dengan membuka pintu dan mengedor kaca jendela namun seketika sebuah tawa menghiasi suasana ketakutan tersebut. Ia pun kembal melirik pengemudi tersebut kini pengemudi tersebut membuka topinya dan sedag tertawa terbahak-bahak sambil terus menyupir. "Natha??!!" teriak Dira. Natha pun hanya tertawa melihat perilaku Dira ia sudah tak kuat menahan tawanya. Sesekali ia melirik Dira sambil memainkan alis hitamnya. Dira pun terdiam dan menatap kaca jendala dan menghiraukan Natha. Natha pun yang lelah ketawa kini menegok ke arah Dira, gadis itu hanya terdiam melihat ke arah luar jendela.
"yah kok jadi diem gini sihh gak asik ah' ujarnya sambil sesekali menatap Dira bergantian dengan menatap jalan. Dira pun tak menghiraukan ucapan Natha. Ia masih fokus menatap keluar.
"Dirr jangan diem aja dong" ujar Natha sambil mengoyangkan pundak Dira.
Dira pun membalikan badannya. Kini ia menghadap ke arah Natha dengan tatapan cemberut. "gue benci lo Nath" ujarnya sambil membuang muka dan menatap jalanan. "lo pikir lo doang?? Gue juga benci lo Dir" balasnya menatap Dira dan kembali menatap jalan di depan. Dira pun yang mendengar tersebut merasa makin kesal dengan Natha rasanya ia ingin turun saja dari mobil dan pulang naik taxi. Kalau Natha benci, kenapa ia membawanya pergi. Apa Natha ingin memutilasi dirinya??
"lo benci gue Dir? Gue Benciiii lo bangettt. Gue benci lo Dir" balasnya sambil sesekali menatap Dira dengan tajam. Dira tampak kesal dan ingin turun namun Natha mengunci pintunya. "ya trus kenapa masih sama gue kalau lo benci, turunin gue sini aja." Balas Dira dengan kesal. "ya karena itu gue sama lo, karena gue benci!! benar benar cinta" balasnya kini memberhentikan mobilnya dan menatap Dira. Ia suka ekspresi jutek dan ngambek Dira tampak menggemaskan." jadi kita saling benar benar cinta nih??" tanya Natha meledek Dira. Natha pun mengangkat alisnya dan terus menatap Dira."yeee ngarep!! Dasar nyebelin" Dira pun menonjok pundak Natha. Natha pun menjerit kesakitan. "rasain lo" lanjutnya.
"waduu kok tonjokan lo makin menyakitkan gini sih Dir, hmm rasain nih balesan gue" Natha pun langsung menarik tangan Dira dan membawa tubuh Dira kedalam pelukannya. Ia pun memeluk Dira dengan erat. "ihhhh Nathaaa lepasin" ujarnya membrontak. Bukan Natha namanya kalau melepaskan begitu saja, ia membiarkan Dira memberontak toh tenaga Dira ga seberapa dengan tenaganya. Dira pun yang merasa sia-sia pun kini ia pasrah dan menerima pelukan Natha. "nah gitu dong Dir, diam bentarrr aja. Gue kangen lo banget Dir" ujarnya. Dira pun yang berada dalam pelukannya hanya diam.
Gue lebih kangen lo banget nath
Dira pun melepas pelukan Natha begitu pula Natha melepas pelukannya. Ia pun tersenyum melihat Dira. "turun yuk dah sampai nih, gue mau makan laper banget baru nanti lo gue anter pulang" ujar Natha. Natha pun turun dari mobilnya dan berjalan bersama Dira menuju meja di rooftop sebuah restaurant. Ia pun memesan lasagna, french fries dan fetucini beserta 2 hot coklat. Tak lama hidangan tersebut pun mengisi kekosongan meja mereka. Natha pun langsung menyerbu makanan tersebut karena dari siang ia belum sempat makan karena menunggu Dea tersadar dari komanya. Dira pun memulai percakapan diantara keheningan malam dan dinginnya udara di rooftop. "jadi 3 hari gak masuk sekolah lo kemana?" tanya Dira, ia pun menatap Natha yang kini sedang melahap fetucini.
"hmm gue nungguin Dea sadar dari komanya" ujar Natha dengan santainya. Dira pun menatap Natha, ia tak mengenal siapa Dea dan apa hubungannya Dea dan Natha? Apa mereka sudah jadian?.
"Dea??"tanya Dira.
"oiya kupa gue ceritain. Jadi intinya gue nolongin cewe di culik gitu namanya Dea trus dia ketusuk sama pisau penculik gitu dan sekarang dia masih koma. Gue nungguin dia soalnya ga ada keluarga dari Dea yang bisa gue hubungin dan polisi masih melacak keluarganya" balas Natha
Dira pun mengangguk mengerti. Ia pun tampak kasihan dengan kejadian Dea. "trus lo gimana?? Lo kenapa-napa gak?" tanya Dira cemas."gak lah gue kan jago" balas Natha sambil menunjukan ototnya."trus kenapa lo gak hubungin gue, kasih kabar kek, gue telpon berkali-kali,gue sms juga tapi lo gak bales sama sekali" balas Dira dengan cemberut dan kesal. Haha tampak seperti pacar padahal mah apa atuh??hanya sekedar 'teman dekat' gak lebih. "hehehe biarin lo kangen" jawabanya sambil memainkan alis hitam lebatnya."dasar nyebelin" balas Dira. Dira pun menyerahkan sebuah invitation VIP dramanya dan meletakkannya di sebelah meja makan Natha. "apaan nih? Lo udah siap nikah Dir?? Gue belum siap!!!! Tunggu 8 tahun lagi biar lo tinggal nikmatin kesuksesan gue nanti"ujar Natha. "yeee dangdut!! Yakali gue nikah lulus aja belom. Itu invitation buat lo, kelas gue terpilih lomba drama Nath di TMII lo dateng nonton gue ya!" balas Dira. "oalahh, gue kira lu mau ngajuin bentuk surat undangan nikahan kita nanti. Pasti gue nonton kok" balas Natha. "dasar kepedean" balasnya, Dira pun melanjutkan makannya.
"tadi di anter siapa Dir??" tanya Natha. Ya Natha melihat Dira turun dengan seorang lelaki yang megantarnyaDira pun tak langsung membalas pertanyaan Natha ia sempat terdiam sejenak. "Rama Nath" balasnya, kini ia menatap kembali makanannya. Natha pun yang mendengar jawaban Dira mengangguk-anggukan kepalanya sambil memainkan makanan di hadapannya. "jadi kalian balikan?" tanya kini. Dira pun yang mendengar pertanyaan itu langusung menatap Natha. Natha terlihat berbeda sekali, terlihat tidak mood dan kecewa tapi karena apa??. "emang kalau dianter pulang berarti balikan?" tanya Dira kini. Natha pun mengangkat satu bahunya dan menyeruput hot coklat miliknya. "ya kan kemarin lo benci banget trus sekarang mau dianter pulang gitu, ya berarti udah balikan dong" balasnya kini menatap Dira. Dira pun menatap Natha "gue udah maafin dia, dan bukan berarti dainter pulang jadi balikan. Dia yang minta nganter pulang katanya sebagai tebusan rasa bersalahnya" Dira pun kini menyeruput hot coklat miliknya. "bagus deh kalau gak balikan, berarti gue masih ada kesempatan" Natha pun kini beranjak berdiri dari bangkunya dan meletakan 3 lembar uang seratus ribu di meja dan mengambil kunci mobil. "ayo Dir balik, udah malem nanti lo dicariin" Natha pun berjalan keluar.
Dira pun masih terdiam duduk di bangku "kesempatan?? ". Natha pun berhenti jalan lalu memanggil Dira yang masih duduk termenung "Dir ayo keburu malem" dan Natha pun kembali melanjutkan jalannya.
hohoho maap ya part ini dikittttt tapi jangan lupa di vote dan comment kawann makasii

KAMU SEDANG MEMBACA
Adira [ COMPLETED]
Teen FictionSebagian cerita di PRIVATE jadi di saran kan untuk memfollow dulu agar tidak ter skip, enjoy reading😊 [awalnta berjudul "adira" pernah saya ganti menjadi "why me?! " dan sekarang kembali lg menjadi "adira"] Aku pernah merasakan indahnya jatuh cinta...