31

1.5K 56 0
                                    

Adira POV.

Kringg Kringg

Mentari menyapa dengan kehangatannya membalut tubuh ku melalui celah celah ventilasi kamar ku. Ku bangkit dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi dengan secepat kilat.

"Dira ayo sarapan"

"iya bu sebentar"

Ku siapkan diri ku dan langsung bergegas menuju ke bawah menyusul Kak Ray dan Ibu yang sudah menungguku. Seperti biasa makanan Ibu adalah makanan terlezat yang pernah ku makan. Namun waktu menghentikan ku. Aku harus bergegas menuju gerbang karena Natha akan menjemputku. 10 menit pun berlalu, namun Natha tak kunjung tiba. Aku kesal tidak seperti biasanya dia seperti ini. Apa Nata masih marah padaku? Timbul berbagai pertanyaan dalam benakku yang aku sendiri tak tau apa jawabnya. Waktu terus berlalu dan ini hampir waktunya bel sekolah. Lebih baik aku pergi seorang diri dari pada termenung dalam penantian seperti ini. Aku melangkahkan kaki ku dengan penuh harapan Natha tetap akan datang.mungkin ia masih marah. sudahlah untuk apa aku memikirkannya.

Dari kejauhan ku dengar sapaan yang tak asing di telingaku. Aku pun mengalihkan pandanganku bertengok kesana kemari mencari sumber suara itu. Tak kusangka orang yang kutunggupun tiba. Ya Natha. Kedatangannya menepis segala pertanyaan dalam benakku. Seperti inilah Natha yang ku mau. Natha yang sama seperti awal ku kenal. Dia pun menyodorkan helm kepada ku dan kami bergegas ke sekolah. Ada satu pertanyaan lagi menggugah benak ku yang aku sendiri tak tau bagaimana mengutarakannya.motornya pun melaju menerjang kemacetan ibu kota. ada satu ketakutan dalam benak ku. Aku takut mengutarakannya , apalagi mengingat sikapnya kemarin. Aku tak ingin Natha yg kemarin.

*******************

waktu menunjukan pukul 06:22 berarti hanya bersisa 8 menit lagi sebelum pintu gerbang sekolah akan ditutup. Aku segera naik ke motor kawasaki Natha. Tubuh ku terhempas kedepan memeluknya erat. Natha kembali mengeluarkan skill mengendarainya, motornya menerjang sepinya jalan tikus. Tak perlu di ragukan hanya dalam 7 menit aku dan Natha telah sampai di halaman parkiran sekolah. Tak terbayangkan betapa ngebutnya Natha. Kini aku teringat kembali dengan apa yang harus ku katakan kepada Natha. Aku takut salah berkata. Aku takut Natha marah. Namun apa hak dia marah denganku? Kita hanyalah teman, teman dekat. Terlalu dekat hingga akhirnya aku jatuh cinta dengan nya. Namun bukankah itu pertanda baik jika dia marah dengan ku? Bukan kah itu berarti dia cemburu? Ah apa yang harus aku lakukan sekarang. aku turun dari motor Natha dan menatapnya cemas. Aku bingung.

Natha menuruni motor dan merapihkan baju seragam miliknya.

"hmm.. Nath nanti gausah antar gue pulang ya" kataku dengan cemas.

"lo mau pergi kemana? Ada kerja kelompok?"

"hmm.. anu.. itu.." suara ku tampak gelagapan kebingungan. Aku takut untuk mengutarakan.

"haha lo kenapa dah Dir? Kalau mau kerja kelompok mah selaw aja" baasnya sambi tersenyum mengacak rambutku.

"hm.. itu Nath. Cowo yang kemarin di pesta mau jemput gue"

Natha terlihat cukup terkejut dengan jawabanku, sorot matanya tak dapat di pungkiri terdapat kesedihan disana. Aku tau pasti jawaban ku cukup membuatnya terkejut. Bagaimana bisa aku pulang bersama lelaki asing yang baru ku kenal semalam. Aku hanyabisa menatap Natha dengan ekspresi cemas. Natha tak menbalas jawaban ku. Ia pergi meninggalkan ku begitu saja.

Sakit. Sungguh pikiran ku kacau. Pasti Natha akan marah kembali padaku. Pasti Natha kecewa dengan ku. Bel sekolah berbunyi, aku segera berjalan menuju kelas.

********************************

"waktu mengerjakan soalnya tinggal 5 menit lagi" ujar Bu Yuli.

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang