27

1.5K 66 0
                                    


Jatuh cinta memang membuat insan mabuk kepayang. Bagai orang gila yang tersenyum sendiri menerawang memori, tertawa kecil mengenang masa indah yang telah terjadi. Dari hal kecil, biasa, hingga kilasan tak terlupakan yang bernama kenang. Ya ampun aku tersenyum sendiri sambil mengetik. Ya, aku sedang mengetik novel ku, berdasarkan pengalaman pribadi ku terutama megenai Natha. Terlalu banyak hal manis yang aku lalui sama Natha. Sikapnya pun membuat ku sukses kembali merasakan jatuh cinta. Jujur sebenarnya baru kali ini mama sangat mendukung ku berhubungan dengan laki-laki. Ya memang dahulu aku pernah menjalin hubungan dengan Rama namun mama dan bang Ray bersikap biasa aja berbeda dengan sikapnya ke Natha. Mama dan bang Rey sering menanyakan kabar Natha bahkan mereka suka ngajak Natha kerumah. Sungguh pelet apa yang di pakai Natha hingga memikat keluarga ku. Apalagi bang Rey selalu protective kalau aku dekat dengan cowo.

Dering handphone ku pun membuat ku memberhentikan aktivitas ku, ku raih handphone ku yang terletak di samping ku. Sebuah Nama yang sedang ku bicarakan dari tadi pun muncul. Segera ku angkat telpon darinya.

"Dir lo di undang pesta Gina kan?"

Aku pun menghela napas, aku tak tertarik dengan topik ini "Iya, tapi gue males" .

"Bagus. Gue tunggu dirumah ya 15 menit lagi sampe" balas Natha, seolah-olah aku telah menyetujui ajakannya. Lalu Natha pun memutuskan sambungan telpon.

Aku belum sempat membantah namun Natha terlebih dahulu memutuskan sambungan. Menyebalkan. Seakan aku setuju. Dimana mana yang mutusin sambungan itu cewek. Ah Natha sialan memang sekarang mau gak mau aku harus bersiap-siap. Ya mau gak mau.

Aku pun memakai dress hitam. Sejujurnya aku tidak suka memakai dress lebih enak pakai celana namun mau gimana lagi undangan tersebut tertulis jelas cewe menggunakan dress hitam dan cowo pake jas. Untung saja aku punya dress hitam ini juga bekas acara nikahan kakak sepupu ku beberapa bulan lalu. Ku biar kan rambut ku gulung membentuk sanggulan rapih ala-ala jaman sekarang maklum aku belum keramas dari kemarin dan ku tambahkan aksesoris jepitan pelengkap milik mama di sisi kanan rambutku. Ku poles muka ku dengan bedak , lipstcik nude semi pink dan blush on milik mama . Aku tidak ingin memalukan Natha yang akan menjadi patner ku. Sungguh sangat berbeda dengan penampilan ku di sekolah yang terkesan cuek.

Suara klakson mobil pun terdengar. Ya pasti itu Natha. Ku berjalan mengintip di jendala kamar ku. Benar saja ia sudah berhenti di depan rumah ku dan keluar menatap jendela kamar ku. Ia berdiri menyenderkan tubuh indahnya di mobil sedan berwarna hitam sambil membetulkan rambutnya menatap ku. Aku pun segera menggambil tas kecil dan turun menghampiri Natha.

Natha pun sudah duduk manis bersama bang Rey dan mama. Ah dia memang paling pintar menarik hati mama dan bang Rey. Aku menghampiri mereka dan meminta izin ke mama. Natha  menatapku penuh makna. Ah sialan, apa aku terlihat sangat aneh? Tak lupa dengan sikap sopannya, Natha pun meminta izin ke mama dan bang Rey. Tak lama kami pun berjalan menuju tempat pesta.

*************************

Kami sampai di epicentrum club. Natha pun membuka kan pintu mobilnya untuk ku.aku bagaikan putri malem itu. Aku keluar dari mobilnya, ia pun menatap ku. Tatapannya sangat manis, aku suka tatapan itu dan aku yakin aku bukanlah satu-satunya wanita yang jatuh cinta dengan tatapan Natha. Matanya yang biru dan alis tebalnya makin menambah indahnya ciptaanNya. Sungguh, dalam lubuk hati ku, aku bahagia sekali bisa satu langkah lebih dekat dengannya. Tatapannya sukses mebuat ku tertunduk tak tahan. Ia pun merangkul ku. Wajahnya kini mendekat ke arah ku. Sungguh panas langsung menjalar di pipi ku, jantung ku pun bermaraton cepat. Aku tetap menunduk malu mencoba menormalkan hati. Gimana gak deg-deg an jarak kami kini tak sampai satu jengkal.

"lo cantik hari ini, ayo masuk acaranya udah mau mulai" bisiknya di telinga ku. Ya tuhan jantungku sudah di luar kendali saat ini. Ku coba menormalkan hati ini dan kami pun berjalan masuk ke dalam dengan tangan Natha di pinggang ku.

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang