32

1.3K 57 3
                                    


"Jadi kita bagi aja, yang ngerjain pilihan ganda Roni sama Tari. Yang ngerjain essay biar gue sama Dira. Oiya lo Ram, lo buatin power point tentang kemiskinan yang melanda jakarta ya" ujar Deni ketua kelas ku. Ia membagi tugas untuk masing-masing.

"oke" jawab ku dan teman-teman.

" Dir, lo gak ada makanan apa? gue laper nih. Ciki gitu buat nyemil" tanya Tari. Ya memang Tari tuh kerjaannya makan mulu. Gak di kelas gak di rumah dia gak bisa lepas dari cemilan.

"Aduh stock cemilan dirumah gue habis. Bentar deh, gue ke mini market dulu"

Tari pun hanya mengganguk. Aku berjalan mengambil dompet ku dan pergi menuju mini market. Ya tidak dekat dengan rumah ku namun juga tidak jauh. kicauan burung sepertinya cocok menjadi pengiring jalan saat aku melangkah menuju supermarket. Sambil membenarkan rambut ku yang berteberbangan ke sana kemari, aku bersenandung kecil. Jalanan sudah ramai dengan orang yang ingin pergi menghabiskan weekend nya. Beberapa puluh meter lagi aku sampai di mini market. Aku pun berjalan dengan santai.

Tak terasa kakiku telah sampai di mini market. Ku ambil keranjang belanjaan dan beberapa snack dan minuman ringan dan setelah itu membayar di kasir.

"Delapan puluh lima ribu rupiah mbak" ujar sang penjaga kasir membuyarkan ku dari lamunan singkat. Seketika aku teringat Natha. Jam tangan yang di pakai penjaga kasir tersebut mirip sekali dengan jam tangan yang sering Natha pakai.

Aku menyodorkan selembar seratus ribu rupiah. Setelah mendapat uang kembalian dan pelastik belanjaan, aku langsung melangkahkan kaki menuju pintu keluar.

Bruakkk..

Mengingat Natha membuat ku menjadi lengah, tubuhku menabrak lelaki didepanku.. Seluruh bawaan lelaki itu pun jatuh berserakan.tak enak hati, aku membantu memunguti barang-barang miliknya yang terjatuh karena ku.

"Aduh... sorry ya, maaf banget gue gak sengaja" kata ku sambil memunguti barang-barang lelaki tersebut.

"Dira?" tanya lelaki tersebut. Sontak membuat ku tercengang. Bagaimana ia tau nama ku. Aku pun mengangkat kepala ku menatap nya.

"Kevin. Eh vin sorry banget, gue meleng tadi. Sorry banget" ujar ku tak enak. Sudah dua kali aku melakukan kesalahan yang sama dengan Kevin. sungguh teledor.

"Selow aja gapapa, lo sendirian disini?"

"iya, ini lagi beliin cemilan, biasa ada kerja kelompok di rumah gue."

"oalah. Yaudah gue anter pulang ya" dengan sergapnya ia langsung mengambil barang belanjaan ku. kevin berjalan menuju mobilnya yang terparkir lima meter di depan kami. Mau gak mau, aku berjalan mengikutinya. Kevin selalu begitu. Sudah dua kali aku melakukan kesalahan namun tak ada raut marah sedikit pun yang terlukis di wajahnya. Ia tampak tenang. Terlihat bukan ia anak baik-baik? Tapi mengapa Natha sangat khawatir.

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang