29

1.4K 70 3
                                    

Natha POV

Kami pun sampai di tempat acara Gina. Aku pun berjalan masuk dengan Dira. Ku rangkul pinggangnya. Dia miliku malam ini. Sungguh Dira sangat cantik dengan make up tipis dan dress yang cocok di tubuh indahnya. Aku sengaja memaksanya ikut pesta malem ini, akan ku tunjukan pada dunia siapa Dira. Aku yakin semua mata akan tertuju padanya. Ya benar saja, baru aku berjalan semua mata tertuju pada diriku dan Dira. Makin ku eratkan rangkulan ku di pinggangnya. Tak boleh ada yang mendekatinya. Dia miliku malem ini. Hanya aku.

Aku pun mengajaknya berbincang-bincang. Aku tau dia merasa risih disini. Ini bukanlah dunianya. Lama berbincang, dari kejauhan ku lihat Revan matanya menangkap sosok ku. kemudian ia mengangkat tangannya menyapa ku dari jauh. ku ajak Dira menghampiri Gank ku namun ia menolak. Yasudah ku tinggalkan ia sejenak. Berbaur sebentar bersama Gank ku sekedar menyapa dan aku kembali mencari sosok Dira. Kemana dia? Dengan undangan yang cukup banyak dengan dress code sama sangat sulit mencari sosoknya. Sudah ku cari sosoknya namun tak kunjung terlihat. Mata ku pun tertuju pada sosok di pojok dekat pintu keluar. Seorang wanita yang ku cari sedang berbincang ria dengan lelaki tampan. Tidak bisa di biarkan. Hati ku pun bergemuruh. Baru ku tinggal sejenak dia sudah bersama lelaki lain. Tak rela. Sungguh aku tak rela. Bagaimana jika lelaki itu melakukan hal yang tidak-tidak ? seharusnya ia menolak mengobrol dengan lelaki selain aku. Tak tahu kah dia? Ini bukan tempat yang baik, banyak lelaki yang akan memanfaatkan tubuh indahnya dan aku tak akan membiarkan itu. Seharusnya Dira mengerti itu.

Emosi ku makin memuncak saat ku lihat tangan lelaki itu mengelus rambutnya. Apa-apaan ini? Baru kenal sudah main mengelus rambut. Kenapa juga Dira mau sih di elus rambutnya. Ku berjalan mengampiri mereka dengan emosi ku yang memuncak. Lalu ku tarik tangannya dan ku bawa dia paksa pulang ke mobil. Ya tempat ini memang tak pantas untuknya. Dia hanya akan jadi bahan inceran utama laki-laki. Tak akan ku biarkan. Dia tak membantah. Dia hanya diam saat tangannya ku tarik.

Didalam mobil kami hanya berdiam tak ada sedikit pun kata yang keluar dari dia maupun ku. Diri ku masih terbalut oleh emosi tentang lelaki tadi. Tak mau salah ucap makanya aku lebih memilih diam. Mencoba menenangkan diri. Ku tarik napas ku. Terlihat aku seperti egois kah? Tidak. Aku tidak egois aku hanya tak ingin lelaki lain menyentuhnya meskipun memang dia bukan miliku. Aku hanya mencoba menjaganya.aku hanya menyimpulkan senyuman pahitku sambil tetap mengendarai mobil. Bayanganku kembali teringat wajah lalki tadi. Aku tidak suka pada orang itu. Entah

Aku meliriknya, wajahnya terlihat tegang dan sedih. Sungguh aku tak kuat melihat wajah sedihnya. Ia pun bungkam seribu bahasa. Diam, sepi. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir manisnya. Tatapannya pun kosong. Aku tak ingin melihatnya terus bersedih begini karena ku. Aku tau dia tak suka sepi. Dia tak suka dengan cara kasar. Aku tau aku salah. Atau mungkin aku yang tak akan rela melihat dia bersanding bersama yang lain? Entahlah aku juga tak yakin.

***********

Aku kesiangan!!! Jam berapa ini?! Jam enam?!

Tubuhku langsung melompat dari kasur dan menuju kamar mandi. Sudah kalang kabut aku langsung memakai baju asal-asalan. Aku langsung menuruni tangga menuju garasi rumah ku.

"makan dulu, Nath" sahut ibu dari meja makan.

"Natha dah telat bu. Natha berangkat!"

Motor ku pun melaju ke arah rumah Dira. Aku bisa telat kalau harus menuruti perintah Ibu. Dira pasti sudah menunggu ku. Dengan konsentrasi penuh ku tambah kecepatan gas motor ku. Aku pun tiba di rumah Dira. Tepat sekali dia sudah menunggu ku di depan gerbang pagar rumahnya.

"sorry ya telat. Ayo buru naik"

Masih ada waktu 8 menit menuju sekolah. Cukup lah bisa ku kejar dengan bakat pembalap ku. Ia pun menangguk.

"pegangan yang kenceng. 8 menit lagi bel masuk, gue gak mau lo telat"

Tangannya pun merangkul ku erat. Ku tancap gas ku penuh. Tak lama motor ku pun memasuki halaman sekolah. Aku sangat berbakat, masih ada waktu tersisa 1 menit lagi dan aku sudah sampai di halaman dengan selamat. Dia pun menuruni motor ku dan memberikan helm nya kepada ku.

"hmm.. Nath nanti gausah antar gue pulang ya" ujarnya.

"lo mau pergi kemana? Ada kerja kelompok?" tanyaku santai.

"hmm.. anu.. itu.." suaranya tampak gelagapan kebingungan.

"haha lo kenapa dah Dir? Kalau mau kerja kelompok mah selaw aja"

"hm.. itu Nath. Cowo yang kemarin di pesta mau jemput gue"

Jawabannya membuat ku terkejut. Dira menatap ku takut. Kesal. Sungguh kesal. Baru pagi-pagi sudah mendengar nama lelaki itu lagi yang membuat emosi ku memuncak. Ku rapih kan pakaian ku tanpa membalas tatapannya. Aku kecewa. Ya sangat kecewa. Aku mengangguk. Dan pergi meninggalkannya.

Halooo duh maaf bgt lagi sibuk bgt kuliah maklum maba:(:( senangnyaa udah Lama ga buka wattpad dan kalian vote,  i luv yu guyzz vote dan kalian sangat berharga 💓💓 semogaaa pada suka yaaa jangan lupa commen  dan votenya 😘😘

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang