3

4.1K 184 6
                                    

Hari ini Dira datang pagi menuju sekolah ia tidak ingin datang terlambat dan berurusan dengan satpam nyebelin dan Bu Iyam lagi, cukup baginya berurusan dengan bu Iyam. Ia juga tak ingin panas-panasan di pagi hari dan berlari 20 kali keliling lapangan, itulah hukuman yang biasanya ia dapatkan apabila ia datang terlambat. Syukur kemarin bu Iyam sedang berbaik hati ia tidak perlu lari 20 kali keliling lapangan.

Hari berjalan seperti biasa yaitu belajar belajar dan belajar, bisa di bilang kelasnya adalah kelas sial karena kelasnya sangat jarang mendapatkan jam kosong alias guru tidak hadir, berbeda dengan Natha yang hampir setiap hari ada saja guru yang tidak hadir entah itu sakit,cuti,maupun ada urusan sekolah.

Bel istirahat berbunyi. Semua murid pergi meninggalkan kelas sekedar mencari udara sejuk di luar maupun mengisi perut di kantin.
"guys kantin yuk!!" Tari pun berdiri dengan semangat.

"Duh gue males kan lo tau gue paling males ke kantin, sumpek terlalu rame bisa sesek napas trus mati di tempat gue" sahut Dira.

"yeuu... lebay badhh dah Dir kaga sampe mati juga kalii. Ayolahhh sekali kali makan dikantin, lo bawa bekel lo aja, kita makan disana" balas Mawadah membujuk Dira. "ayola Dir"

"plisss Dir!! Ga bosen apa di kelas sekali kali nongkrong di kantin ya ya yaaa" bujuk Tari.

"yaudah lah kalau kalian maksa , gue mau" akhirnya Dira menerima bujukan kawannya. Ia pun mengambil bekal makanannya di tas dan pergi berjalan ke kantin.

Dira juga sebenarnya bosan dengan suasana makan dikelas. Hampir 1 tahun Dira selalu membawa bekal dari rumah, karena ia tidak suka berdesak-desakan, meskipun kadang ia kekantin tapi sungguh dalam sebulan bisa di hitung dengan jari bahkan kadang tidak sama sekali.

Dira tidak tahan udara pengap kantin membuatnya sulit bernapas, apalagi ia memiliki asma ia tidak mau asmanya kambuh apalagi kambuh di sekolah. Sungguh ia tak mau itu terjadi, cukup saat smp saja ia tak mau lagi, sangat memalukan.

Saat dikantin dia duduk di meja pojok bersama teman-temannya. Ia ke kantin membawa bekalnya dan novel baru berjudul "senja". Dira sangat suka dengan senja, ia telah menunggu novel itu sejak 2 bulan yang lalu dan novel tersebut dari ibunya sebagai hadiah karena berhasil masuk peringkat 5 besar di kelasnya.

Bel istirahat baru saja berakhir semua siswa yang sedang sibuk makanpun terpaksa harus menyelesaikan makananya dan kembali kekelas.

Dira dan kawan kawan pun menyelesaikan makannya dan kembali ke kelas. Saking terburu-burunya karena habis ini pelajaran guru killer yaitu Bu Iyam guru matematika nya, Dira hingga lupa membawa novelnya, ia meninggalkan novelnya di meja kantin.

Natha masih asik dengan rokok di mulutnya bersama gank kumpulnya, setelah ini pelajaran kimia tapi nikmatnya Bu Dewi tidak masuk karena suaminya dirawat dirumah sakit.

Natha hendak membeli minum ke kantin Pak Bejo, ia membuang putung rokoknya dan menginjaknya. saat berjalan mata tertuju pada novel yang berada 4 meja di depannya. Ia menghampiri meja tersebut dan membukanya. Sungguh sejujurnya Natha sangat malas tapi seperti ada magnet yang menarik tubuhnya ke novel tersebut.

"senja" ucap Natha dengan tampang berfikir, entah apa yang ada di fikirannya, ia pun membawa novel tersebut dan melanjutkan jalan membeli minumannya.

Ia membuka novel tersebut dan terpana saat melihat tanda tangan pemiliknya

"woiii Nath!!! Lo baca novel ? EGILAA NATHA BACA NOVEL GUYS BENTAR LAGI KIAMAT!!" ledek Abi

" wkkwkw sialan juga lo! Kaga ini gue nemu di meja depan, kayaknya pemiliknya lupa bawa novelnya. Setau gue ini novel langka kasihan pemiliknya" ujarnya.

"anjirrr!!! Sejak kapan lu peduli Nath, kwkwkw " ledek Abi.

"kayaknya Natha lagi kesurupan setan alim dah" ledek angga

"hahaha bawel lu pada, dah ah mending kita introgasi Abi sama cewe yang dia ajak kencan kemarin hahahaha" balas Natha untuk menghindari ejekan teman-temannya.

Bel masuk pelajaran pun berbunyi
Dira yang berada di toilet segera bergegas menuju kelas. Pak Sri telah menunggu di kelasnya. Ketika ia berjalan menuju kelasnya Dira bertemu Natha tanpa menggunakan alas kaki.

Natha tersenyum pada Dira "Hai Dir"

Dira membalas senyum, matanya tertuju pada kaki Natha yang kesakitan, mungkin karena ia berjalan tanpa menggunakan alas kaki. "Sepatu lo kemana?"

"Biasa di sita Bu Iyam " balas Natha dengan sikap santainya.

"Gue ada sendal di locker tp warna pink, lo pake aja dari pada laki lo kapalan nanti"

"Hah pink? .. Hmm yaudah deh gpp" Natha menerima tawaran Dira, ya siapa tau setelah itu ia bisa dekat dengan Dira, sekedar teman mungkin ? Atau lebih? Entah ia pun tak tau.

"Ambil aja di locker gue no 12 , gak gue kunci kok lockernya, gue buru-buru nihh Pak Sri udah di kelas, gue duluan ya" bales Dira dan ia pergi meninggalkan Natha.

Natha berjalan menuju locker di depannya. Ia membuka locker Dira dan tersenyum melihat sendal Dira. Natha memakai sendal Dira dan tersenyum jijik melihat dirinya memakai warna pink yang identik warna perempuan. Ketika Natha hendak menutup locker, ia kembali membuka locker tersebut. Natha tertarik dengan pembatas novel di depan matanya.

Bel pulang sekolah berbunyi semua murid membereskan peralatannya masing masing. Dira membereskan buku tapi ia tidak menemukan novel kesayangannya di kolongnya, Dira panik. Bagaimana jika teman kelasnya melihat ia sempat meggambar lelaki dan mencoret coret tulisan galau yang ia selipkan di sisi novel itu. Ia tidak mau anak-anak mengejeknya karena semalem ia sempat galau. Meskipun tidak ada namanya, sungguh hanya dirinya yang suka novel di kelas.

"aaaaaa... novel gue!! Ihh novel gue kok gak ada!! Ihh kemana novel guee..!!" Dira teriak-teriak sendiri mengecek kolong mejanya yang tidak ada novelnya.

" Tari, Khansa, Maway kalian liat novel
gue gak?" tanya Dira sambil terus mencari novelnya.

"hah?novel? novel apaan? Gue ga liat novel lo, tau juga enggak" jawab Tari singkat.

"gue juga gak liat, yakin lo bawa? Lo lupa kali ada dirumah" sahut Mawadah.

"ihhh enggak kok!! se inget gue , gue bawa itu kesekolah"

"yaudah lah Dir mending pulang sekarang trus lo cek dirumah siapa tau ada, kalau ga ada besok lo cari disekolah lagi, yuk ah pulang" ujar khansa sambil menarik tangan Dira.

"yaudah deh....huft" Dira memelas dan pasrah.

Dira dan kawan-kawan pun kembali pulang. Dira berharap ia bisa menemukan novel "senja" nya di rumah.

Jangan lupa comment dan vote ya:(:(

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang