11

2.1K 102 6
                                    

Hari ini langit begitu cerah, Dira pun sangat semangat berangkat kesekolah, ia pun berangkat sangat pagi hari ini, bukan bukan karena ada pr yang ingin ia contek, entah ia ingin saja berangkat pagi moodnya sangat bagus hari ini.

Bel masuk pun berbunyi, siswa-siswa masuk dan duduk di bangkunya masing-masing, hari ini teman sebangku Dira Nindi tidak masuk alhasil ia harus duduk sendiri, tak apalah ia masih bisa menghabiskan waktunya dengan novel.

Pak Rudi pun masuk kedalam kelas dan memberitahu bahwa akan ada anak baru di kelasnya. Suasana kelas pun mulai heboh murid-murid pun menanyakan jenis kelamin anak baru Tersebut, sungguh Dira pun tak  perduli lihat saja ia masih asyik dengan novel baru yang ia miliki. Pak Rudi pun menyuruh anak baru tersebut masuk dan mengenalkan diri sontak cewe cewe di kelas pun berisik saat anak baru tersebut masuk

"Silahkan nak, perkenalkan diri kamu" ujar pak Rudi terhadap anak baru tersebut.

"Hai guys, kenalin nama gue Ramatirta ardiansyah. Gue pindahan dari amerika Panggil gue Rama"

Sontak saat mendengar nama tersebut Dira langsung berhenti membaca novelnya dan menatap kearah depan tersebut. Sungguh ini mimpi buruk!! Tidak ini tidak mungkin! Bagaimana mungkin!! Dira yakin ia pasti sedang bermimpi sekarang ia pasti sedang mimpi buruk sekarang. Ia mencubit tanganya, tidak! Ia sedang tidak bermimpi! Ah sungguh ia mau pindah sekolah saja. Ia menatap Rama dengan tatapan benci

"Baik nak Rama silahkan duduk dibangku kosong di belakang, di samping Adira" ujar pak Rudi sambil tangannya menunjuk bangku di sebelah Dira.

Rama berjalan menuju bangku sebelah Adira, wanita yang ia rindukan selama 3 tahun ini, ia sungguh menyesal dengan apa yang terjadi saat itu, ia mencari-cari Adira tapi entah 2 tahun ia mencari ia tak ketemu hingga akhirnya ia menemukan Adira disini disekolah milik kakeknya, sungguh ia sangat rindu dengan wanitanya itu, ia sangat ingin memeluknya dan mendengarkan cerita panjang lebarnya seperti dahulu kala, saat wanita itu pergi karenanya.

"Hai Dir" sapanya ia mencoba mencairkan suasana kembali, suasana tegang diantara mereka berdua

Dira hanya diam menatap novel didepannya, sungguh ia tak perduli dengan lelaki disampingnya, lelaki yang ia benci kini berada di sampingnya duduk disampingnya setelah 3 tahun menghilang dan 3 tahun tanpa kabar dan 3 tahun menyakitinya dengan santainya ia bersikap seperti tidak pernah ada yang terjadi diantara mereka. Sungguh lebih baik ia pulang sekarang! Andai ia bisa

Bel istirahat pun berbunyi, semua siswa keluar kelas dan menuju kantin sekedar nongkrong bersama teman ataupun mengisi perut yang kosong akibat energi yang terkuras selama belajar di kelas, tapi tidak dengan Dira yang biasanya tidak suka dengan kantin, kini ini ingin pergi kesana ataupun kemana pun asal tidak di kelas, asal tidak berada dekat dengan Rama! Sungguh ia sangat muak melihat mukannya.

Saat ia bangun dan hendak keluar dari bangkunya tangan Rama pun mendarat  di tangannya dan menahannya.
"Dir sungguh maafin gue, gue nyariin lo 2 tahun ini, gue tau gue salah gue minta maaf Dir, please maafin gue" ujarnya memelas dan memohon pada Dira.

"Lepasin tangan  gue" Dira pun mencoba melepaskan tangan Rama dan pergi keluar, entah kemana ia berlari sungguh ia hanya ingin berlari keluar sekarang entah kemana pun itu asal tidak bertemu Rama. Ia berlari sambil menangis, ia berlari ke atas, ke lantai paling atas sekolah miliknya, entah ia rasa ini tempat paling tepat untuknya sendiri meskipun banyak mitos beranggapan lantai ini cukup horror karena gudang di lantai ini.

Ia pun menangis dan berteriak mencoba meluapkan semuanya, rasa sesak yang menghampirinya. 3 tahun sudah ia coba melupakan semua kenangan tentang Rama dan kini lelaki itu datang dengan gampangnya memunculkan batang hidungnya di hadapannya.

Natha pun yang  mendengar suara tangis dan teriakan dari dalam gudang tempatnya menghabiskan waktu sendiri penasaran dengan apa yang terjadi di luar. Ia membuang putung rokok  dan menginjaknya, ia berjalan kearah luar dan menemukan Dira dengan mengerikan menangis disana, Natha pun berlari menuju Dira.

"Dir... Lo kenapa??"tanya Natha sambil memegang pundaknya. Dira pun langsung memeluk Natha  dan menyenderkan kepalanya di pundak Natha ia menangis di pundak Natha, Natha pun membiarkan Dira menangis di pelukannya, ia mengusap rambut Dira mencoba menenangkannya.

"Tenang ya, tenang ada gue disini"ujar
Natha sambil terus mengelus rambut Dira menenangkan cewe tersebut. Tangan satunya mengepal geram entah siapa yang membuat Dira menangis sampai begini, ia tidak akan tinggal diam.

" Udah dir, ayo mending lo ikut gue" Natha membawa Dira pergi. Ia Natha tau jam pelajaran sekolah masih berlangsung sungguh ia tak perduli ia harus membawa Dira pergi, ia tak mau anak-anak lain melihat Dira dengan keadaan seperti ini. Ia meloncat pagar atas rooftop dan mendarat di halaman belakang jalan gang rumah sempit bersama Dira.

Motor Natha melaju kencang di jalanan ibu kota yang kini sepi, motornya melaku kencang ke arah utara dan berhenti di apartementnya. Ia membawa Dira ke rooftop apartementnya

Ia duduk bersama Dira di bangku yanh disediakan di rooftop apartementnya, tak lupa ia membawa ice cream coklat kesukaan Dira. Dira pun mengambil ice cream tersebut dan menatap bengong melihat suasana didepannya

"Jadi tadi lo kenapa?" Tanya Natha, sungguh ia sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Dira, yang membuat dadanya sesak.

Dira hanya diam ia masih diam sambil menyantap ice creamnya dan melihat suasana didepannya, sedangkan Natha terus memandangkan ia tidak ingin memaksa, seketika Dira pun memberhentikan makan ice creamnya dan tetap memandang kedepan

"Rama, kini ia muncul lagi dan sekelas sama gue" ujar Dira sambil meremas bungkus ice cream di rangan kirinya dan muka kesalnya. Ia melempar bungkus ice cream tersebut "arghhhh!!"

Natha memeluk Dira, entah ia tidak suka melihat Dira seperti ini, rasanya sungguh sakit. Ia membiarkan Dira menangis di pundaknya ia tau saat wanita menangis bukan berarti ia lemah tidak sanggup menahan, melainkan pertahanannya sudah tak sanggup menahan bendungan air matanya.

"Tenang Dir, ada gue yang selalu ada buat lo" tangan Natha pun mengepal.
Liat aja lo Ram, gak akan gue biarin lo sakitin Dira lagi.

************

btw karena gue mau uas dan kegiataan menjelang ujian praktek , TO UN dll penuh ga ada waktu kosong gue jadi bakal jarang uptade lama, but please kindly share ur comment dan masukannya yaa:) thank you guys

27 january 2016

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang