35

1.5K 67 12
                                    

Dira sudah siap-siap akan berangkat menuju rumah sakit. Kemarin ia bertemenu Natha dan mengobrol banyak dengannya. Sudah lama Dira tak saling berbagi kisah cerita. Seketika Dira pun teringat akan wanita yang Natha selamatkan dan berada terbaring dirumah sakit. Dira sudah bilang kepada Natha akan berkunjung kerumah sakit. Dira berjalan mengambil handphone-nya yang terletak di meja belajar. Dira memesan sebuah taxi, tak ada supir dirumahnya dan rasanya tak mungkin jika ia harus berjalan menuju rumah sakit meskipun ia tau rumah sakit tersebut. Tak lama sebuah taxi berhenti di depan pagar rumahnya. Dira menghambil tas nya dan tak lupa berpamitan pada ibu. Mobil taxi tersebut melaju menuju arah rumah sakit. Tak butuh waktu lama untuk sampai dirumah sakit. Sebelum memasuki rumah sakit, Dira pun menyempatakan membeli parsel buah yang di jual di sekitaran rumah sakit. Rasanya tak enak jika ia harus datang dengan tangan kosong.

Dira berjalan menuju lantai 8 rumah sakit. Kata Natha, Dea dirawat di lantai 8 kamar 303. Ternyata kamar rumah sakit disini sangat membingungkan, belum lagi aroma bau obat-obatan sangat menyeruak di hidung. Akhirnya setelah lama, Dira sampai di kamar 303. Kamar tersebut pun tampak terbuka. Baru saja suster keluar dari ruangan tersebut. Dira berdiri di depan pintu, langkah kakinya terhenti melihat pandangan di depannya. Di dalam tampak Natha sedang berpelukan dengan seorang wanita dengan infus ditangannya, pasti itu Dea yang Natha sebut. Pelukan mereka pun sangat erat, Dira dapat melihat jelas Dea sangat nyaman berada dalam pelukan Natha. Sebuah ciuman pun mendarat di rambut Dea. Seukir senyum terukir di muka Dea dengan lehernya yang tenggelam dalam nyamannya pundak Natha. Entah sudah berapa lama ia berdiri terdiam menatap di depannya hingga Dea menyadari kehadirannya dan melepaskan pelukannya dengan Natha.

"Natha itu ada orang di depan pintu" Ujar Dea sambil melepaskan pelukannya.

Natha pun menengok ke arah pintu kamar rumah sakit Dea, Dira pun sedang berdiri di depan san\

a. Dira memakai celana jeans, dengan tangtop hitam di balut dengan cardigan motif. Tangannya membawa parsel buah.

" Eh Dir, sini masuk jangan diem aja di depan pintu"

Sebuah senyum terukir. Namun kali ini matanya tak bisa di bohongi. Sebuah sinar luka tampak jelas di mata coklat indahnya. Kalian pasti taulah rasanya jadi Dira kan? Melihat orang yang kau cintai sedang berpelukan dengan wanita lain dan menciumnya di depan matamu sendiri. menyakitkan. Mungkin sekarang hatinya sudah retak. Bahkan air matanya hendak keluar saat pertama kali ia melihat adegan tersebut. Hatinya teriris, bagaikan luka di tetesi jeruk nipis. Perih. Dira meletakan parsel tersebut di meja yang terletak di samping ranjang Dea.

" aku Dira, sahabatnya Natha" Dira menyodorkan tanggannya kepada Dea.

"aku Dea. Senang bertemu dengan mu Dira. Seharusnya kamu tak perlu repot-repot membawakan parcel buah segala" balas Dea,

Seketika Dira teringat kejadian dahulu saat ia melarikan diri saat dirinya diculik. Saat Dira sudah berhasil kabur dari angkot yang hendak menyulik dan memperkosannya, Dira pun lari sebisa mungkin menuju jalan raya dan meminta pertolongan orang-orang. Dira berlari-lari meninggalkan hutan yang sangat sepi tanpa kehidupan tersebut. Sebuah keberuntungan, ia melihat sebuah mobil. Dira memcoba memberhentikan mobil tersebut. Dira menstop mobil tersebut dan meminta bantuan untuk membawanya pergi keluar dari hutan. Dan orang tersebut adalah Dea. Dea yang membantunya saat itu. Dea lah malaikatnya saat itu. Sekarang bibirnya kelu, rasanya ia belum bisa memberitau soal tersebut. Ia lebih memilih diam.

"Ah tidak apa-apa. Tidak merepotkan kok. Semoga kamu cepat sembuh dan pulih ya"

Natha. Satu nama yang membuat hatinya perih. Kalian tau? Tangan Natha masih menggenggam Dea dengan tatapan Dea ke Natha sangat jelas sinar bahagia terukir disana, rasanya kehadiran Dira hanya mengganggu aktivitas mereka. Dengan sekuat tenaga, Dira menahan air mata dan ukiran senyumnya. Bagaimanapun juga ia tak boleh menampakan kesedihannya. Bukankah ia tak punya hak untuk cemburu?

" aku gak bisa lama-lama nih soalnya ada janji, maaf ya. Semoga cepat sembuh ya" ujar Dira sambil mengelus pundak Dea. "maaf ya aku harus pergi, semoga cepat sembuh ya Dea"

Dira keluar dari ruangan dan berlari tak menentu dengan air matanya yang terus menetes. Bagaimana bisa selama ini ia menggangap hanya dirinya seakan sudah mendapatkan Natha.

Detik itu, detik menyakitkan itu. Setiap detik yang terjadi tadi seakan terulang menampakan luka di hati. Seakan berusaha mengingat bagian yang coba ku lupakan . Apa yang sebenarnya selama ini terjadi. Apa yang kamu cari selama ini. Kamu yang berusaha meraihku dan menjatuhkan ku?

Pada detik itu, aku memilih tetap membuka mata hingga semua tampak sangat nyata. Kemudian waktu berlalu dan menyadarkan ku.

Apa yang salah?

Tapi kini aku sadar. Tidak pernah ada yang salah. Justru selama ini kamu tidak pernah ada disitu. Kamu tidak pernah benar-benar menyukai ku seperti katamu. Kamu tidak pernah benar-benar menyukai pelukan ku dan wangi parfum ku. Kamu tidak pernah bermimpi tentang ku.

Kamu hanya ingin memiliki teman. Kamu hanya ingin memiliki seseorang yang ada untuk mu. Seseorang yang memiliki waktu untuk mu, tak perduli dengan perasaan mu yang sesungguhnya. Karena kamu tak suka sendirian. Kamu butuh orang yang punya ruang untukmu.

Perih itu, kini terulang kembali.

Kejadian itu, rasa sakit beberapa tahun silam. Kau membuka luka itu lagi. Luka yang ku kira kau lah yang menutupnya.

aku tidak pernah menyangka, obrolan yang tadinya biasa saja menjadi sesuatu yang selalu aku tunggu kedatangannya. Denganmu, segala hal menjadi menyenangkan,semua tawa seakan menjadi candu.

Aku menemukan kebahagianku dan kesedihanku secara bersamaan. Ku temukan kau berada di titik kebahagianmu namun perih menghampiri setelah itu.

Kelemahan ku adalah jatuh terlalu cepat dengan mu. Tanpa melihat waktu. Kelemahanku adalah membiarkan diriku jatuh. Tanpa mimikirkan rapuh yang mungkin akan kau taruh.

*************************************

alhamdulilah bisa ngelanjutin lagi, mashaallah super sibuk. buat part selanjutnya aku PRIVATE ya. jadi buat kalian yang mau baca harus follow aku dulu, kalau ga muncul juga part nya kalian remove dari library kalian trus add ulang:)  semoga kalian suka yaa ceritanya, semoga juga dapet feel nya, inshaallah kalau ada waktu nanti di lanjutin lagi. jangan lupa terus vote dan comment ya karena vote dan comment kalian sangat berharga buat nyemangatin aku:)

Adira [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang