15. Matcha

1.5K 161 5
                                    

Sesuai janji ya gue update senin :"3
Selamat berbaperan ria ya heuheu :")
Jangan lupa vomment ya, biar gue makin semangat untuk update cepet :"V
Xoxo
Youngkerbell




"Kalo emang nggak mau diceritain nggak apa-apa, jangan dipaksain kalo itu cuman bikin kamu sedih."


Siang itu, tepat di hari senin dan sudah genap mereka kenal selama lima hari. Tidak seharipun dalam lima hari itu mereka tidak bertemu. Entah ditakdirkan atau tidak, sejak pertama kali bertemu kebiasaan mengunjungi kafe langganan Matcha seolah menjadi kegiatan rutin bagi mereka. Begitu juga kali ini, mereka tengah duduk berhadap-hadapan dibatasi oleh sebuah meja persegi empat. Hanya ada dua jenis minuman yang terdapat diatasnya, dan menyebutkan kedua jenis minuman itu hanyalah sesuatu yang sia-sia.


"Pernah nggak sih kamu ngerasa, kehadiran kamu itu terkadang sesuatu yang harus disesali?" pertanyaan itu keluar begitu saja menenggelamkan kata-kata Hitam sebelumnya. Khusus hari ini, mereka berdua memilih tema sensitif untuk diangkat sebagai topik pembicaraan; sesuatu yang kamu sesali dalam hidup.


"Sekalipun kamu menyesali kehadiran kamu di dunia ini yang mana ngebuat Mama kamu pergi selamanya, bukan berarti itu ngerubah apapun 'kan?" laki-laki itu tersenyum, berharap dapat menularkan senyum itu kepada gadis dihadapannya. Karena sejak mereka mulai membahas topik tadi, air muka Matcha berubah menjadi muram. "Kamu tetap jadi diri kamu yang sekarang dan Mama kamu tetap udah bahagia di surga sana."


Kalimat sederhana yang begitu mulus keluar dari mulut Hitam membuatnya tepekur. Ia mengalihkan tatapannya keatas meja didepannya. Kemana saja, asal tidak bertatapan dengan mata kelam milik laki-laki itu.


"Tapi mau gimanapun rasa sesal itu tetap masih ada, bersarang di tempat yang sama dan berkembang selama beberapa tahun ini."


Hitam melipat kedua tangannya ke atas meja, merendahkan kepalanya agar dapat menyamai wajah gadis itu. Dengan sedikit enggan, Matcha membalas tatapannya. Dan hatinya menghangat bersamaan dengan sedikit senyum di ujung bibirnya ketika mendapati Hitam yang tengah memberikan senyuman menenangkan.


"Terkadang, disaat kamu menyesali keberadaan kamu, di tempat lain, entah dimana, bisa aja seseorang bersyukur akan kehadiran kamu." Kemudian Hitam mengusap pelan puncak kepala gadis itu yang begitu mudah ia gapai dengan tangannya. "Dan salah satu orang yang mensyukuri kehadiran kamu adalah seseorang yang sekarang ada dihadapan kamu."









Begitu selesai mengatakan maksud dan tujuannya Matcha menghela napas dalam. Takut-takut ia melirik Athar yang menjulang sekitar dua meter didepannya. Tidak ada reaksi apapun yang dapat dipahaminya selain wajah datar dan biasa saja. Padahal, Matcha baru saja mengatakan ingin mengakhiri hubungan mereka dan mengatakan mereka lebih baik menjadi teman saja.


Namun, hingga kini setelah kurang lebih delapan menit─yang hanya diperkirakan oleh Matcha─laki-laki itu masih saja bungkam. Ia hanya menatap lurus-lurus kepada Matcha yang mana gadis itu lebih memilih menjatuhkan pandangannya ke ujung sepatu Adidas yang ia pakai.


Tarikan napas yang dilakukan oleh Athar terdengar samar dari tempat Matcha berdiri. Ia mendengar laki-laki itu menarik napas beberapa kali sebelum suara rendahnya terdengar. "Kenapa tiba-tiba?"


"Aku udah mikirin ini sejak beberapa hari yang lalu kok." Jawabnya begitu cepat, menghantarkan kembali suasana mereka dalam diam.


"Kamu udah nggak suka aku lagi?" Tanya Athar setelah terdiam cukup lama.


Gadis itu menggeleng, menberikan rentang waktu beberapa detik sebelum menyuarakan pikirannya. "Aku suka kok sama kamu, tapi sebagai temen. Dan aku nggak mau dianggap permainin perasaan kamu." Apalagi selama ini pikiran aku dipenuhi sama Bian, Bian, dan Bian.


"Apa kamu lagi suka sama cowok lain?"


Bbang! Pertanyaan sederhana yang benar-benar tepat sasaran dan sukses membuat Matcha kehilangan kata-kata.


Diamnya Matcha membuat laki-laki itu kini memahami alasan kenapa Matcha meminta untuk mengakhiri hubungan mereka yang bahkan belum genap sebulan.


Kenapa seolah cinta pertama dikutuk untuk berakhir tragis?










"Karena pada dasarnya, Tuhan nggak akan begitu aja buat manusia bahagia. Dan dengan gagal akan cinta pertama mengajarkan manusia untuk lebih berusaha dan berubah menjadi lebih baik kedepannya." Jawab Hitam sore itu, masih di hari senin yang sama tetapi pembahasan mereka kini sudah berubah. Masih seputar hal yang sensitif seperti; cinta pertama yang selalu gagal.


"Tapi banyak kok yang di luar sana pasangan yang bahagia dengan cinta pertamanya." Sangkal Matcha.


Hitam tersenyum, terlihat menikmati topik pilihan mereka kali ini. "Percaya atau nggak, banyak manusia yang berpikir baru pertama kali merasakan cinta ketika pada kenyataannya mereka selalu jatuh cinta hanya saja dengan perasaan yang berbeda-beda."


Penjelasan laki-laki itu membuat Matcha memiringkan sedikit kepalanya, berpikir karena ia sama sekali tidak paham dengan kata-kata Hitam barusan. "Maksudnya?"


"Jatuh cinta itu adalah hal yang sederhana." Terangnya, lalu Hitam kembali melanjutkan sebelum Matcha mencoba untuk menginterupsinya. "Ada cinta yang sederhana, cinta diam-diam, cinta yang menggebu-gebu, cinta yang egois, dan cinta yang selalu mengalah. Dan setiap orang akan merasakan cinta pertama, bahkan ketika mereka tanpa sadar sudah merasakan tiga jenis cinta yang berbeda. Jadi, seseorang bisa saja merasakan beberapa kali cinta pertama namun dengan rasa yang berbeda."


Mata gadis itu terpejam, memahami dalam-dalam kalimat Hitam yang sarat akan makna. Sesuatu di dalam rongga dadanya seakan berteriak dan siap melompat keluar dari tenggorokkannya. Laki-laki dihadapannya ini benar-benar mengagumkan. Bagaimana bisa ia merangkai kata luar biasa itu?


"Jadi," ucap Matcha masih kebingungan bagaimana caranya merangkai kata. Ia sungguh terpukau dengan jawaban yang diberikan oleh Hitam. "Kamu pernah ngerasain cinta yang mana?"


"Cinta yang tidak tahu diri." Matcha mengangkat kedua alisnya, meminta Hitam untuk menjelaskan jenis cinta yang baru saja diucapkannya. "Cinta yang tidak pada tempat seharusnya. Contoh sederhananya seperti; aku yang jatuh cinta sama kamu."



28 Maret 2016

Matcha Black CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang