“Jadi, kamu udah fix ya sama desain yang itu?” Tanya Zendra di tengah-tengah makan malam kepada Matcha. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban karena saat ini ia tengah mengunyah makanannya. “Tumben, papa kira desain ini bakalan kamu tolak lagi. Soalnya yang ini jauh lebih simpel dari desain-desain sebelumnya.”
Matcha menjangkau gelas tinggi yang berisi air putih di sisi kirinya, meminumnya sebelum kemudian menjawab, “karena itu aku pilih yang ini, yang sebelum-sebelumnya terlalu ribet. Kenapa mesti ribet kalo yang simpel tetap bisa bagus?”
Laki-laki paruh baya itu mengangguk. “Bukan karna desainnya dominan warna ijo kan?” selidiknya, ia memperbaiki letak kacamatanya sesaat lalu menatap putri kesayangannya yang langsung menggeleng.
“Kalo warna bukan masalah, kan aku bisa request. Yang penting desainnya sesuai sama kemauan aku, gitu pa.”
“Bukan karna desainer-nya yang ganteng?”
Pun gadis itu mengerutkan keningnya. “Emang iya ganteng? Kenal juga enggak.” Matcha mengibaskan tangannya, tidak memikirkan lebih lanjut apa yang dikatakan oleh papanya barusan. “Lagian aku nggak peduli, kan aku udah punya Athar.” Lanjut Matcha sambil menggerakkan alisnya lucu. Diseberangnya Zendra tertawa yang beberapa detik kemudian disusul oleh tawa gadis itu.
“Jadi ceritanya udah nggak di php-in lagi sama Athar?” tanyanya dengan suara yang penuh kasih sayang. Jika 99% orang tua akan melarang anaknya untuk berpacaran ─apalagi di masa-masa sekolah─maka Zendra adalah 1% nya yang membebaskan putri semata wayangnya untuk menjalin cinta. Menurut Zendra tidak ada salahnya anak abege berpacaran, selagi masih dalam batas wajar maka tidak perlu di larang. Asalkan tetap tahu kewajiban untuk belajar, tahu hal baik dan hal buruk yang boleh atau tidaknya di lakukan. Dan kepada Matcha, Zendra memberikan seratus persen kepercayaannya itu.
Makan malam mereka berlanjut sambil diselingi dengan perbincangan ringan khas orangtua dan anak. Meskipun Zendra seorang pengusaha yang sibuk, tapi dia tidak sekalipun melupakan kewajibannya untuk selalu memperhatikan Matcha. Bagaimana pun situasi dan kondisinya Zendra selalu menyempatkan diri untuk makan malam bersama anaknya itu. Meski tak jarang terkadang setelah selesai makan malam ia kembali ke kantor karena masih ada pekerjaan yang belum selesai.
Tipikal orang tua idaman.
***
Sabtu malam, yang mana biasanya dihabiskan oleh anak muda untuk berkencan dengan pacarnya atau sekedar berkumpul bersama teman-teman. Tak jauh berbeda dengan Hitam, laki-laki itu tengah menghabiskan sabtu malamnya di sebuah klab. Meskipun jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi kehidupan malam sepertinya belum merasa lelah. Kebisingan musik menemani sabtu malam mereka semua.
Beberapa jam yang lalu, Pak Zendra mengabarinya bahwa desain yang mereka berikan di terima oleh anaknya. Jadi tidak sampai satu jam setelahnya, uang sebesar 300 juta langsung masuk ke rekening miliknya. Karena itulah kini dia berada di klab, ia dan Rizal mentraktir semua karyawan kantornya. Tentu saja untuk seusia mereka restoran atau kafe bukanlah tempat yang tepat. Maka disinilah mereka semua berakhir, di sebuah klab yang sudah disesaki oleh banyak orang yang mana beberapa diantara mereka lupa diri.
“Jadi, besok hari perpisahan nih ceritanya?” Rizal bertanya dengan mengeraskan suaranya agar tak teredam suara musik.
Tepat di depannya, Hitam sedang meneguk segelas vodka yang baru saja ia tuang. Laki-laki itu mengangguk, entah karena mendengar pertanyaan Rizal atau karena mengikuti dentuman musik. “Udah nggak ada alesan lagi buat ketemu.” Jawabnya tak kalah kencang, ia kembali meneguk vodka di tangannya sampai kandas tak tersisa.
Hitam meletakkan gelas kosong tersebut dengan menyentakkannya, hingga terdengar dentingan yang cukup keras. Untung saja karyawan kantor─yang hanya berjumlah kurang dari sepuluh orang─lainnya memilih menyibukkan diri di lantai dansa. Sehingga tinggallah mereka berdua yang masih memilih untuk berkutat dengan minuman alkohol diatas meja.
“Bukan karna dia udah jadian sama cowok yang namanya Athar itu?” pertanyaan Rizal yang tepat sasaran menghentikan gerakkan Hitam yang hendak kembali mengisi gelas kosongnya dengan vodka. Mata sehitam langit malamnya menatap Rizal sengit. Kesal karena laki-laki itu bisa mengetahui apa yang ia rasakan. Rizal sendiri juga diberitahu oleh Hitam bahwa sepertinya Matcha sudah berpacaran dengan teman sekolahnya yang bernama Athar, laki-laki yang pernah ia temui beberapa hari yang lalu saat menjemput Matcha. Seandainya Matcha tidak memasang status nama ‘Athar’ dengan emotikon hati di blackberry messenger, mungkin sampai saat ini Hitam tidak akan pernah tahu bahwa mereka telah resmi jadian. “Gue rasa, coba untuk dekat sama Matcha nggak ada salahnya kok, selagi janur kuning belum melengkung, selama tenda biru belum berdiri, sebelum perutnya buncit berisi dedek bayi, sah sah aja kok buat lo deketin dia.”
“Satu-satunya alesan gue deketin dia karna proyek 300 juta ini, dan sekarang kita udah dapet jadi buat apa lagi gue tetep deketin Matcha?”
Rizal menggeleng ketika untuk kesekian kalinya Hitam meneguk vodka. Hitam benar-benar dewa jika berurusan dengan alkohol, bahkan disaat sudah habis bergelas-gelas, tanda-tanda bahwa laki-laki itu sudah teler pun tidak terlihat.
“Jangan bilang karna faktor umur?” tebak Rizal lagi yang entah kenapa selalu tepat sasaran. Bahkan tanpa disadarinya Hitam mendengus karena temannya yang satu ini berbakat menjadi cenayang. Bisakah ia bertanya kepada Rizal, berjodohkah dirinya dengan Kendall Jenner? Ingatkan Hitam untuk menanyakan hal itu suatu hari nanti.
“Mungkin itu salah satunya.”
“Cinta nggak memandang usia brader, lo nggak usah se─desperate ini lah.”
Hitam menggoyangkan telunjuk kanannya, memberikan gesture penolakan akan pendapat Rizal. “Tetep aja, beda usia kita itu udah nggak bisa di tolerir. Beda 14 tahun itu luar biasa banget, gue udah dapet mimpi basah gue bareng Selena Gomez waktu dia baru aja belajar ngomong.”
Hmzzzzzzzzz :|
Luar biasa ternyata hitam udah tuing :"V
Hitung coba kira kira umur hitam berapa kalo beda 14 tahun sama matcha?16 Maret 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha Black Coffee
Teen FictionTHIS STORY CREATED AND WRITTEN BY ME ARE NOW ON 'PRIVATE'. TO READ AND ACCESS THIS STORY PLEASE FOLLOW ME FIRST OR MAYBE YOU SHOULD TO READ THE "PLEASE READ!" TO KNOW HOW TO READ THIS STORY. THANK YOU. SYNOPSIS ON FIRST CHAPTER. 28 FEBRUARI 2016