Aku sampai di rumah tepat pada 16.47 saat aku melihat jam dari layar handphoneku. Setelah sampai di rumah, aku segera berlari ke arah kamar dan merebahkan tubuhku diatas tempat tidurku.
Masih tergambar jelas di benakku kejadian beberapa waktu lalu. Saat aku dan Romeo mulai berdekatan karena peristiwa botol minum. Lucu, kan? Seseorang yang menjadi dekat karena sang pria memberikan kembali botol milik sang wanita.
"Lo ngapain sih? Kok senyam-senyum?"Suara kak elvi mengagetkanku dan membuatku berhenti berimajinasi.
Tiba-tiba saja sudah kulihat dia duduk di pinggir tempat tidurku.
"Ih kepo banget lo! Lo gak kuliah?"
"Udah pulang. Tuh ada orang dateng. Katanya sih mau ngajakin keliling lapangan komplek."
"Keliling komplek? Siapa?"
Dengan cepat, tanpa mengganti baju seragamku, aku segera turun mencari tahu siapa yang datang.
"Loh? Ro..meoooo....?" Kataku dengan kagetnya. Aku melihat dia berdiri di depan pintu saat aku masih mengarah menuju ruang tamu.
"Kenapa gak masuk?" Tanyaku binggung.
"Kakak kamu bilang jangan masuk dulu. Ya gue diem disini."
Aku terpaku binggung sambil tersenyum melihat ekspresi Romeo yang kelihatan binggung.
"Gue mau ngajak lo jalan. Lo mau kan? Nagih janji kemarin." Tanyanya dengan senyuman.
"Eh? Sorry. Lo gak salah ngomong kan rom? Kan gue belum jawab."
"Ya enggak lah. Yuk?" Katanya tiba-tiba sambil menarikku.
"Gue ambil hp dulu kali rom. Lagian gue masih pakai seragam. Lo buru-buru banget heheh." kataku dengan sambil menahan kakiku untuk tidak mengikutinya lebih dahulu. Kulihat dia mulai berbalik dan menatapku dari atas hingga bawah. Dia pun melepaskan tangannya dari tanganku.
"Eh iya lupa. Gue terlalu semangat buat megang tangan lo."
Deg. Deg. Deg.
Romeo sialannnnn!!!!! Kenapa harus saat inii?!
"Yaudah guu... eee... ke kammm..arrr bentar yaa.." kataku dengan nada gugup dan dengan cepat akupun ke kamarku.
Ku masukkan barang yang ku perlukan ke dalam tas kecilku. Dan akupun mengganti bajuku denggan baju lengan panjang dan celana jeans. Dan dengan cepat akupun turun kembali ke bawah.
Sesampainya aku di bawah, romeo langsung menarikku keluar. Sungguh, genggaman tanggannya sanggatlah lembut. Genggamannya seperti berkata bahwa aku tidak boleh kemana-mana.
Di bukakannya pintu mobilnya untukku dan akupun mengucapkan terima kasih. Setelah duduk dengan posisi pas, langsung ku kenakan seatbelt ku. Aku takut jika dia yang harus memakaikannya. Karena ini bukan film drama romantis dimana sang pria mendekatkan wajahnya sambil memasangkan seatbelt milik wanita-nya.
"Jangan benggong muluuu kali lolyy. Lo gugup ya jalan sama gue hahahah?" Katanya sambil tertawa.
"Enak aja. Lo kali yang gugup hahaha." balasku sambil memukul bahunya pelan.
Diapun menjalankan mobilnya entah ke mana dia akan membawaku.
***
Dia memberhentikan mobilnya di area parkir sebuah funland. Waw. Apa ini tidak salah?
"Yuk!" Ajak romeo sambil mengaitkan tanganku di lengannya. Sungguh ini sanggat menyenangkan. Aku bisa sedekat ini dengannya. Ini tak pernah ku duga sebelumnya. Mungkin Tuhan telah mengabulkan doaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONENESS
Teen FictionAku tak pernah merasakan apa arti CINTA. Yang aku tahu itu hanya sekumpulan bahagia sementara yang berakhir dengan sakit. Dia, orang yang ku perjuangkan. Tanpa kata. Tanpa banyak berucap. Aku hanya ingin dia. Walau aku tak pernah menatap matanya. Wa...