three : you and your friends

526 13 0
                                    

****

"Pagiii lolyyy." Kudengar seseorang menyapaku dari arah kiriku saat aku berjalan mendekati kursiku.

"Eh iya. Selamat pagii juga keira." Ucapku sambil tersenyum dan langsung duduk ke kursiku yang ada di sebelah bangku keira.

Aku meletakkan tasku di atas meja dan duduk dengan posisi menutup wajahku dengan kedua tangan.

"Kamu sakit?" Kurasakan seseorang memegang pundakku dan berbisik lembut.

Aku mengangkat kepalaku, melihat keira yang melihatku dengan tatapan khawatir.

"Enggak kok. Cuma ngantuk aja." Kataku sambil tersenyum kerahnya.

"Oohh gituu. Kalau gitu aku ke kantib dulu. Kamu mau nitip sesuatu?"

Kugelengkan kepalaku. Setelah tersenyum, kulihat dia melangkah pergi meninggalkanku.

Dan, benar saja, tadi malam aku tak bisa tidur dengan nyenyak karena hasil screenshoot percakapan Yola dengan Romeo semalam. Foto itu mampu membuatku menahan kantuk hingga pukul 3 pagi tadi. Dan kalian pasti tahu seberapa besar rasa kantukku saat ini.

Tiba-tiba seseorang mengelus rambutku dari belakang. Dan dengan gerakan refleks, akupun menoleh ke arah orang itu dan menatapnya tajam.

"Lo jangan keseringan giniin gue deh tian. Gue entar baper loh lo giniin tiap pagi." Kataku dengan nada kesal

"Yaelah baru aja gue mau bilang selamat pagi, elo malah nyerocos deluan. Sett dahh." Katanya dengan senyum sambil duduk di bangku ivana di sebelahku yang masih kosong.

"Ada apa lagi nih?"tanyaku padanya to the point.

"Udah lah gak usah banyak tanya. Gue capek jawab pertanyaan yang ujung-ujungnya sulit buat dijawab. Eh tumben gak ke jendela? Ada apaan nih" tanyanya lagi padaku.

"Lagi males aja nih. Mager. Udah gih sana pergi. Nanti kalau lo ngomong gak jelas lagi gue panggil BANGSAT nih. Atau enggak kepsek dan bilang kalau lo berbuat hal tak senonoh di sini." kataku sambil mendorong badannya.

"Yaelah. Masih aja lo manggil bang satpam dengan kata itu? Aneh lo. Yaudah gue ke luar dulu deh. Main basket. Dadahh." kata tian sambil menepuk rambutku dan mulai berjalan pergi.

Chris dan tian itu teman ku yang menurutku kegilaannya akut. Christoffer dengan gaya gokilnya. Dan Tianbrata dengan tingkahnya yang usil. Mereka adalah anggota basket di sekolah. Ya bisa dibilang mereka famous. Sedangkan aku, aku hanya seorang cewek yang memiliki rambut lurus lewat bahu. Badan sedikit tinggi. Dan hidung yang mancung. Aku tidak populer dan tidak ingin populer. Aku hanya cewek penyuka cokelat dan es krim. Suka novel dan suka pada ROMEO.

"Terus aja ngelamun. Biar kunti-kunti yang disini masuk semua ke elo." Kata chris memudarkan lamunanku.

"Eh elo. Gue lagi ngelamunin lo aja nih." Kataku sambil tertawa dan menatapnya dengan puppy eyes.

"Eh serius. Aduhhhh eloo ngebuat gue nge-fly deh hahaha. Kayak habis makan ganja." kata chris sambil mencubit gemas pipiku.

"Ih ngomong lo itu!"kataku sambil memukul tangannya.

"Eh iya maaf. Maaf. Oh iya, Nanti lo kawanin gue main basket ya pas pulang? Ada romeo juga loh nanti" ujar chris sambil mengedipkan mata kanannya.

"Yaudah iyaaa." Balasku sok tak bersemangat.

***

14.30

Cuaca siang ini terasa menyengat. Aku duduk di pohon akasia ditemani novel ku yang membuatku merasa tak bosan menunggu chris. Dia ada disana sedang men-dribble bola basket yang sejak tadi mereka mainkan. Tapi setelah setengah jam lebih aku disini, tak ku lihat romeo disana.

Seketika rasa bosanku muncul karena tak ku temukan juga sosok romeo. Akupun memutuskan untuk mengambil iphod chris yang berada dalam tasnya. Karena tadi dia menitipkan tasnya kepadaku.

Lagu photograph - ed sheeran melantun syahdu di telingaku. Akupun mulai bersenandung kecil mengikuti lirik lagu.

So yo can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin' me closer
Till our eyes meet

Senandungku pelan. Hampir tak terdengar. Tapi saat aku sedang fokus dengan lagu dan novelku, aku merasakan seperti ada seseorang yang duduk di sebelahku. Ketika kulihat ke arah kananku. Ku lihat chris dengan wajah cemberut duduk di sebelahku.

Aku menatapnya dengan binggung. Kulepaskan sebelah headset ku.

"Kenapa lu?" Tanyaku padanya.

"Kenapa chris?" Tanyaku lagi dengan muka seperti orang bego yang tak tahu apa-apa.

Chris tak menjawab apa-apa. Tiba-tiba saja dia menggendong tasnya kearah bahu kanannya. Kurasakan tiba-tiba dia meraih pergelangan tanganku. Dan menarikku dengan spontan.

"Lo kenapa sih?" Kulepaskan pegngannya dari pergelangan tanganku.

"Gue gak mau cerita sekarang! Dan gak mau cerita di sini! Kita pulang sekarang!" Ucap chris setengah berteriak dan langsung menarik pergelangan tanganku lagi. Aku segera menarik tasku dan menggendongnya seperti chris. Kupegang novel dan iphod chris tanpa berpikir untuk memasukkannya kedalam tasku.

Sekilas aku melihat ke arah lapangan dan mendapati rey, romeo, dan ari menatap ke arah kami dengan tatapan merendahkan. Sungguh. Aku juga binggungsejak kapan Romeo dan teman-temannya ada disana.

Aku binggung dengan apa yang terjadi sebenarnya. Tapi, Lebih baik aku pergi pulang saja dan mengikuti kemauan chris saat ini. Dan aku akan bertanya padanya nanti.

ALONENESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang